Memancing Rezeki

Oleh: Tri Wuryanto Susanto, S.P. (Sekretaris PRM Gumiwang dan Mahasiswa Sekolah Tabligh PWM Jawa Tengah di Banjarnegara)
Setiap makhluk yang diciptakan di muka bumi telah dijamin rezekinya oleh Allah SWT. Keyakinan ini adalah bagian dari tauhid. Namun, Islam mengajarkan bahwa rezeki tidak datang begitu saja, melainkan harus dijemput melalui dua cara: Ikhtiar Fisik (bekerja keras) dan Ikhtiar Spiritual (amalan-amalan yang disyariatkan).
Jika ikhtiar fisik adalah usaha menanam benih, maka ikhtiar spiritual adalah upaya menyirami dan memupuk benih tersebut agar tumbuh subur dan berbuah lebat. Inilah yang kita sebut sebagai “Memancing Rezeki” — menggunakan amalan sebagai magnet spiritual penarik keberkahan.
Para ulama merangkum beberapa amalan yang secara eksplisit disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadis sebagai kunci untuk melancarkan dan meluaskan rezeki. Pertama, istighfar. Seringkali, dosa dan maksiat yang kita lakukan tanpa sadar menjadi “sumbatan” yang menghalangi derasnya aliran rezeki dan keberkahan. Amalan istighfar (memohon ampunan) dan taubat berfungsi membersihkan sumbatan tersebut.
Allah SWT berfirman, menirukan seruan Nabi Nuh A.S. kepada kaumnya:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا * يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا * وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
Artinya: “Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun (istighfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu 1sungai-sungai.'” (QS. Nuh [71]: 10-12)
Ayat ini secara gamblang menghubungkan istighfar dengan empat keberkahan dunia: hujan (kesuburan), harta yang banyak, keturunan, serta kebun dan sungai (kemakmuran). Ini menunjukkan bahwa istighfar adalah kunci utama untuk membuka keran rezeki.
Kedua, sedekah. Dalam perhitungan manusia (matematika dunia), harta akan berkurang jika dikeluarkan. Namun, dalam perhitungan Allah (matematika langit), harta yang disedekahkan justru akan dilipatgandakan dan diganti. Allah SWT berfirman:
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
Artinya: “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’ [34]: 39)
Rasulullah SAW bersabda dalam Hadis Qudsi, Allah berfirman: “Hai anak Adam, berinfaklah kamu, niscaya Aku berinfak (memberikan ganti) kepadamu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sedekah, terutama sedekah jariyah (wakaf), adalah investasi yang manfaatnya akan terus berbalik kepada pelakunya, meluaskan rezeki dari jalan yang tidak pernah disangka-sangka.
Ketiga, takwa dan tawakal. Takwa (menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya) adalah kunci master yang Allah janjikan secara langsung akan membuka jalan keluar dari kesulitan dan mendatangkan rezeki tak terduga (min haitsu laa yahtasib). Allah SWT brfirman dalam QS. At-Talaq: 2-3:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ * وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Artinya: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. At-Talaq [65]: 2-3)
Tawakal (berserah diri setelah berusaha maksimal) adalah buah dari takwa. Rasulullah SAW bersabda, andai kita bertawakal sebenar-benarnya, Allah akan memberi rezeki, sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung yang berangkat pagi dalam keadaan lapar dan kembali sore hari dalam keadaan kenyang.
Selain tiga magnet utama di atas, ada amalan sunnah lain yang sangat dianjurkan untuk memancing rezeki yakni sholat dhuha. Dalam Hadis Qudsi, Allah berfirman: “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada permulaan siang (Dhuha), niscaya Aku akan mencukupi kebutuhanmu pada hari itu.” (HR. Al-Hakim & Thabrani).
Selain dhuha, kita juga dianjurkan untuk menyambung silaturahmi yaitu menjaga hubungan baik dengan kerabat. Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Memancing rezeki dalam Islam bukan berarti meninggalkan kerja keras, melainkan mengaitkan usaha duniawi kita dengan kekuatan spiritual yang tak terbatas. Rezeki yang terbaik bukanlah yang paling banyak, melainkan yang halal, berkah, dan mencukupi (qana’ah). Dengan konsisten mempraktikkan istighfar, sedekah, dan takwa, kita bukan hanya menarik harta, tetapi juga menarik ketenangan jiwa, kesehatan, dan keberkahan dalam hidup, yang merupakan esensi dari rezeki yang sempurna.



