Artikel

Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah

Oleh : Masyhuda Darussalam,M.Pd (Alumni Sekolah Tabligh PWM Jateng)

Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah

(Masyhuda Darussalam,S.Pd,M.Pd 1558269 Alumni Sekolah Tabligh PWM JATENG)

Salah satu perwujudan dari Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah adalah melaksanakan kerjasama dalam kebaikan dan ketakwaan. Sebagaimana perintah Allah dalam surat Al-Maidah ayat 2:

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِۖ

Artinya : Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.

Kerjasama dalam hal kebaikan dan ketakwaan merupakan bentuk dari pelaksanaan dakwah. Kita sebagai umat islam harus senantiasa bekerjasama dengan siapa saja. Mengapa kerjasama itu harus dilakukan? karena kita menyadari bahwa manusia di seluruh dunia ini ada yang punya kelebihan tetapi juga ada yang punya kelemahan. Sehebat apapun keberadaan seseorang atau potensi yang dimiliki sangat hebat, tapi pasti dia memiliki kelemahan, atau memiliki kekurangan.

Sebaliknya sesederhana apapun seseorang, dia pasti punya kelebihan. Dalam Islam kelemahan dan kelebihan bukan untuk menjadikan seorang menghina yang lain dan bukan menjadikan seseorang menjadi rendah diri. Tetapi kita manfaatkan secara positif untuk saling melengkapi dan saling menguatkan. Jadi yang punya kelebihan itu membantu kepada yang mempunyai kekurangan. Sementara yang punya kekurangan bisa berpartisipasi membantu orang yang punya kelebihan. Sebab dibalik kelebihan juga ada kekurangan.

Oleh karena itu, kerjasama diantara kita bahkan sesama umat Islam bukan hanya sesama umat Islam tapi sesama umat manusia itu sangat diperlukan dalam rangka dakwah islam Amar ma’ruf nahi munkar. Sehingga dalam kerjasama itu semua pihak saling mendapatkan keuntungan, saling mendapatkan kebaikan, saling mendapatkan kenikmatan, sehingga hidup bersama menjadi semakin bermakna dan menjadikan semuanya semakin bahagia. Seandainya orang itu bahagia maka akan mudah untuk lapang dada, kalau mudah lapang dada maka mudah memahami kelebihan dan kekurangan orang lain. Untuk apa ? untuk saling bersinergi dalam hal kebaikan dan ketakwaan dan kita dilarang untuk bekerja sama tolong-menolong dalam urusan permusuhan dan dosa.

Terkait dengan pentingnya tolong-menolong antara sesama manusia Rasulullah SAW berpesan kepada kita. Ada 3 hal, yang pertama Nabi mengatakan : “Barang siapa menghilangkan kesulitan hidup orang yang beriman di dunia maka dia akan dihilangkan kesulitan hidupnya di hari kiamat”. Kemudian yang kedua “Barang siapa yang memudahkan urusan saudaranya di dunia maka dia akan dimudahkan urusannya di dunia maupun di akhirat. Dan yang ketiga “Barang siapa yang menutup aib saudaranya sesama muslim maka dia akan ditutup aibnya baik di dunia maupun di akhirat.

Dari tiga hal ini menjadi perkara yang sangat penting di dalam perkara membangun pergaulan yang harmonis di dalam masyarakat. Betapa indahnya kalau di antara kita saling membantu untuk menghilangkan kesulitan hidup yang dihadapi oleh sesama saudara kita. Kemudian kesulitan hidup orang itu macam-macam, sehingga kita bisa membantu orang lain menghilangkan kesulitannya menurut apa yang kita mampu. Mungkin membantunya sangat sederhana tetapi sangat bermakna bagi orang yang dibantu. Contohnya orang haus lalu kita berikan segelas air putih luar biasa jadi kesulitan hidup yang bernama haus itu diselesaikan oleh saudara kita. Sehingga dengan cara yang sederhana ini kita nanti dijamin oleh Rasulullah SAW akan dihilangkan kesulitan hidup di akhirat.

Kemudian yang kedua memudahkan urusan bagi orang lain. Kita berhubungan dengan orang lain baik terkait dengan hutang piutang dengan muamalah duniawiyah yang lain. Kita diperintahkan supaya memberikan kemudahan bukan malah mempersulit. Jangan menggunakan adagium yang seperti sering kita dengar “Kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah”. itu berarti memanfaatkan kesempitan dalam kesempatan. Jadi ini sama sekali tidak dibenarkan, justru apabila orang lain punya persoalan kita mudahkan untuk menyelesaikan itu apalagi khususnya persoalan yang berhubungan atau terkait dengan diri kita maka kita diperintahkan untuk memberikan kemudahan.

Contohnya begini, seseorang berhutang kepada kita pada saat yang seharusnya mengembalikan hutang. Tetapi, belum punya uang untuk mengembalikan. Maka kita diperintahkan untuk memudahkan. Dengan cara bagaimana? Cara paling hebat dengan melunaskan hutang itu, paling tidak seandainya tidak bisa melunaskan yaitu dengan cara menunda pembayaran hutang tanpa memberi beban. Kalau menunda pembayaran hutang tetapi memberi beban itu namanya riba. Oleh karena itu, Islam menganjurkan kepada kita sekalian untuk memudahkan urusan dengan orang lain. Kalau kita itu berurusan dengan orang lain kita memberikan kemudahan maka kita akan dimudahkan urusannya oleh Allah.

Hal ini tidak perlu dipikir yang rumit-rumit insyaallah setiap orang yang senang memudahkan urusan dengan orang lain, itu pasti menikmati kemudahan, kelancaran di dalam hidup. Praktikkan saja Insyaallah akan mendapatkan kemudahan seperti itu. Sebab janji rasul tidak mungkin salah, Rasul pasti benar janjinya akan terbukti kalau kita menaatinya.

Kemudian yang ketiga “Barang siapa yang menutup aib saudaranya sesama muslim maka dia akan ditutup aibnya di dunia maupun di akhirat” bukan suatu cara yang mudah, sebab orang itu umumnya cenderung suka untuk membuka aib orang lain. Kalau aibnya sendiri malah tidak tahu, tapi aib orang lain mudah kelihatan. Nabi memberikan nasihat kepada kita untuk menutup aib orang lain. Kalau kita tahu, kita mengetahui saudara punya aib, punya cacat, maka sebaiknya kita tidak mengucapkan cacat orang lain itu kepada siapapun. Cukup pengetahuan untuk diri kita, untuk disimpan, tidak dibuka lagi disimpan lalu dibuka pada saat dibutuhkan. Kalau disimpan dibuka pada saat dibutuhkan itu namanya kita menyandera seseorang dengan aibnya. Islam tidak menghendaki seperti itu, tetapi Islam menghendaki agar aib orang lain tidak terbuka. Jadi kalaupun tahu seolah-olah tidak tahulah, kalaupun ada orang yang menanyakan tidak usah dibahas, tidak usah dijawab. Apabila hal ini dilakukan insyaallah kita hidupnya akan bahagia.

Rasulullah SAW juga mengatakan: “Berbahagialah seseorang yang sibuk dengan kekurangannya sendiri sehingga tidak sempat melihat aib orang lain, tapi kalau orang itu sibuk dengan aib orang lain maka hidupnya akan selalu menderita. Karena apa? Karena setiap bertemu orang, yang dicari-cari hanya kekurangannya kalau tidak ketemu dicari terus sampai diada-adakan. ini adalah sesuatu yang tidak baik dalam pergaulan dan membebani dirinya sendiri. Mungkin orang lain tidak tahu tetapi yang bersangkutan akan terbebani oleh asumsi dan pikirannya sendiri. Oleh karena itu, marilah kita laksanakan nasihat dan ajaran dari Rasulullah SAW berusaha semaksimal kemampuan untuk menutup aib orang lain.

Sebab kalau kita suka membuka aib orang lain hampir pasti kita sendiri juga akan terbuka aibnya. Kalau kita menutup insyaallah kita akan tertutup aib kita, Allah akan menutup aib kita baik dunia maupun di akhirat.

Dalam hadits ini Rasulullah SAW menutup dengan satu kalimat yang menarik. Allah akan senantiasa memberikan pertolongan kepada hambaNya selama hamba itu menolong saudaranya. Jadi ini kalimat pendek yang luar biasa kalau kita ingin mendapatkan pertolongan dari Allah, maka yang kita lakukan adalah menolong saudara kita baik sesama muslim dan sesama umat manusia. Seberapa pertolongan Allah itu akan datang kepada kita tergantung kepada seberapa kita memberikan pertolongan kepada orang lain. Maka Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah, salah satu perwujudannya adalah dengan tolong-menolong diantara sesama kita, dan Muhammadiyah menggerakkan dan mengajak semua pihak untuk saling bekerja sama, saling tolong-menolong dalam urusan kebaikan dan taqwa. Mungkin perwujudannya itu sederhana misalnya, ada kawan kita pada saat tertentu kehabisan kuota hp-nya. Sehingga hanya minta tolong tethering, hal itu sudah memberikan pertolongan yang luar biasa yang tadinya tidak bisa komunikasi dengan siapapun sehingga persoalannya itu menjadi buntu hanya dengan tethering mungkin hanya 5 sampai 10 menit sudah sangat menolong, banyak persoalan yang tadinya buntu menjadi ketemu jalan keluarnya.

Marilah kita betul-betul bekerja sama, tolong-menolong, saling membantu. Kita laksanakan dengan sebaik-baiknya dari persoalan yang sederhana sampai persoalan yang rumit. Sebaiknya betul-betul kita berusaha bekerja sama dan saling menolong. Sekali lagi kita beri garis bawah, Nabi Muhammad SAW memberikan 3 hal yang harus kita upayakan terkait tentang pentingnya tolong-menolong: 1. Hal yang pertama adalah kita diperintahkan supaya menghilangkan kesulitan yang dihadapi oleh saudara kita. 2. yang kedua memudahkan urusan yang dihadapi oleh saudara kita yang terkait dengan kita. Jadi kalau ada orang berusaha berurusan dengan kita, kita itu memudahkan bukan menyulitkan. 3. kemudian yang ketiga kita diperintahkan supaya menutup aib orang lain. Kalau orang lain itu berani menutup aib orang lain pasti orang itu selalu produktif dengan apa yang dilakukan. Perwujudan dari perintah Allah, tolong-menolonglah kamu dalam urusan kebaikan dan taqwa. Semoga kita sekalian bisa mengupayakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga pergaulan di masyarakat ini semakin baik dan semakin harmonis.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button