
Jangan pernah meremehkan orang-orang yang menghafal Al-Qur’an. Mereka bukan sekadar mengulang-ulang huruf dan kata, tetapi sedang berjuang menyucikan hati dan ruhani mereka. Dari setiap bacaan yang mereka lantunkan, dari setiap huruf yang mereka hafalkan, Allah memberikan pahala yang berlipat-lipat.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ أَفْضَلَ عِبَادَةِ أُمَّتِي قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ
“Sesungguhnya ibadah yang paling utama dari umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Imân)
Bayangkan, para penghafal Al-Qur’an itu, sejak awal mereka mengulang-ulang satu ayat berkali-kali. Dan setiap huruf dari Al-Qur’an itu bernilai pahala besar. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ: (الٓـمّٓ) حَرْفٌ، وَلَكِنْ: أَلِفٌ حَرْفٌ، وَلَامٌ حَرْفٌ، وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah, maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)
Jadi, ketika seorang penghafal Al-Qur’an mengulang satu ayat 10 kali, itu bukan pengulangan kosong—itu adalah penggandaan pahala hingga ratusan kali. Dan lebih dari itu, mereka sedang membersihkan hati mereka dari noda dan kotoran ruhani. Karena Al-Qur’an itu suci, dan tidak bisa tinggal di hati yang kotor oleh dosa, maksiat, kesyirikan, kedengkian, kemunafikan, dan penyakit-penyakit hati lainnya.
Ketahuilah, setiap penghafal Al-Qur’an sedang menata hatinya agar layak menjadi tempat bersemayamnya firman Allah. Mereka tidak hanya menghafal, tapi juga berjuang menjadi bersih.
Jangan anggap remeh mereka. Jangan sebut mereka pengangguran atau tidak produktif. Mereka adalah orang-orang yang sibuk bersama Al-Qur’an, sibuk membersamai cahaya Allah, sibuk menjadi bagian dari barisan orang yang Allah muliakan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ كَبِيرَنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا، وَيَعْرِفْ لِقَارِئِ الْقُرْآنِ حَقَّهُ
“Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua, tidak menyayangi yang lebih muda, dan tidak mengetahui hak orang yang membaca Al-Qur’an (menghafalnya).”
(HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
إِنَّ مِنْ إِجْلَالِ اللَّهِ تَعَالَى: إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ، وَحَامِلِ الْقُرْآنِ، غَيْرِ الْغَالِي فِيهِ، وَالْجَافِي عَنْهُ، وَإِكْرَامَ ذِي السُّلْطَانِ الْمُقْسِطِ
“Sesungguhnya termasuk memuliakan Allah adalah memuliakan orang Muslim yang beruban (karena usia), penghafal Al-Qur’an yang tidak berlebih-lebihan terhadapnya dan tidak pula berpaling darinya, serta memuliakan penguasa yang adil.” (HR. Abu Dawud, no. 4843)
Mereka telah memasukkan huruf demi huruf Al-Qur’an ke dalam hati. Dan insya Allah, dengan izin Allah, pengamalan akan mengikuti hafalan mereka. Karena Al-Qur’an bukan hanya untuk dihafal, tetapi juga untuk diamalkan.
Dan jangan menuntut mereka untuk langsung sempurna. Kita pun belum tentu bisa melakukan seperti mereka. Mereka sedang berjalan, sedang bertumbuh, dan mereka punya cahaya di jalan mereka.
Ingatlah, surga itu bertingkat-tingkat, dan tingkatannya sesuai dengan hafalan dan bacaan Al-Qur’an. Rasulullah ﷺ bersabda:
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ: اقْرَأْ وَارْتَقِ، وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا، فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
“Akan dikatakan kepada orang yang hafal Al-Qur’an: Bacalah dan naiklah (di surga), dan tartillah sebagaimana engkau mentartilnya di dunia. Karena kedudukanmu (di surga) sesuai dengan ayat terakhir yang kamu baca (hafal).”(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Muliakanlah para penghafal Al-Qur’an. Doakan mereka. Jangan remehkan mereka. Karena mereka adalah manusia pilihan yang diberi kemuliaan untuk menjaga kalam-Nya. Dan semoga kita pun diberi taufik untuk mencintai Al-Qur’an dan para penjaganya.
Cilacap, 22 Juli 2025




