OrganisasiTuntunan

Maklumat Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Mengenai Penyesuaian penetapan 1 Ramadan 1447 Hijriah

Maklumat No. 01/MLM/1.1/B/2025 dari Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, mengenai penyesuaian penetapan 1 Ramadan 1447 Hijriah dan penjelasan ilmiahnya:

Penetapan Tanggal 1 Ramadan 1447 H:
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah meninjau ulang data astronomis global dan memvalidasi parameter Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).

Hasilnya, ditetapkan bahwa 1 Ramadan 1447 Hijriah jatuh pada hari Rabu Legi, 18 Februari 2026 Masehi. Penetapan ini merupakan koreksi dari kalender cetak Muhammadiyah versi awal, yang menyatakan 1 Ramadan 1447 H jatuh pada hari Kamis Pahing, 19 Februari 2026 M. Koreksi ini dilakukan untuk menjaga akurasi ilmiah, integritas keilmuan, serta komitmen terhadap prinsip kebenaran dan konsistensi dalam penetapan waktu ibadah.

Parameter dan Data Astronomi:
Awal bulan baru ditetapkan berdasarkan dua parameter sesuai dengan keputusan Tanfidz Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 86/ΚΕΡ/1.0/Β/2025 dan hasil Muktamar Turki 2016 tentang penyatuan kalender Hijriah:

  1. Parameter Kalender Global 1 (PKG 1): Awal bulan dimulai jika, sebelum pukul 24:00 UTC di wilayah mana pun di dunia, telah terpenuhi dua syarat: Ketinggian Bulan ≥ 5∘ saat matahari terbenam dan Elongasi Bulan ≥ 8∘.
  2. Parameter Kalender Global 2 (PKG 2): Jika syarat di atas terpenuhi setelah pukul 24:00 UTC, maka awal bulan tetap dimulai dengan ketentuan: Ijtimak di New Zealand terjadi sebelum fajar, dan parameter di atas terjadi di wilayah daratan benua Amerika.

Untuk 1 Ramadan 1447 H, data astronomis menunjukkan bahwa PKG 1 tidak terpenuhi. Namun, PKG 2 terpenuhi karena syarat ketinggian Bulan >5∘ dan elongasi Bulan >8∘ tercapai setelah pukul 24:00 UTC. Ijtimak terjadi sebelum fajar di New Zealand (pukul 16:06:13 UTC). Syarat di atas terpenuhi di daratan benua Amerika, antara lain di wilayah barat laut Alaska dengan koordinat 56∘48′49′′ LU | 158∘51′44′′ BB.

Data astronomi untuk koordinat tersebut adalah: Matahari Terbenam pada 18 Februari 2026 pukul 03:43 UTC, Ketinggian bulan 05∘23′01′′, dan Elongasi 08∘00′06′′. Verifikasi melalui perangkat lunak HisabMu menunjukkan bahwa kawasan tersebut memenuhi kriteria untuk ditetapkan sebagai awal bulan secara global.

Perdebatan Mengenai Kawasan yang Diperhitungkan:

Kawasan di Alaska yang memenuhi kriteria ini, karena letaknya yang sangat dekat dengan Samudera Pasifik, termasuk kawasan yang diperdebatkan. Otoritas penentuan awal bulan di Turki, Diyanet, yang juga menggunakan parameter KHGT, menetapkan bahwa kawasan ini tidak diperhitungkan. Diyanet menjelaskan bahwa wilayah yang memenuhi Parameter Kalender Global (PKG) berada di Kepulauan Aleutian dan Fox di Samudera Pasifik, yang secara geografis dipandang terpisah dari daratan Amerika. Alasan lain yang ditambahkan adalah karena kawasan tersebut memiliki kepadatan penduduk yang sangat rendah. Oleh karena itu, menurut Diyanet Turkiye, 1 Ramadan 1447 H jatuh pada tanggal 19 Februari 2026 M.

Sikap Muhammadiyah:
Berdasarkan verifikasi Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, sejumlah wilayah yang memenuhi PKG, seperti Semenanjung Alaska (56∘48′49′′ LU | 158∘51′44′′ BB) dan kawasan lainnya seperti Chevak, Tununak, Hooper Bay, Togiak, Kipnuk, dan Port Heiden, secara administratif merupakan bagian dari Amerika Serikat dan secara geografis masih bagian dari daratan utama Benua Amerika. Oleh karena itu, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah memandang bahwa wilayah tersebut layak dijadikan dasar dalam penetapan awal Ramadan menurut KHGT.

Muhammadiyah menghormati pandangan Diyanet sebagai bagian dari ijtihad, namun memandang bahwa alasan “kepadatan penduduk” tidak tercantum sebagai parameter resmi dalam Konferensi Penyatuan Kalender Hijriyah di Turki tahun 2016. Penambahan kriteria tersebut dapat menimbulkan pertanyaan terkait konsistensi dan kejelasan metodologis dari KHGT itu sendiri.

Berdasarkan rapat internal pada Senin, 26 Muharam 1447 H / 21 Juli 2026 M, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah memutuskan tidak dapat menerima pemberlakuan syarat tambahan “kepadatan penduduk” sebagai dasar untuk menunda masuknya bulan Ramadan menjadi tanggal 19 Februari 2026 M. Keputusan ini bertujuan untuk menjaga konsistensi terhadap parameter resmi yang telah disepakati secara global.

Sebagai bagian dari klarifikasi lebih lanjut, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah juga telah menghubungi Fiqh Council of North America (FCNA), lembaga yang juga menggunakan KHGT. Informasi pada situs web FCNA menunjukkan bahwa mereka menetapkan 1 Ramadan 1447 H pada tanggal 18 Februari 2026 M, selaras dengan penetapan Muhammadiyah.

Sikap dan Langkah Lanjutan:
Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah akan terus menjaga komunikasi terbuka dengan seluruh pihak yang menggunakan kriteria KHGT, mendorong upaya penyamaan persepsi agar interpretasi terhadap parameter global menjadi sinkron, dan mengajak seluruh elemen umat Islam untuk menggunakan sistem kalender ini sebagai alat pemersatu umat dalam penetapan waktu-waktu penting keagamaan.

Maklumat ini ditutup dengan harapan agar Allah SWT senantiasa membimbing ikhtiar dalam membangun kehidupan keagamaan yang teratur, berdasarkan pijakan syar’i dan ilmiah, serta menguatkan ukhuwah di antara umat Islam. Juga, ajakan untuk menjadikan Kalender Hijriah Global Tunggal sebagai media persatuan dan langkah menuju peradaban Islam yang lebih berkemajuan.

Yogyakarta, 27 Muharam 1447 H / 22 Juli 2025 M

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button