IbadahTuntunan

Dahsyatnya Shalat Tahajud

Ibadah Malam yang Mengangkat Derajat Manusia di Sisi Allah SWT

Oleh : Subehi (Mahasiswa Sekolah Tabligh PWM di Banjarnegara)

1. Pendahuluan

Shalat tahajud merupakan ibadah sunnah yang sangat agung dan menjadi salah satu amalan paling utama setelah shalat wajib. Ia termasuk ke dalam kategori qiyamul lail, yakni ibadah malam yang dilakukan dengan berdiri menghadap Allah SWT dalam shalat, berzikir, dan membaca Al-Qur’an.

Dalam Tuntunan Amal Ibadah Muhammadiyah disebutkan bahwa tahajud adalah shalat sunnah yang dilakukan setelah tidur malam dan sebelum waktu Subuh tiba.

Warga Muhammadiyah dianjurkan menjadikan shalat tahajud sebagai bagian dari pembinaan pribadi muslim yang sejati, sebagaimana ditegaskan pula dalam Pedoman Pendidikan AIK bahwa ibadah malam memperkuat hubungan spiritual dengan Allah dan melahirkan kepribadian berakhlak mulia.

2. Dalil Al-Qur’an Tentang Keutamaan Shalat Tahajud

Banyak ayat Al-Qur’an yang menegaskan keutamaan ibadah malam. Di antaranya:

a. QS. Al-Isra’: 79

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ عَسَىٰ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا

“Dan pada sebagian malam hari bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”

Ayat ini menegaskan bahwa tahajud adalah ibadah tambahan (nafilah) yang menjadi jalan menuju maqām mahmūd, yakni kedudukan terpuji di sisi Allah SWT.

b. QS. As-Sajdah: 16–17

تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ ۝ فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّا أُخْفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Lambung mereka jauh dari tempat tidur, mereka berdoa kepada Tuhan mereka dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (berbagai nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.”

Ayat ini menggambarkan jiwa para ahli tahajud yang rela meninggalkan kenyamanan tidur demi berjumpa dengan Allah SWT. Balasan bagi mereka adalah kenikmatan yang tidak terbayangkan oleh manusia.

c. QS. Adz-Dzariyat: 17–18

كَانُوا قَلِيلًا مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ ۝ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan pada akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah.”

Ayat ini menunjukkan bahwa memohon ampun di waktu sepertiga malam terakhir adalah ciri orang bertakwa. Inilah waktu paling mustajab untuk beristighfar dan memohon rahmat Allah.

3. Hadis-Hadis Shahih Tentang Keutamaan Shalat Tahajud

Beberapa hadis sahih menjelaskan betapa dahsyat keutamaan shalat tahajud:

a. Hadis Riwayat Muslim (no. 1163)

“Afdhalus shalati ba’dal faridhati shalatu al-lail.”

“Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.”

b. Hadis Qudsi Riwayat Bukhari dan Muslim

Rasulullah SAW bersabda:

“Tuhan kita turun ke langit dunia setiap malam ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lalu Dia berfirman: ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, akan Aku beri. Siapa yang memohon ampun kepada-Ku, akan Aku ampuni.’”

(HR. Bukhari no. 1145, Muslim no. 758)

Hadis ini menunjukkan bahwa waktu tahajud adalah waktu turunnya rahmat dan pengabulan doa.

c. Hadis Riwayat Tirmidzi

“Hendaklah kalian melaksanakan shalat malam, karena itu adalah kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian. Shalat malam mendekatkan diri kepada Allah, mencegah perbuatan dosa, menghapus kesalahan, dan menolak penyakit dari tubuh.”

(HR. Tirmidzi no. 3549, hasan shahih)

4. Tata Cara Shalat Tahajud Menurut Muhammadiyah

Menurut Tuntunan Amal Ibadah Muhammadiyah:

Waktu: Dimulai setelah tidur malam hingga menjelang Subuh.

Jumlah rakaat: Minimal dua rakaat dan tidak ada batas maksimal, tetapi Rasulullah SAW biasa melaksanakan 11 atau 13 rakaat, termasuk witir.

Bacaan: Tidak ada doa atau bacaan khusus selain yang biasa dibaca dalam shalat sunnah lainnya.

Niat (dalam hati):

“Aku berniat shalat sunnah tahajud karena Allah Ta’ala.”

5. Waktu yang Paling Utama untuk Tahajud

Para ulama menjelaskan bahwa waktu malam terbagi menjadi tiga bagian:

Sepertiga awal – mulai dari selepas Isya sampai tengah malam.

Sepertiga tengah – dari tengah malam hingga dua pertiga malam.

Sepertiga akhir – dari dua pertiga malam hingga menjelang Subuh.

Waktu yang paling utama untuk tahajud adalah sepertiga malam terakhir, sebagaimana dijelaskan dalam hadis qudsi di atas — karena saat itulah Allah paling dekat dengan hamba-Nya dan doa lebih mustajab.

6. Hikmah dan Keutamaan Spiritual Shalat Tahajud

Dalam Pedoman Pendidikan AIK, dijelaskan bahwa shalat tahajud memiliki dimensi tarbiyah ruhaniyah yang mendalam:

Menumbuhkan keikhlasan karena dilakukan ketika kebanyakan orang tertidur.

Melatih kedisiplinan dan keistiqamahan dalam beribadah tanpa disaksikan orang lain.

Meningkatkan kepekaan sosial, karena orang yang terbiasa bangun malam akan memiliki empati tinggi terhadap penderitaan sesama.

Mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub ilallah) sehingga memperoleh ketenangan batin, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Bangun malam itu kebiasaan orang saleh sebelum kamu, mendekatkan diri kepada Tuhanmu, menghapus dosa, menolak penyakit, dan mencegah perbuatan dosa.” (HR. Tirmidzi)

7. Pandangan Muhammadiyah Tentang Shalat Tahajud

Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah menegaskan bahwa shalat tahajud adalah ibadah sunah muakkadah — sangat dianjurkan untuk diamalkan secara istiqamah. Dalam Tuntunan Amal Ibadah Muhammadiyah, disebutkan:

“Shalat tahajud merupakan sarana penyucian jiwa, pengokohan iman, dan pembiasaan spiritual agar seorang muslim hidup dalam ketenangan dan keikhlasan dalam beramal.”

Oleh karena itu, warga Muhammadiyah diimbau untuk meneladani Rasulullah SAW yang tidak pernah meninggalkan shalat malam meski dalam kondisi sulit sekalipun.

8. Penutup: Tahajud, Jalan Menuju Derajat Mulia

Shalat tahajud bukan hanya ibadah malam biasa, tetapi jalan menuju kedekatan spiritual dengan Allah dan pintu terbuka bagi pengabulan doa.

Ia merupakan latihan ruhani yang menguatkan iman, menghapus dosa, dan menenangkan jiwa.

Sebagaimana firman Allah SWT:

يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا

“Hai orang yang berselimut, bangunlah untuk shalat di malam hari, kecuali sedikit (dari padanya).”

(QS. Al-Muzzammil: 1–2)

Maka, barang siapa ingin mendapatkan kemuliaan, kekuatan iman, dan ketenangan hati, dirikanlah tahajud di malam yang sunyi, karena di sanalah Allah SWT menanti doa hamba-hamba-Nya yang tulus.

Akses rujukan:

Tuntunan Amal Ibadah Muhammadiyah, Majelis Tarjih PP Muhammadiyah, hlm. 57–60.

Pedoman Pendidikan AIK, Majelis Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah, hlm. 112–114.

Hadis sahih: HR. Bukhari no. 1145, Muslim no. 758, Tirmidzi no. 3549.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button