Artikel

Kapankah Datang Pertolongan Allah (Renungan dari Al-Baqarah: 214)

Oleh : Didi Eko Ristanto

KAPANKAH DATANG PERTOLONGAN ALLAH?
(Renungan dari Al-Baqarah: 214)
Oleh : Didi Eko Ristanto

Apakah kalian mengira akan mudah masuk surga,
tanpa luka?
tanpa air mata?
tanpa ketakutan dan guncangan?
tanpa diuji seperti mereka yang datang sebelum kalian?

Inilah teguran langit dalam Surah Al-Baqarah ayat 214.
Allah bertanya kepada kita dengan nada penuh kasih:
“Am hasibtum an tadkhuluu al-jannah…”
“Apakah kalian mengira akan masuk surga?”

Pertanyaan ini menyentuh titik rapuh dalam hati kita.
Karena seringkali kita berharap, “Aku ingin menjadi orang baik,”
tapi tak ingin diuji.
Kita ingin surga, tapi ingin jalan yang tenang dan nyaman.
Kita ingin akhir yang indah atau Husnul khotimah, tanpa babak belur di tengah perjuangan.

Padahal Allah telah menegaskan:
“…padahal belum datang kepada kalian cobaan seperti yang menimpa orang-orang sebelum kalian. Mereka ditimpa kemelaratan dan penderitaan, dan diguncang hebat…”
(QS. Al-Baqarah: 214)

Mereka bukan orang-orang biasa.
Mereka adalah para Nabi dan pengikut setia mereka.
Orang-orang yang shalih, yang lurus, yang mencintai Allah.
Tapi justru merekalah yang paling berat diuji.
Diuji dengan rasa lapar, kehilangan, penyakit, kemiskinan, tekanan dari orang kafir, bahkan harus mengungsi meninggalkan kampung halaman.

Lalu kita?

Kita sedikit diuji dengan penghasilan yang tak seberapa,
dengan teman yang mengkhianati,
dengan keluarga yang tidak memahami,
dengan pasangan yang sering menyakiti,
dengan ketidakadilan dan fitnah,
lalu kita berkata:
“Ya Allah, aku capek. Aku menyerah.”

Tapi Nabi dan para pengikutnya dulu, yang imannya jauh lebih kuat dari kita,
bahkan sampai terguncang, karena derasnya “hujan badai” ujian.
Hingga mereka berseru dalam rintihan penuh harap:
“Mataa nasrullah?”
“Kapankah datang pertolongan Allah?”

Pertanyaan ini bukan cermin putus asa.
Ia adalah bisikan lelah dari hati yang tetap percaya.
Hati yang menanti seberkas cahaya di tengah gelapnya ujian.
Lisan yang masih menyebut nama Tuhan, meski tubuhnya gemetar.

Dan saat itu, Allah menjawab dengan kalimat yang menyejukkan jiwa:
“Alaa inna nasrallahi qariib.”
“Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.”

Ujian itu memang alan Para Pecinta. Lihatlah sejarah.
Nabi Ayyub diuji dengan sakit bertahun-tahun,
Nabi Yusuf diuji dengan godaan, penjara, dan pengkhianatan,
Nabi Musa dikejar Firaun dan ditolak oleh kaumnya,
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dihina, diusir, dilempari batu, dan ditinggal wafat oleh orang-orang tercinta.

Jalan mereka bukan jalan yang mudah.
Tapi mereka tetap sabar. Tetap yakin.
Karena mereka tahu:
surga itu tidak murah.
Jannah bukan untuk mereka yang setengah hati.
Bukan untuk mereka yang menyerah di tengah jalan.

Allah tidak menyuruh kita memastikan menang,
Allah hanya ingin kita berjuang sekuat yang kita bisa.

Hingga kita mulai bertanya, “Kapan pertolongan Itu datang?”
Kita mungkin pernah berada di titik itu:
Saat hidup terasa sempit,
doa belum kunjung dijawab,
dan hati mulai bertanya:
“Ya Allah, aku sudah sabar. Tapi sampai kapan?”

Dan tahukah?
kita tidak sendiri.

Pertanyaan itu juga pernah keluar dari lisan para Nabi.
Tapi mereka tidak menyerah.
Dan akhirnya, pertolongan itu datang.
Dengan cara yang tak terduga,
dengan waktu yang paling tepat.

Kadang Allah menunda pertolongan karena Ia ingin menguji kesungguhanmu.
Kadang Allah lambatkan jawaban doa karena Ia ingin hatimu lebih dekat lagi kepada-Nya.
Dan sering kali, penundaan-Nya bukanlah penolakan, tapi pendewasaan keimanan.

Dan saat waktunya tiba,
segala luka akan sembuh.
Segala tangis akan terbayar.
Dan kita akan tersungkur sujud,
bersyukur, karena tidak menyerah di tengah jalan. Kerena yang bertahan, akan tiba pada tujuan.

Wahai engkau yang sedang lelah,
jika hari ini jalan terasa gelap,
jika malam terlalu panjang,
dan jika ujian ini terasa ingin meremukkanmu…
ingatlah satu hal:

Allah melihatmu. Allah pasti menolongmu.

Dia tahu air matamu yang tak dilihat manusia.
Dia tahu bisikan doamu di atas sajadah yang sepi.
Dia tahu perjuanganmu menahan amarah, menjaga iman, menyembunyikan luka.
Dan Dia sudah berjanji,
“Sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.”
Jangan berhenti. Karena mereka yang terus berjalan, akan tiba.

Al-Baqarah 214 bukan hanya tentang sejarah orang-orang shalih yang diuji,
tapi juga tentang kita yang hari ini masih bertahan.
Ayat ini adalah pelita untuk kita semua,
yang sedang tertatih,
yang sedang menunggu,
yang sedang belajar untuk yakin:
bahwa pertolongan Allah selalu dekat,
meski mata belum melihat,
tapi hati telah mengerti dan meyakini.

“Dan siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan siapa yang bertawakal kepada Allah, maka cukuplah Allah baginya…”
(QS. At-Talaq: 2-3)

Semoga kita menjadi bagian dari orang-orang yang sabar,
hingga akhirnya Allah berkata kepada kita:
“Masuklah ke dalam surga itu karena apa yang telah kamu sabarkan.”

Cilacap, 03 Juli 2025

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button