
Kematian adalah kepastian yang akan dialami setiap jiwa. Dalam Islam, momen sakaratul maut (proses pencabutan nyawa) adalah detik-detik yang sangat berat. Kita memohon kepada Allah SWT agar diberikan husnul khatimah (akhir yang baik) dan dijauhkan dari su’ul khatimah (akhir yang buruk), yaitu kondisi yang menyulitkan dan menyakitkan menjelang kematian.
Berikut adalah lima perkara utama yang dapat menyulitkan kematian seseorang, yang bersumber dari keterangan ulama dan isyarat dalam Al-Qur’an serta Hadis:
- Kematian dalam Keadaan Syirik dan Kekafiran
Syirik (menyekutukan Allah) adalah dosa terbesar yang tidak diampuni jika dibawa mati tanpa taubat. Kematian dalam keadaan ini adalah akhir terburuk dan menjadi penyebab utama sulitnya ruh berpisah dari jasad karena jauhnya dari rahmat Allah.
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ ۚ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An-Nisa’ [4]: 48)
- Terus-Menerus Berada dalam Maksiat Tanpa Taubat
Orang yang gemar bermaksiat dan tidak pernah merasa bersalah atau enggan bertaubat hingga akhir hayat, akan menghadapi kesulitan besar menjelang wafatnya. Maksiat yang terus-menerus mengeraskan hati dan menjauhkan dari petunjuk Allah, sehingga sulit bagi lisan untuk mengucapkan kalimat tauhid di akhir hidupnya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ
“Sesungguhnya seseorang beramal dengan amalan ahli surga pada pandangan manusia, padahal ia termasuk ahli neraka. Dan sesungguhnya seseorang beramal dengan amalan ahli neraka pada pandangan manusia, padahal ia termasuk ahli surga. Sesungguhnya amal itu (dinilai) dengan penutupnya (akhir hayatnya).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menekankan pentingnya akhir kehidupan, yang mana amal buruk yang tidak dihentikan dan ditaubati dapat menentukan akhir yang buruk.
- Keterikatan dan Kecintaan yang Berlebihan terhadap Dunia
Cinta dunia yang melampaui batas (Hubb Ad-Dunya) dan menjadikannya tujuan hidup dapat membutakan seseorang dari akhirat. Pada detik-detik kematian, keterikatan pada harta, jabatan, atau urusan duniawi yang belum terselesaikan akan menjadi hijab dan beban yang menyulitkan. Seseorang yang demikian akan merasa sangat berat berpisah dengan kenikmatan dunia fana.
Rasulullah ﷺ bersabda:
الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ
“Dunia adalah penjara bagi orang Mukmin dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim)
Bagi orang mukmin, dunia seharusnya menjadi tempat menahan diri dan beramal. Jika ia mencintai dunia seperti surga, maka perpisahan dengannya akan sangat menyakitkan.
- Tidak Ikhlas dalam Beramal dan Kemunafikan
Amalan yang dilakukan hanya untuk dilihat dan dipuji manusia (riya’) atau bersikap munafik (beriman di luar, kufur di dalam hati) dapat menyebabkan kesulitan besar. Ketidakikhlasan merusak amal dan memicu siksaan saat sakaratul maut, karena pada hakikatnya ia telah mempermainkan agamanya.
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.” (QS. An-Nisa’ [4]: 145)
- Menunda Taubat dan Meremehkan Kematian
Perasaan aman dari siksa Allah (tidak takut akan kematian) dan kebiasaan menunda taubat dapat menyebabkan seseorang meninggal dalam keadaan lalai dan belum siap. Kematian dapat datang tiba-tiba, dan orang yang terbiasa menunda perbaikan diri akan menyesal pada saat nyawa sudah di tenggorokan.
وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَاۤءَ اَجَلُهَاۗ وَاللّٰهُ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Munafiqun [63]: 11)
Ayat ini adalah peringatan tegas agar manusia segera beramal dan bertaubat sebelum ajal menjemput.
Semua perkara yang menyulitkan kematian pada dasarnya berakar dari jauhnya hati dari Allah SWT dan kecintaan yang salah terhadap dunia. Untuk memperoleh husnul khatimah, seorang Muslim harus senantiasa memelihara keimanan, bertaubat dari dosa, menyibukkan diri dengan amal saleh, dan menjadikan akhirat sebagai tujuan utama hidupnya.
Semoga Allah SWT mengkaruniai kita semua akhir yang baik dan memudahkan kita dalam menghadapi sakaratul maut.




