Artikel

Azbabun Nuzul Surah Al-Kahfi

Oleh : Ust. Didi Eko Ristanto

Bersumber dari: Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir At-Thabari, dan Sirah Ibnu Ishaq

Muhammad ibnu Ishaq meriwayatkan dalam Sirah-nya bahwa latar belakang turunnya beberapa ayat Surah Al-Kahfi berawal dari tindakan orang-orang kafir Quraisy yang ingin menguji kebenaran kenabian Muhammad ﷺ. Mereka pergi menemui para ulama Yahudi di Madinah, karena Yahudi dikenal sebagai Ahli Kitab yang memiliki ilmu dan kitab terdahulu.

Quraisy mengutus dua tokoh mereka, yaitu:
An-Nadr ibn Al-Harith dan Uqbah ibn Abi Mu’ith

Mereka diperintahkan untuk menanyakan tentang Muhammad ﷺ, dan memastikan apakah beliau benar-benar seorang nabi. Sesampainya di Madinah, keduanya berkata kepada ulama Yahudi:

“Kalian adalah Ahli Kitab Taurat. Kami datang kepada kalian agar kalian dapat memberi kami informasi tentang teman kami ini (maksudnya: Muhammad).”

Para ulama Yahudi menjawab:
“Tanyakanlah kepada dia (Muhammad ﷺ) tentang tiga hal. Jika dia mampu menjawabnya, maka dia benar-benar seorang Nabi yang diutus oleh Allah. Tetapi jika tidak, maka dia adalah seorang yang mengada-ada.”

Tiga Pertanyaan dari Ulama Yahudi:
*1. Tentang sekumpulan pemuda yang pergi pada masa lalu dan memiliki kisah luar biasa menakjubkan.*
Maksudnya: Ashabul Kahfi, para pemuda yang beriman lalu lari ke gua untuk menyelamatkan iman mereka.
Jawaban ini diabadikan dalam Surah Al-Kahfi ayat 9–26.

*2. Tentang seorang laki-laki yang menjelajahi bumi dari timur sampai barat.*
Maksudnya: Dzulqarnain, raja saleh yang Allah beri kekuasaan luas.
Jawabannya terdapat pada ayat 83–98 dari Surah Al-Kahfi.

*3. Tentang ruh.*
Pertanyaan ini dijawab dalam Surah Al-Isra’ ayat 85:
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: Ruh itu termasuk urusan Rabbku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.”

Catatan dari Kitab Tafsir Ibnu Katsir:
Dalam Tafsir Ibnu Katsir, disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ ketika ditanya oleh orang-orang Quraisy tentang hal-hal tersebut, beliau menjawab: “Besok aku akan jawab!” tanpa mengucapkan *“insya Allah”*. Maka wahyu pun tertunda selama 15 hari, dan Rasulullah merasa sangat sedih.

Setelah itu, Allah menurunkan Surah Al-Kahfi dan memberi pelajaran tentang pentingnya mengatakan *“insya Allah”* saat berjanji (lihat ayat 23–24).

Cilacap, Jumat 18 April 2025

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button