Teologi Al Ma’un Untuk Saat Ini

Oleh : Masyhuda Darussalam,S.Pd,M.Pd (1558269 Anggota Bidang Dakwah PCPM Muntilan)
Perwujudan teologi Al Maun untuk era sekarang agar kontekstual adalah Persarikatan Muhammadiyah itu sudah punya branding salah satu perwujudan dari teologi Al Maun yaitu lahirnya PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem). PKU itu penolong kesengsaraan umum pada waktu itu yang dilakukan oleh Persyarikatan adalah memberikan pertolongan kepada siapapun yang ditimpa bencana mungkin ada banjir, ada kebakaran, atau kecelakaan di jalan sampai kemudian berkembang maju terus di lembagakan. Ada yang menjadi berbentuk Panti Asuhan dan yang tidak kalah penting adalah berbentuk Rumah Sakit atau Klinik. Sehingga di seluruh Indonesia itu telah berdiri Rumah Sakit PKU Muhammadiyah maupun Aisyiyah yang jumlahnya sangat banyak.
Teologi Al Ma’un itu merupakan ikhtiar dari persyarikatan untuk mewujudkan surat al-ma’un dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang sudah kita sangat pahami surat Al Ma’un itu:
اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ ١
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ ٢
Itulah orang yang menghardik anak yatim
وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ ٣
dan tidak menganjurkan untuk memberi makan orang miskin.
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ ٤
Celakalah orang-orang yang melaksanakan salat,
الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ ٥
(yaitu) yang lalai terhadap salatnya,
الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ ٦
yang berbuat riya,
وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَࣖ ٧
dan enggan (memberi) bantuan.
Inti dari kandungan surat ini adalah Allah SWT memberikan peringatan kepada kita bahwa ada orang yang beragama tapi berdusta. Siapa mereka? yang pertama orang yang menyia-nyiakan anak yatim, kemudian tidak mengajak memberi makan orang miskin, kemudian orang yang rajin salat tetapi dia tidak ingin memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan pertolongan. Itulah pendusta agama yang pada intinya bisa kita simpulkan pendusta agama itu adalah orang yang kesalehan ritualnya tidak tercermin dalam kesalehan sosial. Orang rajin beribadah tetapi hubungan sesama manusianya jelek. Pada zaman sekarang PKU atau Penolong Kesengsaraan Umum itu harus disesuaikan dengan problem yang muncul.
Pada era sekarang Dr.Tafsir ketua PWM Jawa Tengah selalu memberikan inspirasi bahwa problem kehidupan sosial sekarang yang paling besar adalah tenaga kerja atau banyaknya pengangguran. Kalau tidak banyak pengangguran tidak mungkin di negeri ini perempatan jalan, simpang tiga, dekat lampu traffic light itu dijadikan sebagai tempat mata pencaharian. Kalau yang seperti ini hanya ada di negeri kita dan itu mudah menularnya, itu yang sulit. Jadi, kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa tapi itulah realitas yang ada di sekitar kita. Orang kesulitan memperoleh kesempatan mendapatkan pekerjaan. Maka, perwujudan dari teologi Al Ma’un atau perwujudan dari PKU untuk zaman sekarang yang relevan menurut Dr Tafsir adalah industrialisasi, bagaimana membangun perusahaan, membangun pabrik yang bisa menyerap tenaga kerja. Untuk saat ini apabila orang kaya menginfakkan hartanya untuk membangun Masjid, itu sekarang Masjid sudah terlalu banyak. Orang sudah tidak kesulitan lagi untuk mencari Masjid. Bahkan Panti Asuhan itu sekarang sudah kesulitan mencari anak yatim untuk dididik di Panti Asuhan. Maka, yang relevan adalah membangun usaha produktif yang bisa menyerap tenaga kerja yang sebanyak-banyaknya. Karena betul-betul sekarang ini kesulitan mencari pekerjaan itu memang tidak sedikit dialami oleh orang-orang yang memang masih produktif.
Kami menghimbau kepada orang-orang yang hartanya berlebih, kalau ingin mendapatkan pahala yang besar insyaallah, dengan cara mendirikan pabrik atau perusahaan atau apapun kegiatan-kegiatan ekonomi yang bisa menyerap tenaga kerja insyaallah itu nilainya itu sangat tinggi, sangat berharga, bukan hanya di hadapan sesama manusia tetapi juga sangat berharga di hadapan Allah SWT. Maka, penting kita memahami dan mengamalkan ajaran agama itu disesuaikan dengan perubahan zaman, disesuaikan dengan kepentingan zamanya. Kemudian untuk menjawab persoalan yang muncul pada zamannya jadi zaman awal abad ke-20 yang menjawabnya dengan cara seperti itu dengan cara mendirikan Panti Asuhan mendirikan Klinik dan sebagainya. Tetapi, zaman sekarang persoalan yang dialami oleh masyarakat, orang-orang yang masih produktif itu adalah kesulitan untuk mendapatkan mata pencaharian. Kemudian berakibat menjadikan traffic light sebagai tempat mencari mata pencaharian dan banyak hal lagi yang dilakukan oleh masyarakat, yang seharusnya tidak perlu melakukan tindakan seperti itu.
Kita sebagai bagian dari masyarakat Indonesia diharapkan ikut berpartisipasi menyelesaikan masalah itu menurut kemampuan kita masing-masing. Kita cari positifnya saja, tidak perlu berpikir yang negatif sebab tetap saja masih ada orang yang berfikir negatif. Orang yang mungkin tidak punya rumah lalu mengelandang kemana mana itu diberikan keterampilan di kursus keterampilan yang nanti akan kembali ke sana lagi. Meskipun demikian, hal tersebut ada manfaatnya yaitu membantu menyelesaikan masalah mereka itu dan kita kira ini menjadi perwujudan dari Penolong Kesengsaraan Umum atau PKU pada zaman sekarang ini.
Kemudian yang juga penting kita sadari, misalnya keadaan orang itu sekarang lebih banyak menuntut hak daripada melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya. Kita beberapa kali mendapatkan keluhan dari amal usaha kita. Misalnya, ada anak sekolah SMK atau SMA Muhammadiyah kemudian dia sudah lulus tetapi masih punya tanggungan keuangan yang belum selesai menyebabkan sekolah memberikan kebijakan dengan hanya diberi fotokopi ijazah sehingga bisa digunakan untuk melamar pekerjaan. Ijazahnya ditahan karena kewajiban keuanganya belum selesai. Sudah diberikan kebijaksanaan seperti itu masih ada sebagian orang justru menuntut kepada sekolah, melaporkan kepada Ombudsmen kemudian pihak pihak terkait hanya memerintahkan supaya ijazah segera diberikan. Tidak memperhatikan proses atau sebabnya mengapa ijazah masih ditahan. Ini namanya tidak adil, kita sudah memberikan pertolongan tetapi masih ditutut. Semua pihak dituntut bijaksana. Sesungguhnya Muhammadiyah bisa saja tidak mengizinkan ikut ujian karena memang kewajibannya belum selesai, tetapi kita berusaha untuk memberikan kelonggaran, kemudahan. Sudah diberi kelonggaran dan kemudahan ujung-ujungnya malah menuntut ini kan pertunjukan yang tidak lucu.
Mudah-mudahan apa yang kita sampaikan ini kemudian memberikan kesadaran bagi semua pihak yang terkait itu untuk bijaksana. Jangan hanya pandai menuntut saja, tetapi tidak pernah merunut asal-usul persoalan itu muncul. Oleh karena itu, termasuk lembaga-lembaga yang misalnya Ombudsmen kemudian pihak pemerintah kemudian parlemen dan lain-lain harus mengerti persoalan sesungguhnya yang ada di dalam masyarakat. Bahkan ketika ada Amal Usaha Muhammadiyah yang belum bisa memberikan penghasilan sesuai UMR itu juga ada yang menuntut. Padahal sesungguhnya kita itu bisa menampung tenaga kerja lebih banyak meskipun pendapatannya belum sesuai standar, itu kan lebih membuat nyaman daripada menambah pengangguran dengan tenaga kerja yang sedikit. Karena problem nyatanya adalah problem kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Jadi kita kira, gagasan dan inspirasi dari Ketua PWM Jawa Tengah itu sangat relevan dengan kenyataan sosial yang ada di masyarakat. Sehingga usaha-usaha yang sekarang relevan untuk dilakukan adalah usaha yang bisa mengurangi pengangguran dengan menyelenggarakan aktivitas ekonomi yang bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja. Insyaallah dengan cara seperti ini kita akan terselamatkan dari apa yang oleh Alquran disebut dengan Pendusta Agama.
Semoga apa yang dilakukan oleh Persarikatan Muhammadiyah itu semakin ke depan semakin bisa membantu menyelesaikan masalah yang muncul di masyarakat. Tetapi juga kami mengajak semua komponen masyarakat untuk bijaksana untuk merunut mengapa terjadi satu hal yang belum sesuai dengan apa yang idealnya seperti apa. Tapi sekali lagi jangan hanya pandai menuntut saja tapi juga kita berusaha melaksanakan apa yang menjadi kewajiban kita masing-masing. Sehingga semuanya bisa berjalan dengan nyaman, kalau kita punya banyak amal usaha kemudian kewajiban keuangan dari para pengguna tidak digunakan dengan baik itu juga membuat amal usaha kita menjadi tidak lancar. Kiranya itu yang penting kita cermati bersama-sama, sekali lagi Persyarikatan Muhammadiyah senantiasa berusaha memberikan jalan keluar atas persoalan yang muncul di masyarakat.