Artikel

Taqwa Harus di Rawat

Oleh : Masyhuda Darussalam,S.Pd,M.Pd (Alumni Sekolah Tabligh PWM Jateng)

Taqwa Harus di Rawat

(Masyhuda Darussalam,S.Pd,M.Pd : 1558269, Alumni Sekolah Tabligh PWM Jawa Tengah)

Di bulan Syawal ini ada pengalaman yang menarik anak-anak muda itu kelihatan semakin kreatif. Ketika beberapa anak muda silaturahim ke rumah, kita tanya “ingin minum teh manis atau teh tawar?”. Anak-anak kita itu mengatakan “THR saja Pak” itu merupakan jawaban anak-anak yang kreatif. Maka, kepada anak-anak itu betul-betul kita kasih THR. THR itu Taqwa Harus di Rawat, untuk merawat taqwa sekurang-kurangnya atau di antaranya, kita berpedoman kepada tiga ayat pertama surat al-baqarah yang kita yakin sebagian besar orang Islam itu hafal. Setidaknya pernah membaca :

الۤمّۤۚ ۝١
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَۛ فِيْهِۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ ۝٢
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۙ ۝٣

Kitab itu menggunakan isim isyarah itu ( ذٰلِكَ ) menunjukkan keagungan dari kitab suci Alquran. Tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Pertama, perlu kita berikan perhatian serius adalah tentang firman Allah yang menunjukkan bahwa tidak ada satupun yang diragukan dari isi Alquran. Tentang kebenarannya, tentang kebaikannya, tentang kesuciannya, dan seluruh keunggulan-keunggulannya, bahkan sampai di dalam ayat yang lain Allah menantang bagi siapapun yang meragukan kebenaran Alquran atau kebagusan Alquran, untuk membuat yang semacamnya. Kalau bisa membuat sama, kalau tidak bisa satu surat saja, kalau satu surat pun tidak bisa, satu ayat, tetapi tentu tidak ada yang sanggup untuk menandinginya.

Kemudian dalam konteks kita, apa yang perlu kita lakukan terhadap tidak ada keraguan sedikitpun tentang kebenaran Alquran. Yang kita lakukan adalah kita begitu membaca, mendengar isi Alquran, kalau perintah, kita segera mengamalkan kalau itu larangan kita segera menjauhi kalau petunjuk kita segera mengikuti. Hal tersebut bukti bahwa kita tidak meragukan isi Alquran, kalau kita masih mikir-mikir di dalam membahas, berarti kepercayaan kita kepada Alquran belum sempurna.

Oleh karena itu, yang pertama kita lakukan sebagai wujud dari memelihara ketakwaan adalah kita mempelajari kemudian mengetahui isinya dari kitab suci Alquran. Selanjutnya mengamalkan tanpa keraguan sesuai dengan kemampuan kita masing-masing dan ingat di situ Alquran sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.Ini sesuai dengan inspirasi yang bisa kita tangkap dari ayat lain, yang artinya “Tidak tersentuh oleh Alquran itu kecuali orang-orang yang suci”.

Maka, supaya kita bisa menerima Alquran, yang kita usahakan kedua adalah mensucikan hati kita, sebab meskipun orang itu memahami kebaikan dan kebenaran Alquran menurut nalar tetapi ketika hatinya ada kedengkian dia tidak akan mendapatkan hidayah dari Alquran. Maka, kesucian hati dari perkara-perkara kedengkian, kebencian dan semacamnya itu harus kita hilangkan supaya kita mendapatkan hidayah dari Alquran. Selanjutnya pada ayat yang ketiga surat al-baqarah ini, Allah menjelaskan siapa orang-orang yang bertakwa. Pada ayat ketiga ini, yang pertama adalah orang-orang yang percaya kepada yang gaib. Kemudian yang kedua orang-orang yang mendirikan salat dan yang ketiga orang-orang yang menginfakkan sebagian dari rezeki yang diberikan kepada mereka.

Pada kesempatan ini, kita akan mengupas bagian yang pertama orang-orang yang percaya kepada yang gaib. Rasulullah SAW bersabda yang artinya”Pokok pokokdari yang ghaib itu ada 5 tidak mengetahuinya kecuali Allah. Kemudian Rasulullah membacakan ayat 34 surat Luqman:

اِنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗ عِلْمُ السَّاعَةِۚ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْاَرْحَامِۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًاۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌۢ بِاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌࣖ ۝٣٤

Artinya : Sesungguhnya Allah memiliki pengetahuan tentang hari Kiamat, menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dia kerjakan besok. (Begitu pula,) tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.

Ada 5 yang pertama hanya Allah yang mengetahui kapan datangnya kiamat. Bahkan Rasulullah SAW saja hanya diberitahu tentang tanda-tandanya. Maka, kalau ada orang yang meramal tanggal kiamat itu adalah sebuah keangkuhan karena tidak mungkin ada orang yang tahu. Kemudian yang kedua hanya Allah yang mengetahui kapan turunnya hujan. Kita sering mengalami kejadian mendung demikian tebal tetapi hujan tidak terjadi sehingga sampai ada lagu Mendung Tak Berarti Hujan. Kemudian yang ketiga hanya Allah yang mengetahui apa yang ada dalam kandungan seorang perempuan. Meskipun sekarang sudah ada teknologi USG 4 dimensi tetap saja hanya Allah yang mengetahui secara keseluruhan kondisi yang ada di dalam kandungan seorang perempuan. Kemudian yang keempat tidak seorangpun yang mengetahui apa yang akan diusahakannya besok. Bahkan kita juga sering mengalami sudah membuat rencana ternyata tidak terlaksana juga. Terakhir yang kelima tidak seorangpun yang tahu di bumi mana dia akan meninggal dunia.

Inilah yang sering kita sampaikan bahwa kematian adalah kepastian yang dirahasiakan. Kita harus betul-betul meyakini bahwa yang kita sebut 5 itu dari surat Luqman ayat 34 adalah perkara yang gaib. Perkara yang gaib itu adalah sesuatu yang benar adanya tetapi tidak bisa di indra oleh manusia atau di luar jangkauan ilmu dan penginderaan manusia. Kemudian yang paling penting adalah kalau kita percaya kepada yang gaib, terus apa yang mesti kita lakukan atau kita wujudkan dalam bentuk apa. Pertama harus kita lakukan adalah tidak berhenti menuntut ilmu, kita tidak berhenti meneliti, karena di atas langit masih ada langit sehebat apapun kemampuan yang kita miliki masih ada yang belum kita jangkau. Maka keimanan kepada yang gaib itu memberi motivasi kepada kita untuk tidak berhenti berinovasi. Kemudian yang kedua kita tidak boleh sombong atau angkuh karena sesungguhnya kita itu dihadapan Allah SWT masih serba terbatas, masih banyak yang kita tidak ketahui. Maka jangan angkuh, tidak boleh tinggi hati. Kemudian yang ketiga percaya kepada yang gaib itu diwujudkan dalam wujud kita harus senantiasa berkreasi. Kita harus senantiasa berprestasi untuk setinggi mungkin potensi kita terbukti dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian yang keempat wujud dari orang yang percaya kepada yang gaib adalah rendah hati. Jadi, jangan membanggakan diri. Kalau ingin membanggakan diri nanti akan membuat citra kita sebagai hamba Allah akan turun ke derajat yang serendah-rendahnya. Maka, pada bagian ini merawat Taqwa adalah meneguhkan keyakinan akan adanya yang gaib yang diwujudkan dalam sekurang-kurangnya empat hal yang pertama kita tidak boleh berhenti berinovasi terus mencari, terus menuntut ilmu, terus mengadakan penelitian. Kemudian yang kedua diwujudkan dalam bentuk tidak boleh membanggakan diri tidak boleh sombong. Kemudian yang ketiga terus berprestasi dan yang keempat rendah hati. Semoga kita bisa mengikhtiyarkannya dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka merawat taqwa kita.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button