Artikel

Inilah Hati yang Senantiasa Bersabar

Oleh: Tri Wuryanto Susanto, S.P. (Sekretaris PRM Gumiwang dan Mahasiswa Sekolah Tabligh PWM Jawa Tengah di Banjarnegara)

Dalam perjalanan hidup yang penuh liku, kita akan selalu dihadapkan pada tiga hal: godaan maksiat, kewajiban ketaatan, dan pahitnya musibah. Di sinilah satu sifat mulia menjadi penentu kebahagiaan dan keselamatan kita, yaitu As-Shabr (Sabar).

Sabar bukanlah pasif atau menyerah pada keadaan, melainkan sebuah kekuatan batin untuk menahan diri, mengendalikan emosi, dan tetap teguh di atas kebenaran, bahkan di tengah badai.

Para ulama membagi sabar menjadi tiga jenis utama, yang keseluruhannya adalah modal utama bagi ketenangan jiwa. Pertaman, sabar dalam ketaatan. Ini adalah kesabaran untuk konsisten dalam menjalankan perintah Allah SWT, meskipun terasa berat, melelahkan, atau membosankan. Contohnya sabar dalam bangun di sepertiga malam untuk Shalat Tahajjud, sabar menahan diri dari kemalasan saat Shalat wajib, atau sabar dalam menuntut ilmu agama bertahun-tahun.

Kedua, sabar menjauhi maksiat. Ini adalah kesabaran terpenting, yaitu menahan hawa nafsu dan diri dari godaan dosa, meskipun kesempatan untuk melakukannya terbuka lebar. Contohnya sabar menundukkan pandangan dari hal yang haram, sabar menahan lidah dari menggunjing (ghibah) atau berbohong, atau sabar menahan tangan dari mengambil hak orang lain.

Ketiga, sabar menghadapi musibah. Ini adalah kesabaran yang paling sering kita dengar, yaitu ketabahan dalam menerima takdir buruk, kehilangan, penyakit, atau kesulitan hidup. Dengan kata lain menerima ketetapan Allah SWT dengan ikhlas, tanpa keluh kesah berlebihan yang merusak iman. Sabar jenis ini diwajibkan muncul pada saat pertama kali musibah terjadi.

Allah SWT berulang kali menegaskan kedudukan mulia orang yang sabar dalam Al-Qur’an. Allah menjadikan sabar—bersama Shalat—sebagai penolong utama kita. Sebagaimana firmna-Nya: “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153).

Sabar adalah satu-satunya amalan yang pahalanya dijanjikan tanpa hitungan dan batasan. Sesuai dengan firman-Nya: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10).

Bahwa setiap kesulitan yang dihadapi dengan sabar, sekecil apa pun itu, akan menjadi penebus dosa. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidaklah seorang muslim ditimpa kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, marabahaya, dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ketika hati diselimuti kesabaran, ia akan menuai hikmah besar bagi kesehatan jiwa dan raga yaitu menghilangkan stress, menumbuhkan optimisme dan mencapai martabat tertinggi di Surga.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sabar bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti ketangguhan iman. Ia adalah kendali yang menahan kita saat marah, kekuatan yang mendorong kita saat lemah, dan ketenangan yang menaungi kita saat musibah. Untuk itu, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Niscaya, hati akan damai, jiwa akan tenang, dan hidup akan menuai keberkahan.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button