Artikel

Tekagum – kagum

Oleh : Didi Eko Ristanto

*TERKAGUM-KAGUM*
Oleh : Didi Eko Ristanto

Ada satu rasa yang seharusnya tak pernah redup dalam hati seorang hamba: terkagum-kagum kepada Allah.
Bukan hanya saat sujud, bukan hanya saat rezeki datang, bukan hanya di majelis ilmu atau di masjid. Tapi di setiap momen kehidupan — duduk, berdiri, berjalan, diam, bahkan dalam rutinitas sederhana seperti makan, minum, dan berpakaian.

Pernahkah kita membiasakan hati ini untuk selalu terkagum-kagum kepada Allah?
Terkagum pada ampunan-Nya yang luas.
Terkagum pada kasih sayang-Nya yang tak bertepi
Terkagum pada perhatian-Nya yang tak pernah putus.
Terkagum pada keadilan-Nya yang tak pernah salah
Terkagum pada kelembutan-Nya yang mengiringi setiap luka.

Lihatlah Rasulullah ﷺ — dalam segala kondisi, beliau selalu mengingat Allah.
Saat duduk, beliau berdzikir. Saat bangun tidur, beliau menyebut nama-Nya. Saat berpakaian, saat bercermin, saat keluar rumah, saat menerima rezeki sekecil apa pun — hati dan lisannya dipenuhi dzikir.
Karena hatinya terkagum-kagum kepada Allah.

Dan kita pun seharusnya melatih itu.
Membiasakan diri terkagum-kagum kepada Allah —
bisa dengan lisan: Subhanallah, Alhamdulillah, MasyaAllah…
bisa juga hanya dalam hati, dengan diam yang khusyuk, dengan getar yang tidak terdengar, tapi terasa.

Terkagumlah kepada sifat-sifat-Nya.
Renungi satu per satu
Ar-Rahman, yang mencintai bahkan ketika kita berdosa.
Al-Ghaffar, yang membuka pintu ampunan bahkan setelah kita berkali-kali jatuh.
Al-Halim, yang tidak membalas dosa kita secepat kita melakukannya.
Al-Wadud, yang tetap mencintai meski kita sering berpaling. Dan masih banyak lagi.

Cobalah duduk sejenak dalam sunyi dan ramai, lalu katakan dalam hati:
“Ya Allah, betapa Engkau begitu Akbar, begitu hebat, begitu mempesona. Dan betapa aku terlalu sering lupa untuk terkagum pada-Mu…”

Selanjutnya, terkagumlah pada Rasulullah ﷺ.
Baca kisah beliau. Pelajari hadis-hadisnya.
Bayangkan bagaimana beliau mencintai kita bahkan sebelum kita lahir.
Bagaimana beliau menangis memikirkan kita di malam-malam gelapnya.
Bagaimana beliau berdiri lama dalam shalat hanya karena ingin kita selamat.
Bayangkan, betapa sibuknya Beliau kelak di Hari Kiamat memohon-mohon pada Allah agar mensyafa’ati umatnya

Terkagumlah pada akhlaknya yang halus,
pada kelembutannya yang menyejukkan,
pada maafnya yang meluluhkan dendam,
pada cintanya yang tak pernah pudar untuk umatnya.

Dan katakan dalam hati,
“Ya Rasulullah, aku rindu… aku ingin bersamamu… aku ingin meneladanimu…”
Buatlah hati kita mudah terkagum-kagum pada beliau, hingga hidup kita disibukkan dengan meniru jalan hidupnya, dan siang malam kita dipenuhi dengan bacaan hadisnya.

Terkagumlah pada akhirat.
Surga yang luasnya seluas langit dan bumi.
Ada sungai-sungai mengalir di bawahnya,
ada buah-buahan yang selalu baru,
ada minuman dari gelas-gelas perak dan kristal,
ada wajah-wajah yang berseri,
ada bidadari yang sempurna cantiknya,
ada tawa yang tak pernah pudar,
ada usia muda yang kekal,
ada sehat yang abadi,
dan yang paling indah: melihat wajah Allah Azza wa Jalla.

Terkagumlah…
Sampai dunia terasa kecil.
Sampai nafsu jadi tidak menarik.
Sampai maksiat terasa menjijikkan.

Dan takutlah pada neraka.
Bayangkan bara yang menyala,
rantai yang membelenggu,
minuman dari nanah dan darah,
teriakan-teriakan penyesalan,
dan murka Allah yang tak terelakkan.

Setiap kali muncul rasa terkagum-kagum kepada dunia —
pada harta, popularitas, pujian, atau kenikmatan semu —
tangisilah itu.
Tangisi hati yang salah arah dalam kekaguman.
Dan katakan dengan tegas,
“Allah tidak ridha. Rasulullah tidak ridha. Surga tidak layak untuk maksiat ini. Dan aku pun tidak ridha jika diriku menjadi budak dosa.”

Terkagumlah pada Al-Qur’an.
Lihatlah mushaf — rasakan itu sebagai surat cinta dari langit.
Bacalah ayat-ayatnya — nikmati tiap hurufnya seakan kita sedang mendengar nasihat Tuhan kita secara langsung
Resapilah janji-janji-Nya — peluk setiap harapan yang Dia tulis untuk kita.
Dan saat membaca ancaman-Nya, biarlah tubuh menggigil, agar hati sadar dan kembali.

Ya Allah…
Jadikan kami hamba yang hatinya selalu mudah terkagum-kagum kepada-Mu.
Kagum yang melahirkan cinta.
Cinta yang melahirkan rindu.
Rindu yang melahirkan taat.
Taat yang mengantarkan kami kepada-Mu.

Cilacap, Jumat, 27 Juni 2025 M
Bertepatan dengan 1 Muharram 1447 H

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button