Jangan Khawatir! Jatah Rezeki Sudah Ditentukan Allah SWT
Oleh : Oleh: Agus Priyadi, S.Pd.I.*)

Allah SWT menciptakan makhluk hidup beserta jatah rezekinya masing-masing. Allah juga tidak menyia-nyiakan makhluknya dengan menelantarkan rezekinya asalkan mau berusaha menjemputnynya. Karena sesungguhnya Allah SWT telah menentukan kuota rezeki pada tiap makhluknya.
Jangankan manusia yang diciptakan sebagai mahluk sempurna, binatang melatapun juga sudah ditentukan rezekinya. Hal ini sebagaiman ditegaskan oleh Allah SWT dalam al Qur`an: “Dan tidak ada binatang melatapun di bumi melainkan Allahlah yang memberi rezekinya, dan Dia tahu tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata” (QS. Hud: 6).
Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa setiap mahuk hidup sebenarnya sudah dijamin rezekinya. Sebagai contoh, binatang melata yang lemah saja tidak ada yang kelaparan. Semua bisa makan dengan kenyang. Hal ini membuktikan bahwa mereka juga mendapatkan kuota rezki sesuai dengan porsinya tanpa pandang bulu.
Apalagi manusia yang memiliki akal dan indera lain yang dapat menjadi sarana untuk mengais rezeki, mestinya makin yakin bahwa selama mau berusaha dan berdo`a pada Allah, pasti akan mendapat rezeki. Untuk itu, jangan khawatir soal rezeki.
Sebagai orang Islam, kita harus yakin bahwa Allah akan mencukupkan kebutuhan kita. Allah akan memberikan apa yang dibutuhkan manusia pada batas-batas tertentu. Ketika Allah menciptakan manusia, Allah juga menyediakan sarana prasarana pendukungnya seperti tanah, air, udara, tumbuhan, hewan dan lain sebagainya.
Manusia sebagai kholifatullah tentu memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan makhluk lain. Kemampuan itulah yang dapat digunakan untuk mengeksplorasi dan mengelola alam semesta untuk kemakmuran dan kesejahteraan diri manusia itu sendiri. Bahwa alam beserta isinya pada hakekatnya adalah sumber rezeki untuk sebesar – besar kemakmuran manusia.
Bahkan rezeki manusia boleh dibilang lebih besar dibanding rezeki makhluk lainnya. Pasalnya, dengan akal, manusia dapat menciptakan teknologi yang dapat mengolah bumi beserta isinya seperti tambang, perhutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, industri dan lain sebagainya menjadi produk yang berdaya guna bagi kehidupan manusia.
Sebagai orang Islam, kita juga harus memahami bahwa rezeki bukan semata – mata soal uang atau hal lain yang bersifat material. Rezeki dapat berupa hal yang bukan materi seperti kesehatan, keluarga yang baik, waktu luang, teman yang baik, ketenangan, dan lain sebagainya. Dengan demikian kita menjadi semakin bersyukur kepada Allah terhadap apa yang ada dalam diri kita.
Adakalanya kita tidak punya banyak uang, namun diberi kesehatan dan waktu luang sehingg bisa menikmati hidup dengan tenang. Dan sebaliknya, adakalanya seseorang diberi kelancaran uang dan material lainnya, namun keluarganya tidak harmonis. Tentu kekayaan yang dimilikinya menjadi kurang berarti.
Untuk itu, cara pandang kita terhadap rezeki juga jangan sempit sehinga mengurangi rasa syukur. Cara pangdang yang luas terhadap rezeki memberikan kelapangan hati untuk senantiasa bersyukur kepada Allah. Dan rezeki selalu menyertai orang – orang yang selalu bersyukur.
Dalam kitab Durrotun Nasihin yang diterjemahkan oleh Salim Bahreys, dijelaskan ketika Rasulalloh SAW mengadakan jamuan walimatul `urs, Rasulalloh mengisahkan soal rezeki yang sudah dijamin oleh Allah SWT.
Menurutnya, suatu ketika saat Nabi Sulaiman sedang sholat di pinggir laut, Nabi Sulaiman melihat sesekor semut membawa sepucuk daun dimulutnya. Tak lama kemudian, semut tersebut memanggil – manggil temannya dengan bahasa yang khas. Tak begitu lama, muncullah seekor katak dari dalam laut. Kemudian katak itu menghampiri semut tersebut seraya mengajaknya untuk naik ke punggung. Setelah semut naik punggung, katak tersebut segera masuk lagi ke dalam laut. Selang beberapa saat, semut itu kembali lagi ke darat dengan digendong oleh katak.
Nabi Sulaiman merasa heran dan penasaran dengan polah semut tadi. Kemudian Nabi Sulaiman bertanya kepada semut. “Wahai semut” Kata Sulaiman ra. “Apa yang sedang kamu lakukan dengan membawa daun, kemudain memanggil katak lalu masuk ke laut dan kemudian ke darat lagi?” tanyanya. Semut menjelaskan perihal yang dilakukannya. “Aku adalah hamba Allah yang dipercaya untuk membawa rezeki ulat yang ditakdirkan hidup di dalam batu besar di dasar laut. Setiap hari aku menunaikan pekerjaan mengririm dedaunan sebagai makanan ulat tersebut. Sedangkan katak yang membawaku menyelam ke laut adalah malaikat yang menjelma menjadi seekor katak” jelas semut.
Dari kisah tersebut dapat kita pahami bahwa setiap makhluk hidup sudah dijamin rezekinya oleh Allah SWT. Asalkan mau berusaha, Allah pasti akan memberikan jatah rezkinya masing-masing.
Untuk itu, sebagai manusia beriman, udah semestinya kita sadar bahwa tidak ada satu makhluk pun yang tidak diberi rezeki oleh Allah. Untuk itu, yakinlah bahwa rezeki sudah ditetapkan oleh Allah, tugas kita hanya berusaha sekuat tenaga disertai do`a.
Islam melarang ummatnya hanya berpangku tangan, bermalas-malasan. Tapi justru Islam mendorong ummatnya untuk bekerja keras dalam rangka menjemput rezeki dari Allah SWT.
Agama Islam juga melarang ummatnya meminta-minta atau mengemis. Dalam Islam, mengemis adalah haram kecuali dalam keadaan terpaksa. Selama fisiknya masih kuat berusaha, maka wajib hukumnya untuk bekerja.
Dalam sebuah hadits sebagaimana dikutip muhammadiyah.or.id, dinyatakan: “Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra. Ia berkata: Nabi SAW bersabda: Sebagian orang selalu meminta-minta hingga ketika sampai di hari kiamat, tidak ada sedikitpun daging di wajahnya” (HR Bukhori dan Muslim).
Hadits ini menandakan bahwa mengemis adalah larangan. Karena mengenis adalah perbuatan yang hina dan merendahkan harkat dan martabat manusia.
Oleh karennaya, sebagai ummat Islam mari senantiasa bekerja keras menjemput rezeki dari Allah dengan cara-cara yang diajarkan oleh syariat Islam sepeti bertani, berdagang, beternak, dan lain sebagainya.
Selain itu, juga disertai dengan berdo`a, beristighfar, berdzikir dan beribadah kepada Allah SWT sehingga Allah akan memudahkan jalan rezeki kita. Aamiin.
*) Penulis adalah ketua MT Ranting Danaraja, Anggota MT PCM Merden, dan Santri Sekolah Tabligh PWM Jawa Tengah di Banjarnegara.