AqidahArtikelTuntunan

Nasihat Rasullullah bagi Kaum Muda

Faidah Hadits Arbain Nawawi ke-19

Oleh: Ummi Zakiyah Darojat/ Guru SMK Al-Mu’min Muhammadiyah Tembarak Temanggung (ALMATERA)

Pada suatu hari yang cerah di tengah padang pasir Madinah, Rasulullah ﷺ menunggang unta bersama seorang anak muda cerdas—Abdullah bin Abbas. Ia adalah sepupu kecil Nabi yang dikenal kehausan akan ilmu dan ketekunan belajar sejak dini. Di momen perjalanan yang sunyi dan hening itu, Rasulullah ﷺ menoleh, menatap Ibnu Abbas, lalu bersabda dengan penuh kelembutan dan kasih sayang:


يَا غُلَامُ، إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ، لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ، لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ، وَجَفَّتِ الصُّحُفُ

“Wahai anak muda, sesungguhnya aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah….” (HR. Tirmidzi)

Nasihat ini bukan semata pesan untuk Ibnu Abbas, melainkan warisan spiritual Rasulullah ﷺ kepada seluruh anak muda di sepanjang zaman. Di dalamnya terkandung pelajaran yang sangat mendalam, antara lain:

  1. Tawakal total kepada Allah dalam segala keadaan, baik dalam keberhasilan maupun kesulitan.
  2. Kepercayaan diri yang sejati karena yakin bahwa segala takdir sudah digariskan oleh Allah.
  3. Pondasi tauhid dan akidah yang kokoh, sebagai bekal menghadapi godaan dunia dan syubhat zaman.
  4. Kebebasan dari rasa takut kepada makhluk, sebab hanya Allah yang menentukan manfaat dan mudarat.
  5. Optimisme hidup dan kemandirian jiwa, karena semua sudah diatur dalam ketetapan Allah yang penuh hikmah.

Ketika seorang remaja memahami dan menghayati makna hadits ini, maka ia tak akan mudah goyah oleh tekanan lingkungan, tren media sosial, atau cemas terhadap masa depan yang tak pasti. Ia akan tumbuh menjadi pribadi yang tenang, fokus, dan istiqamah, karena sadar bahwa penjagaan Allah adalah sumber kekuatan sejatinya.

Apa makna “menjaga Allah” yang dimaksud dalam hadits ini? Para ulama menjelaskan bahwa maksudnya adalah menjaga perintah dan larangan-Nya, menjaga hati dari syirik dan maksiat, serta menjaga komitmen kepada Allah dalam kesunyian maupun keramaian. Siapa yang menjaga agamanya dengan ikhlas dan sabar, maka Allah akan menjaga dirinya dari segala keburukan yang tampak maupun yang tersembunyi.

Ibnu Rajab al-Hanbali dalam syarahnya terhadap hadits ini menulis: “Barang siapa menjaga batasan-batasan Allah, maka Allah akan menjaga dirinya, agamanya, anaknya, bahkan keturunannya di masa depan.”

Hari ini, di tengah dunia yang serba instan, cepat, dan penuh distraksi, nasihat Rasulullah ﷺ terasa semakin relevan. Anak muda hari ini menghadapi tantangan unik: tekanan media sosial, krisis identitas, kehilangan arah hidup, dan berbagai bentuk gangguan psikologis. Namun, di tengah semua itu, hadits ini datang sebagai pelita—menawarkan arah, menanamkan kepercayaan, dan menumbuhkan kekuatan batin yang kokoh.

Allah telah berjanji, barang siapa menjaga hubungan dengan-Nya, maka penjagaan Allah akan meliputi seluruh hidupnya. Di saat semua orang mencari perlindungan dalam algoritma dan angka, kita diajak kembali kepada perlindungan tertinggi: keimanan dan keyakinan penuh kepada Allah.

Wahai pemuda, jangan takut menghadapi dunia. Jangan lelah menjaga imanmu di tengah gelombang zaman. Jadikan nasihat Rasulullah ﷺ kepada Ibnu Abbas sebagai prinsip hidupmu. Jagalah Allah—yakni agama-Nya, hukum-Nya, dan ajaran-Nya—maka niscaya Allah akan menjaga dirimu, hatimu, dan masa depanmu.

Referensi : Syarah (penjelasan) Hadits Arbain Imam An-Nawawi

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button