Artikel

Pentingnya Pendidikan Agama Bagi Anak Zaman Now

Oleh: Mu`abas (Anggota MT PCM Sigaluh dan Mahasiswa Sekolah Tabligh PWM Jawa Tengah di Banjarnegara)

Generasi saat ini, yang sering disebut anak “zaman now,” tumbuh dalam ekosistem digital yang tak pernah dikenal generasi sebelumnya. Mereka dihadapkan pada arus informasi tanpa batas, media sosial yang memuja relativisme moral, dan kecepatan perubahan yang mengikis nilai-nilai tradisional. Di tengah badai digital dan sosial ini, pendidikan agama bukan lagi sekadar pelengkap kurikulum, melainkan sebuah kebutuhan fundamental—sebagai kompas yang menuntun mereka agar tidak tersesat.

Pendidikan agama yang kuat adalah satu-satunya benteng yang dapat menjamin keimanan (iman) anak tetap kokoh. Tanpa pondasi ini, anak-anak akan kehilangan pegangan saat dihadapkan pada isu-isu kompleks seperti cyberbullying, krisis identitas, hingga keraguan terhadap Tuhan (ateisme/skeptisisme) yang masif disebarkan di internet.

Tugas utama pendidikan agama di era modern adalah menanamkan akidah yang kuat, yang berfungsi sebagai “filter” (saringan) moral. Anak harus mampu membedakan mana yang benar (haq) dan mana yang batil di tengah informasi yang saling bertentangan.

Luqman yang bijaksana memulai nasihatnya kepada sang putra dengan inti dari pendidikan agama: Tauhid. Sebagaimana firman Allah SWT:

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.'” (Qs. Luqman: 13).

Pendidikan Tauhid adalah penawar terbaik bagi segala bentuk “kemusyrikan modern,” seperti penyembahan terhadap follower (pengikut), pengkultusan influencer, atau ketergantungan total pada teknologi. Dengan akidah yang kokoh, anak akan memiliki kemandirian moral dan spiritual, tidak mudah terombang-ambing oleh tren dan opini publik semata.

Pendidikan agama Islam yang benar tidak hanya mengajarkan ritual, tetapi juga akhlak (etika), yang sangat krusial dalam interaksi digital dan kehidupan sosial anak zaman now.

  1. Membangun Empati dan Akhlak

Anak seringkali bertindak tanpa filter di dunia maya (netizen). Pendidikan agama mengajarkan Ihsan (berbuat baik) dalam segala keadaan, termasuk dalam berkomunikasi (adab al-kalam). Rasulallah SAW bersabda:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

Artinya: “Orang Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi).

Akhlak yang baik adalah cerminan dari iman yang sempurna. Pendidikan agama mengajarkan anak untuk menjaga lisan dan menghormati orang lain, baik di dunia nyata maupun online. Ini adalah kunci pencegahan cyberbullying, ujaran kebencian, dan perilaku destruktif lainnya di internet.

  1. Mengolah Tekanan dan Kecemasan

Anak zaman now sering mengalami kecemasan (anxiety) dan tekanan mental akibat perbandingan sosial di media. Pendidikan agama membekali mereka dengan konsep Tawakal (berserah diri setelah berusaha) dan Ridha (penerimaan), yang menjadi sumber ketenangan batin. Allah SWT berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Qs. Ar Rad: 28).

Konsep ini memberikan solusi nyata bagi mental health anak: ketika dunia terasa menekan dan tidak adil, hati dapat menemukan ketenangan pada Dzat yang Maha Kuasa. Dzikir menjadi terapi spiritual yang tak tertandingi.

Pendidikan agama bagi anak zaman now tidak bisa hanya diserahkan kepada sekolah. Kunci keberhasilan terletak pada peran orang tua, terutama melalui keterlibatan aktif dan keteladanan.

  1. Menjadi Role Model Digital yang Positif: Anak perlu melihat orang tuanya menggunakan teknologi dengan bijak, tidak kecanduan, dan tetap menjaga ibadah. Iman harus terlihat dalam interaksi sehari-hari.
  2. Membiasakan Ibadah Kolektif: Salat berjamaah di rumah, membaca Al-Qur’an bersama, dan diskusi keagamaan adalah vitamin iman yang wajib diberikan secara rutin. Rasulallah SAW bersabda:

مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدَهُ أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ

Artinya: “Tidak ada pemberian dari seorang ayah kepada anaknya yang lebih utama daripada adab (pendidikan) yang baik.” (HR. Tirmidzi).

Pemberian terbaik bagi anak zaman now adalah adab dan keimanan, yang akan membekali mereka untuk menjadi mukmin yang cerdas (menguasai teknologi tanpa diperbudak olehnya) dan berkarakter kuat (teguh di atas kebenaran).

Pendidikan agama adalah investasi utama yang memastikan anak-anak tidak hanya sukses di dunia, tetapi juga selamat di akhirat. Di tengah derasnya arus zaman now, pendidikan agama adalah jangkar yang menahan mereka dari hanyutnya arus informasi dan budaya yang merusak. Dengan mengajarkan Tauhid, Akhlak, dan Tawakal, kita membekali mereka dengan kompas moral yang tak akan pernah usang, memastikan keimanan mereka tetap menyala terang.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button