Tokoh

Khubaib bin Adi: Kesetiaan Hingga Akhir Hayat

Oleh :Muhammad (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng di UNIMMA)

Siapa Khubaib bin Adi?

Khubaib bin Adi adalah seorang sahabat Rasulullah dari suku Aus di Madinah. Ia dikenal sebagai seorang yang sederhana, tetapi memiliki keimanan dan kesetiaan luar biasa. Namanya tidak selalu disebut dalam kisah-kisah besar, tetapi pengorbanannya untuk Islam menjadi salah satu contoh kesetiaan sejati.

Pada tahun ke-3 Hijriyah, setelah Perang Uhud, Khubaib bersama beberapa sahabat dikirim dalam sebuah misi dakwah. Sayangnya, mereka dikhianati oleh suku yang mereka percayai, dan Khubaib akhirnya ditangkap serta dijual kepada orang-orang Quraisy di Mekkah.

Di Mekkah, Khubaib dipenjara dan menunggu eksekusi mati sebagai balas dendam atas kekalahan Quraisy di Perang Badar. Selama dalam tahanan, ia tetap menunjukkan keteguhan imannya. Salah satu kisah paling menyentuh terjadi ketika seorang perempuan Quraisy yang menjaga rumahnya melihat bahwa Khubaib tetap tenang dan bahkan meminta pisau untuk mencukur janggutnya tanpa sedikit pun takut diserang.

Sebelum dieksekusi, Khubaib meminta izin untuk menunaikan shalat dua rakaat. Setelah selesai, ia berkata:

“Jika bukan karena takut kalian mengira aku takut mati, aku akan memperpanjang shalatku.”

Saat hendak dieksekusi, orang-orang Quraisy bertanya apakah ia ingin Rasulullah menggantikannya. Dengan tegas, Khubaib menjawab:

“Demi Allah, aku tidak ingin Rasulullah tertusuk duri sekalipun, sementara aku duduk dengan nyaman bersama keluargaku.”

Ia pun akhirnya dieksekusi dalam keadaan tetap beriman dan bertawakal kepada Allah.

Pelajaran dari Khubaib bin Adi

  1. Keimanan yang Kokoh

Khubaib menunjukkan bahwa keimanan sejati tidak tergoyahkan oleh ancaman, siksaan, atau bahkan kematian. Ia tidak memilih jalan kompromi demi menyelamatkan dirinya, tetapi tetap teguh dalam keyakinannya.

  1. Keteguhan dalam Ujian

Saat berada di tangan musuh, Khubaib tidak menunjukkan ketakutan. Ia tetap menjalankan ibadahnya dan bahkan bersikap tenang. Sikapnya mengajarkan bahwa dalam situasi sulit sekalipun, kita harus tetap bersandar kepada Allah.

  1. Kesetiaan yang Tak Tergoyahkan

Saat diberi kesempatan untuk menyelamatkan diri dengan mengkhianati Rasulullah, Khubaib menolak tanpa ragu. Ia lebih memilih mati daripada mengorbankan sahabatnya. Kesetiaan seperti ini adalah sesuatu yang langka dan patut dijadikan teladan.

Khubaib bin Adi mungkin tidak sepopuler Abu Bakar atau Ali bin Abi Thalib, tetapi kisahnya penuh dengan pelajaran berharga tentang keimanan, keteguhan, dan kesetiaan sejati.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin menghadapi cobaan yang menguji kepercayaan dan kesetiaan kita kepada sahabat atau prinsip hidup. Belajar dari Khubaib, kita diajarkan untuk tetap teguh dalam kebaikan, meskipun dalam kondisi paling sulit sekalipun.

Semoga kisah ini menginspirasi kita untuk menjadi pribadi yang setia dan berprinsip, seperti Khubaib bin Adi.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button