
Dalam kehidupan bermasyarakat, sering kali seseorang merasa dirinya baik hanya dengan membandingkan kekurangan orang lain. Padahal, Islam mengajarkan agar kita berbuat baik dengan ikhlas tanpa harus merendahkan orang lain. Menjadi pribadi yang baik bukan berarti menilai diri sendiri lebih mulia dari yang lain, melainkan bagaimana mampu menghadirkan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari.
- Prinsip dari Al-Qur’an
Allah SWT menegaskan agar manusia fokus pada amal masing-masing, tidak saling merendahkan:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰ أَن يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِّن نِّسَاءٍ عَسَىٰ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka yang diperolok lebih baik dari mereka (yang mengolok). Dan jangan pula wanita (merendahkan) wanita lain, (karena) boleh jadi wanita yang direndahkan lebih baik dari mereka.”* (QS. Al-Hujurat: 11)
Ayat ini menjadi dasar penting bahwa kebaikan bukanlah untuk dibandingkan dengan keburukan orang lain, tetapi dilihat dari ketakwaan seseorang.
Allah juga mengingatkan dalam ayat lain:
فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ
“Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui siapa yang bertakwa.” (QS. An-Najm: 32)
Artinya, kita tidak berhak merasa diri paling baik dengan menganggap orang lain buruk, sebab hanya Allah yang mengetahui siapa hamba terbaik di sisi-Nya.
- Hadits Nabi Muhammad SAW
Rasulullah SAW bersabda:
مَن قالَ هلكَ النّاسُ فَهو أَهلَكُهُم
“Barangsiapa berkata: ‘Orang-orang telah binasa,’ maka dialah yang paling binasa di antara mereka.” (HR. Muslim)
Hadits ini mengajarkan bahwa merasa diri baik dengan merendahkan orang lain justru menjadi sebab kebinasaan. Kebaikan sejati lahir dari kerendahan hati, bukan kesombongan.
Dalam hadits lain Rasulullah SAW juga menekankan:
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Ia tidak menzhaliminya dan tidak merendahkannya. Takwa itu di sini (sambil menunjuk ke dada). Cukuplah seseorang dianggap buruk jika ia merendahkan saudaranya yang muslim.” (HR. Muslim)
- Implementasi dalam Kehidupan
Fokus pada perbaikan diri: Menjadi baik berarti berusaha memperbaiki diri dari waktu ke waktu, bukan mencari kesalahan orang lain.
Tidak merasa paling suci: Menghindari sifat ujub (bangga diri) dan takabbur (sombong) yang dapat merusak amal.
Memberi teladan: Jadilah baik dengan akhlak yang nyata, sehingga orang lain merasakan manfaatnya tanpa merasa direndahkan.
Doakan orang lain: Alih-alih merendahkan, mendoakan kebaikan bagi sesama jauh lebih mulia di sisi Allah.
Penutup
Menjadi baik tanpa memandang orang lain buruk adalah inti dari akhlak Islam. Kebaikan bukanlah untuk diperbandingkan, melainkan untuk dipraktikkan dengan penuh keikhlasan. Ingatlah, Allah menilai hamba-Nya bukan dari ucapan merendahkan orang lain, tetapi dari hati yang ikhlas dan amal yang tulus.
وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَن تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَن تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا
“Dan janganlah engkau berjalan di bumi dengan sombong. Sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.” (QS. Al-Isra’: 37)