Tokoh

Teladan Kesabaran Dan Keteguhan Iman

Ruqayyah binti Rasulullah ﷺ adalah putri kedua Nabi Muhammad ﷺ dari pernikahan beliau dengan Sayyidah Khadijah radhiyallahu ‘anha. Ia lahir sebelum diutusnya Nabi sebagai Rasul. Ruqayyah dikenal sebagai perempuan yang lembut, berakhlak mulia, dan penuh kesetiaan kepada keluarga serta agamanya.

Sejak kecil, Ruqayyah tumbuh dalam didikan kenabian, menyaksikan langsung keteladanan ayahandanya yang penuh kasih, sabar, dan jujur. Ketika wahyu turun dan Islam disebarkan, ia menjadi salah satu pendukung dakwah Rasulullah ﷺ dengan seluruh jiwa dan raganya.

Ruqayyah mengalami ujian berat dalam hidupnya. Awalnya, ia dinikahkan dengan ‘Utbah bin Abu Lahab. Namun, ketika ayahnya (Abu Lahab) menjadi musuh besar dakwah Islam, ia memaksa anaknya menceraikan Ruqayyah agar memutuskan hubungan dengan Nabi ﷺ.

Ruqayyah menerima keputusan itu dengan sabar. Ia tidak menyesal, karena keyakinannya kepada Allah lebih besar daripada urusan dunia. Tidak lama kemudian, ia menikah dengan sahabat mulia Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, yang terkenal dengan ketampanan, kelembutan, dan keimanan yang tinggi.

Pasangan ini kemudian hijrah dua kali — pertama ke Habasyah (Ethiopia) untuk menyelamatkan iman mereka, dan kemudian ke Madinah. Dalam pengasingan dan perjalanan hijrah yang berat itu, Ruqayyah menunjukkan kekuatan hati dan kesetiaan luar biasa kepada suami dan agamanya.

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian tetap (dalam pendiriannya), akan turun malaikat-malaikat kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu takut dan bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (QS. Fussilat [41]: 30)

Ruqayyah termasuk di antara perempuan yang sabar dan istiqamah, sebagaimana yang digambarkan dalam ayat-ayat tersebut.

Ruqayyah wafat di Madinah pada tahun 2 Hijriah, tepat ketika Rasulullah ﷺ sedang berada di Perang Badar. Saat kabar kemenangan Badar sampai, kabar duka pun datang: putri tercinta beliau telah berpulang. Rasulullah ﷺ meneteskan air mata dan bersabda dengan lembut:  “Bersabarlah wahai Utsman, sesungguhnya musibah ini adalah ujian dari Allah.”

Ruqayyah mengajarkan bahwa kehormatan seorang perempuan bukan diukur dari status dunia, tetapi dari kesabarannya dalam menghadapi cobaan. Meski diceraikan karena keimanan, ia tidak goyah — justru makin tegar di jalan Allah.

Ia menjadi pendamping sejati bagi Utsman bin Affan. Dalam suka dan duka, mereka bersama, bahkan saat hijrah jauh dari tanah kelahiran. Ini menjadi teladan bagi istri-istri zaman sekarang: mendukung suami dalam kebaikan dan perjuangan hidup yang halal.

Ruqayyah menghadapi tekanan dari keluarga besar Quraisy yang menolak Islam, tapi ia tetap istiqamah. Dalam dunia modern yang penuh godaan, Muslimah bisa meneladaninya dengan tetap berpegang pada prinsip Islam meski harus berbeda dari arus umum.

Meski hidupnya penuh ujian, Ruqayyah dikenal lembut, penyayang, dan berakhlak indah. Nilai ini penting bagi perempuan masa kini — untuk tetap menjaga kelembutan di tengah kerasnya kehidupan.

Ruqayyah binti Rasulullah ﷺ adalah gambaran nyata seorang perempuan salehah yang hidup dengan kesabaran, keimanan, dan cinta kepada Allah. Ia mengajarkan bahwa ujian bukan tanda kebencian Allah, tapi sarana untuk meninggikan derajat seorang hamba.

“Jadilah perempuan yang sabar dalam ujian, setia dalam kebaikan, lembut dalam tutur, dan teguh dalam iman — seperti Ruqayyah binti Rasulullah ﷺ.”

Siti mufatun, S.Pd (Sekolat Tabligh banjarengara)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button