
Bismillaahirrahmaniirrahiim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ
Hadirin kaum muslimin muslimat rahimakumullah.
Segala puji bagi Allah Swt atas seluruh ni’mat, terutama ni’mat iman dan semangat hadir di majelis ilmu ini,
Shalawat salam semoga tercurah kepada Rasulullah Saw, keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman. Aamiin
Hadirin kaum muslimin muslimat rahimakumullah.
Bangunan rumah tangga merupakan bukti kebesaran Allah Swt, Tujuannya adalah menciptakan ketenangan, menumbuhkan rasa cinta, serta saling mengasihi yang sering kita sebut Sakinah mawadah warahmah.
Tapi sayang tidak semua keluarga muslim bisa mewujudkan hal tersebut, kenapa hal tersebut bisa terjadi, tentu karena banyak faktor, yang paling besar adalah karena lemahnya iman dan taqwa dalam keluarga tersebut, serta sedikitnya ilmu dalam membangun keluarga dan parahnya lagi sudah tidak berilmu juga tidak mau belajar/mengaji sehingga kondisi sulit diperbaiki hingga banyak terjadi perceraian.
Maka begitu urgennya keluarga muslim segera memperdalam keilmuan tentang membangun keluarga muslim yang ideal, sehingga terwujud keluarga baiti jannati/rumahku adalah surgaku.
Hadirin kaum muslimin muslimat rahimakumullah.
Berdasar hal tersebut di atas maka dikesempatan yang baik ini kami akan menyampaikan kultum dengan tema : keagungan keluarga muslim.
Allah Swt berfirman dalam surat Arrum ayat 21
وَمِنۡ اٰيٰتِهٖۤ اَنۡ خَلَقَ لَكُمۡ مِّنۡ اَنۡفُسِكُمۡ اَزۡوَاجًا لِّتَسۡكُنُوۡۤا اِلَيۡهَا وَجَعَلَ بَيۡنَكُمۡ مَّوَدَّةً وَّرَحۡمَةً ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوۡمٍ يَّتَفَكَّرُوۡنَ
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (Q.S. Ar-Rum: 21).
Sebagaimana sebuah rumah yang kokoh tentu harus ada pondasi yang kuat, tiang yang tegak, dinding yang rapat, pintu, jendela serta atap yang terpasang dengan baik, begitu pula digambarkan sebuah rumah tangga muslim.
Kemudian apa saja struktur bangunan rumah tangga seorang muslim sehingga bisa menjadi keluarga yang sakinah, mawwadah warahmah?
Fondasinya adalah ketaqwaan suami dan istri
Allah Swt berfirman dalam surat Al Hujarat ayat 13.
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. (Qs. Al Hujarat ayat 13).
Hadirin Rahimakumullah, jika keluarga muslim menjadi keluarga yang bertaqwa tentu keluarga itu akan penuh dengan kemuliaan dari Allah Swt.
Tiangnya adalah kepemimpinan ( qawwamah) suami.
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ
Laki-laki (suami) adalah penanggung jawab atas para perempuan (istri) ( Qs, Annisa ayat 34 )
Hadirin Rahimakumullah, bagunan yang kuat ditopang tiang yang kuat dan tegak, segitu pula rumah tangga, seorang suami harus benar-benar memerankan diri sebagai seorang pemimpin, pemimpin yang bertanggungjawab terhadap yang dipimpinnya yaitu istri dan anak-anaknya, pemimpin yang bisa mengayomi, melindungi, mendidik dan membimbing, pemimpin yang benar benar bisa menjadi imam, yang ditaati karena keshalihannnya, dan akhlaqnya yang mulia.
Dindingnya adalah Keshalihan istri ( shalihat).
Dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471)
Hadirin Rahimakumullah, betapa bahagianya seorang suami jika memiliki istri yang shalihah, yang taat kepada Allah dengan menegakkan shalat melaksanakan puasa dan amal ibadah lainnya.
Istri yang seperti inilah yang akan bisa mendidik anak-anak menjadi anak-anak yang salih dan shalihah, dari seorang ibu yang taatlah akan lahir generasi terbaik dalam islam.
Jendelanya adalah ketaatan istri kepada suami ( Qanitat )
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
“Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” (QS. An-Nisaa’: 34).
Hadirin rahimakumullah, seorang istri wajib taat kepada suami, selama sang suami berlaku baik dan tidak dalam kemaksiatan, jika suami melakukan kemaksiatan maka istri harus memberikan nasehat dengan sabar dan selalu berdoa supaya suami mendapat hidayah Allah swt,
Pintunya adalah kemampuan istri untuk menjaga diri dan keluarganya ( hafidzhat)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).
Seorang istri harus bisa menyenangkan suami, dengan penampilan yang menarik, dengan tutur kata yang sopan, dan terbaik dalam melayani suami, Seorang istri juga harus bisa menjaga kehormatan dirinya, karena Allah telah memuliakannya, minta ijin suami saat berpergian dan tidak menerima tamu laki-laki yang bukan mahram di rumahnya.
Atapnya adalah pergaulan yang baik anata suami istri ( al-mu’aysrah bil ma’ruf )
وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِۚ فَاِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا ١٩
Pergaulilah mereka dengan cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak di dalamnya. (Qs. An_Nisaa’ :19 )
Suami istri harus bisa saling bergaul dengan cara yang terbaik, saling melengkapi, saling saling menutupi kekurangan, saling memaafkan jika salah satunya membuat kesalahan, serta saling memberikan nasehat kebaikan.
Hadirin kaum muslimin muslimat rahimakumullah.
Itulah bangunan keluarga muslim yang kita harapkan, yang dibangun diatas kuatnya ketaqwaan suami istri, kepemimpinan suami, keshalihan istri, ketaatan istri pada suami, kemampuan istri menjaga diri serta pergaulan yang baik antara suami istri.
Demikian materi yang singkat ini kami sampaikan, semoga kelurga kita bisa menjadi keluarga muslim yang penuh dengan keagungan, yang bisa menjadi contoh dan suri tauladan bagi lingkungan kita, dan semoga kita selalu diberikan Kesehatan, kemudahan rejeki dan umur yang berkah sehingga bisa bertemu lagi pada kultum yang akan datang. Aamiin yaa robbal ‘alamiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Oleh : Khoiruman, S.IP (Mahasiswa Sekolah Tabligh PWM Jateng di Banjarnegara)