ArtikelIbadah

Menjaga Shalat Tepat Waktu “Shalat Tepat, Hidup Berkat”

Mister Kismadi, SE (Sekolah Tabligh PWM Jawa Tengah Kelas Banjarnegara dan Majelis Pustaka dan Informasi Cabang Muhammadiyah Kalibening

Dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah dijelaskan bahwa shalat merupakan kewajiban utama seorang Muslim dan menjadi cerminan kepribadian Islami dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, dalam Waktu Shalat ditekankan bahwa shalat tidak sah jika dikerjakan sebelum masuk waktunya atau setelah lewat waktunya. Karena itu, menjaga shalat tepat waktu merupakan bentuk ketaatan yang sangat penting.

Shalat yang dilakukan tepat waktu bukan hanya menggugurkan kewajiban, melainkan juga berfungsi sebagai pengendali moral. Allah menegaskan dalam QS. Al-‘Ankabut ayat 45:

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Ungkapan “Shalat tepat, hidup berkat” menggambarkan bahwa dengan menjaga shalat pada waktunya, hidup seorang Muslim akan mendapatkan keberkahan, ketenteraman hati, serta terhindar dari perbuatan yang keji dan mungkar.

Dalam Waktu Shalat disebutkan bahwa shalat wajib harus dilaksanakan sesuai waktunya, sebab syarat sah shalat adalah sudah masuk waktunya. Jika dilakukan sebelum waktunya atau setelah lewat waktunya maka shalat tidak sah.

Majelis Tarjih Muhammadiyah menegaskan bahwa menjaga shalat tepat waktu adalah bentuk ketaatan dan sikap ihtiyath (kehati-hatian) dalam beribadah, agar tidak terlewat dari waktu yang telah ditetapkan Allah.

Keutamaan shalat tepat waktu antara lain:

  1. Mendapat ridha Allah SWT karena melaksanakan ibadah sesuai dengan perintah-Nya (QS. An-Nisa: 103).
  2. Mencegah perbuatan keji dan mungkar, sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al-‘Ankabut ayat 45.
  3. Menjadi amal yang paling dicintai Allah. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Nabi ﷺ bersabda ketika ditanya amalan apakah yang paling dicintai Allah: “Shalat pada waktunya.”
  4. Menguatkan kedisiplinan dan ketakwaan dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana menjadi pedoman dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah.

Dalam Waktu Shalat dijelaskan bahwa salah satu dasar utama kewajiban menjaga shalat tepat waktu adalah hadis Nabi ﷺ yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud. Ia bertanya kepada Rasulullah ﷺ:

“Ya Rasulullah, amal apakah yang paling dicintai oleh Allah?” Beliau menjawab: Shalat pada waktunya.

(HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menjadi dasar bahwa melaksanakan shalat tepat waktu merupakan amalan utama, bahkan lebih didahulukan daripada jihad dan bakti kepada orang tua dalam redaksi hadis tersebut.

Selain itu, ada hadis lain dari Abdullah bin Amr, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

“Waktu shalat adalah antara sejak masuk waktunya hingga (datangnya) waktu berikutnya, kecuali shalat Subuh hingga terbit matahari.” (HR. Muslim)

Hal ini menunjukkan penegasan bahwa shalat harus dikerjakan dalam rentang waktu yang telah ditentukan, dan melaksanakannya di awal waktu adalah yang paling utama.

Dalam Waktu Shalat dijelaskan bahwa shalat merupakan kewajiban yang waktunya sudah ditentukan. Jika dilakukan di luar waktunya, maka shalat tidak sah. Karena itu, meninggalkan shalat termasuk dosa besar.

Hadis Rasulullah ﷺ yang menegaskan ancaman bagi orang yang meninggalkan shalat antara lain:

  1. Dari Jabir bin Abdillah RA, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Batas antara seseorang dengan kekafiran dan kesyirikan adalah meninggalkan shalat.”    (HR. Muslim).

  1. Dari Buraidah RA, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa meninggalkan shalat, maka sungguh ia telah kafir.”    (HR. Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah).

  1. Dari Abdullah bin Amr RA, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Siapa yang menjaga shalat, maka baginya cahaya, bukti, dan keselamatan pada hari kiamat. Dan siapa yang tidak menjaganya, maka tidak ada cahaya, bukti, dan keselamatan baginya. Ia akan dikumpulkan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.”    (HR. Ahmad).

Hadis-hadis ini menunjukkan bahwa meninggalkan shalat bukan sekadar dosa biasa, tetapi bisa menjerumuskan seseorang kepada kekafiran dan kehancuran.

فَخَلَفَ مِنۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَٱتَّبَعُوا۟ ٱلشَّهَوَٰتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيّٗا ٥٩

“Kemudian datanglah setelah mereka generasi yang menyia-nyiakan shalat dan menuruti hawa nafsu, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS. Maryam: 59)

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا

“Rasulullah ﷺ bersabda: Amalan yang paling dicintai Allah adalah shalat pada waktunya.” (HR. Bukhari & Muslim)

إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتۡ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ كِتَٰبٗا مَّوۡقُوتٗا ١٠٣

“Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa: 103)

Shalat merupakan ibadah pokok yang harus ditegakkan oleh setiap Muslim sebagai bentuk ketaatan kepada Allah.

Warga Muhammadiyah dituntut untuk menunaikan shalat wajib lima waktu secara tepat waktu, berjamaah, serta menjaga kekhusyukan sebagai cerminan pribadi Islami dalam kehidupan sehari-hari.

Shalat ditegaskan bukan hanya menggugurkan kewajiban, tetapi menjadi sarana membina akhlak, memperteguh iman, serta mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.

Ditekankan juga bahwa shalat harus menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup Islami warga Muhammadiyah dalam menegakkan ibadah dan akhlak mulia.

وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكۡرِي ٣٥

“Dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.” (QS. Thaha: 14)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button