Dinamika Pesyarikatan

Pengajian Ahad Pon dan Peletakan Batu Pertama GDM Kalibening

Oleh Mister Kismadi, SE MPI PCM Kalibening Banjarnegara Jateng

Ahad Pon, 15 Juni 2025 – Hari Ahad ini menjadi momen yang penuh berkah dan makna bagi warga Muhammadiyah Ranting Kalibening 02. Serangkaian kegiatan keagamaan dan pembangunan dimulai sejak dini hari, diawali dengan kajian ba’da Subuh di Masjid Baitul Qiblat yang disambut antusias oleh jamaah. Kajian ini menjadi pembuka kegiatan Pengajian Ahad Pon dengan tema “Senantiasa Menginspirasi dan Menggerakkan Kebaikan” yang dirangkaikan dengan peletakan batu pertama Gedung Dakwah Muhammadiyah Kalibening.

Dalam kajian ba’da Subuh yang mengawali rangkaian kegiatan Ahad Pon ini, Ustadz Mintaraga Eman Surya, Lc., MA, menyampaikan materi dengan tema “Meneladani Keteladanan dan Menguatkan Ketakwaan di Bulan Syuro.” Kajian ini menggali nilai-nilai spiritual dan historis yang terkandung dalam bulan Syuro-bulan pertama dalam kalender Hijriah.

Ustadz membuka kajian dengan penjelasan bahwa dalam Islam, bulan Syuro memiliki keistimewaan karena termasuk dalam empat bulan haram (suci), bersama dengan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Di bulan-bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah dan menjauhi segala bentuk kezaliman, baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.

“Bulan Syuro bukan bulan yang menakutkan seperti banyak diyakini dalam tradisi masyarakat Jawa, melainkan bulan yang dimuliakan. Ini saat yang tepat untuk muhasabah, memperbanyak puasa sunnah, sedekah, dan meningkatkan kualitas ibadah,” terang beliau.

Salah satu momen penting dalam bulan Syuro yang diangkat dalam kajian ini adalah peristiwa puasa Asyura (10 Muharram). Ustadz menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW menganjurkan puasa pada tanggal 10 Muharram karena pada hari itu Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa AS dan Bani Israil dari kejaran Fir’aun. Nabi SAW kemudian menyunahkan umatnya untuk berpuasa pada hari Asyura sebagai bentuk syukur, dan untuk membedakan dengan kebiasaan puasa Yahudi, beliau juga menganjurkan berpuasa pada hari ke-9 atau ke-11 (Tasu’a dan Asyura).

“Puasa Asyura menghapus dosa-dosa kecil selama setahun yang lalu. Ini adalah kesempatan emas bagi kita untuk membersihkan diri, memperbarui niat, dan memperkuat komitmen keislaman,” tambah beliau.

Kajian juga menekankan pentingnya menjadikan Syuro sebagai bulan awal untuk perubahan diri ke arah yang lebih baik, karena ia menandai tahun baru Hijriah. Ustadz mengajak jamaah untuk tidak sekadar merayakan datangnya tahun baru dengan perayaan kosong, tetapi dengan perenungan, evaluasi, dan niat kuat untuk memperbaiki diri dan lingkungan.

“Kita jadikan momentum bulan Syuro ini sebagai titik tolak. Mulai dari diri sendiri, keluarga, sampai masyarakat. Kita mulai hijrah menuju pribadi yang lebih jujur, amanah, dan berakhlak mulia,” pesan beliau menutup kajian.

Selepas kajian, para jamaah bersiap menuju lokasi kegiatan utama pengajian Ahad Pon yang dilaksanakan di halaman gedung MTs Muhammadiyah Kalibening 1. Suasana khidmat dan semangat kebersamaan begitu terasa saat para tokoh masyarakat, warga Muhammadiyah, dan simpatisan hadir memenuhi lokasi acara.

Pengajian Ahad Pon awali oleh Ketua PCM Kalibening bapak H. Hidayanto, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya keberlanjutan dakwah yang tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga berdampak nyata dalam kehidupan sosial. “Tema hari ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa inspirasi dan gerakan kebaikan harus hadir dalam bentuk amal nyata, dan pembangunan gedung dakwah ini adalah bagian dari wujud tersebut,” ujarnya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan mantan Camat Kalibening Plt Camat baru Kalibening, yang mengapresiasi peran Muhammadiyah dalam membina umat serta konsistensinya dalam kegiatan dakwah yang berkelanjutan. Ia menekankan pentingnya sinergi antara organisasi keagamaan dan pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang berkarakter dan berkemajuan.

Suasana menjadi semakin semarak dengan kehadiran Ibu Bupati Banjarnegara dr. Amalia Desiana, yang turut memberikan sambutan dan dukungan moril terhadap warga Muhammadiyah Kalibening dan Pandanarum. Dalam pidatonya, beliau menyampaikan harapan agar Muhammadiyah ini menjadi pusat pembinaan umat, tempat lahirnya ide-ide kemajuan dan gerakan sosial keagamaan yang produktif.

Sebagai bentuk dukungan legislatif, turut hadir pula Anggota DPR RI Dapil Jateng X, bapak Aqib Ardiansyah, M.Si, yang menyampaikan orasi singkat penuh semangat. Ia menyoroti pentingnya investasi sosial dan pendidikan melalui pembangunan pusat-pusat dakwah dan menegaskan komitmennya untuk terus mendorong program-program keummatan di tingkat nasional.

Tausiyah inti disampaikan oleh Ustadz Mintaraga Eman Surya, Lc., MA,, yang menyampaikan pesan mendalam tentang bagaimana setiap individu bisa menjadi sumber inspirasi bagi lingkungan sekitarnya. Beliau menekankan bahwa keberadaan Gedung Dakwah nantinya bukan sekadar bangunan fisik, tetapi simbol dari semangat perjuangan dakwah yang inklusif, mencerahkan, dan membangun.

Usai pengajian, dilakukan prosesi peletakan batu pertama oleh Ibu Bupati dr. Amalia Desiana, Anggota DPR RI Fraksi PAN, DPRD Provinsi Fraksi PAN DPRD Kabupaten Fraksi PAN, serta pewakaf tanah saudara Halim Sedyo Prasojo, SE. MBA. Disertai doa dan harapan bersama, batu pertama itu diletakkan sebagai tonggak awal pembangunan pusat dakwah yang diharapkan menjadi motor penggerak kegiatan keagamaan, sosial, dan edukatif di masa mendatang.

Acara ditutup dengan doa bersama, dilanjutkan ramah tamah dan makan bersama. Semangat kebersamaan dan semangat dakwah terpancar jelas dari wajah seluruh peserta, menandakan bahwa Muhammadiyah tetap konsisten menjadi pelopor gerakan pencerahan dan kebaikan bagi umat dan bangsa.

Pengajian ini didukung oleh Klinik Pratama PKU Muhammadiyah Kalibening, KSPPS BTM Banjarnegara Cabang Kalibening, MTs Muhammadiyah 01 Kalibening, SMA Muhammadiyah 04 Banjarnegara di Kalibening, MBS Bumi Syahaadat Kalibening dan AUM lainnya.

Mister Kismadi MPI Cabang Kalibening

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button