Artikel

Fast Response: Skill Dunia, Nilai Akhirat

Oleh:  Dr. Hermawan, M.Pd.I

Ajaran Islam mengajarkan kita bahwa merespons dengan cepat bukan hanya soal etika komunikasi, tetapi juga cerminan akhlak mulia. Rasulullah Saw dikenal sebagai pribadi yang tidak menunda dalam membalas salam, menjawab pertanyaan, atau merespons panggilan. Beliau selalu memperhatikan siapa pun yang berbicara kepadanya, menoleh penuh, dan memberikan jawaban yang menenangkan hati. Ketika seseorang mengirim pesan atau menyapa, ia sejatinya sedang mengulurkan tangan untuk membangun silaturahmi. Sebaliknya, menunda jawaban tanpa alasan yang jelas dapat membuat hubungan menjadi renggang, sedangkan membalas dengan cepat menumbuhkan rasa dihargai dan dipercaya. Allah Swt berfirman:

“Apabila kamu diberi penghormatan dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau balaslah dengan yang serupa.” (QS. An-Nisa: 86)

Ayat tersebut mengajarkan kepada kita bahwa setiap bentuk komunikasi, baik salam, sapaan, maupun pesan singkat selayaknya segera dibalas dengan cara yang baik. Maka, fast response bukan sekadar keterampilan modern, melainkan warisan akhlak Rasulullah Saw yang mengajarkan kita untuk menghargai waktu dan perasaan orang lain. Memang dapat kita pahami pula bahwa setiap pribadi pasti memiliki keterbatasan, kesibukan, kenyamanan dan hal-hal privasi masing-masing yang kemudian tidak dapat diintervensi oleh seseorang. Namun sekali lagi, terlepas dari semua itu, kita harus menyadari bahwa fast response dapat menjadi ladang amal kebaikan, skill dunia bernilai di akhirat.

Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairoh bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya ada enam… Jika ia memberi salam kepadamu, balaslah salamnya…”. Hadis tersebut menunjukkan bahwa menjawab salam (salah satu bentuk komunikasi) harus dilakukan atau dijawab dengan segera, tanpa penundaan. Dari tuntunan Nabi tersebut, kita belajar bahwa fast response bukan hanya sikap profesional, tetapi ibadah yang memelihara ukhuwah serta silaturahmi, menumbuhkan rasa hormat, dan mencerminkan budi pekerti Rasulullah Saw.

Fast response tidak hanya berlaku saat kita membalas pesan manusia, tetapi juga saat kita menjawab panggilan Allah Swt. Dalam sehari, Allah memanggil kita lima kali melalui suara adzan, seruan yang begitu agung dan penuh kasih sayang. Adzan bukan sekadar pengumuman waktu shalat, melainkan undangan langsung dari Allah kepada hamba-Nya.  Allah Swt berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli…” (QS. Al-Jumu’ah: 9)

Perintah bersegeralah adalah panggilan untuk fast response dalam ibadah. Menunda memenuhi panggilan adzan berarti kita menunda pertemuan dengan Allah, Dzat yang telah memberikan hidup dan seluruh nikmat kepada kita. Bayangkan, jika kita terbiasa cepat merespons pesan dari atasan, keluarga, atau sahabat, bukankah lebih pantas kita segera merespons panggilan dari Sang Pencipta? Orang yang fast response terhadap adzan berarti ia menempatkan Allah di atas segala urusan, menunjukkan bahwa cintanya kepada Allah mengalahkan kesibukan dunia. Oleh karena itu, mari kita jadikan adzan sebagai momen fast response tertinggi dalam hidup: hati segera tersentuh, kaki segera melangkah, dan lidah segera menjawab seruan muadzin hingga kita berdiri di hadapan-Nya dalam shalat.

*Dr. Hermawan, M.Pd.I (Wakil Ketua Majelis Tabligh PWM Jateng dan Dosen Universitas Muhammadiyah Purworejo)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button