Tokoh

Putri Nabi Turun Ranjang

Ummu Kulsum adalah putri ketiga Rasulullah ﷺ dari pernikahan beliau dengan Khadijah binti Khuwailid. Ia lahir di Makkah sebelum Nabi diangkat menjadi Rasul. Ummu Kulsum tumbuh dalam rumah tangga yang penuh kasih, akhlak mulia, dan didikan tauhid yang kuat.

Setelah wafatnya kakaknya, Ruqayyah, Ummu Kulsum menikah dengan Utsman bin Affan r.a., salah satu sahabat terdekat Rasulullah ﷺ dan khalifah ketiga dalam Islam. Karena itu, Utsman dikenal dengan julukan “Dzun Nurain” (Pemilik Dua Cahaya) — sebab beliau menikah dengan dua putri Rasulullah ﷺ secara bergantian: Ruqayyah dan kemudian Ummu Kulsum.

Sebelum menikah dengan Utsman, Ummu Kulsum sempat menghadapi masa sulit. Awalnya ia telah dipinang oleh putra Abu Lahab. Namun, setelah Nabi Muhammad ﷺ diangkat menjadi Rasul, keluarga Abu Lahab memutuskan pertunangan itu karena kebencian mereka terhadap Islam.

Meski sakit hati dan terhina secara sosial, Ummu Kulsum menerima takdir Allah dengan sabar dan tetap mendukung perjuangan ayahnya dalam menegakkan Islam. Inilah teladan luar biasa — kesabaran dalam ujian yang datang dari orang terdekat.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar, (QS. Al-Baqarah: 155)

Setelah Ruqayyah wafat, Rasulullah ﷺ menikahkan Utsman dengan Ummu Kulsum. Pernikahan mereka penuh keberkahan dan kasih sayang. Ummu Kulsum dikenal sebagai istri yang lembut, sabar, dan mendukung perjuangan suaminya di jalan Allah.

 

Rasulullah ﷺ sangat mencintainya. Ketika Ummu Kulsum wafat pada tahun ke-9 Hijriyah, Rasulullah ﷺ menangis dan dengan tangan beliau sendiri mengantarkan putrinya ke liang lahat. Betapa besar cinta ayah kepada putrinya yang sabar dan beriman.

Ummu Kulsum menjadi contoh nyata bagi perempuan Muslim masa kini:

Teguh menjaga kehormatan diri, meski diuji dengan penolakan dan fitnah.

 

Sabar menghadapi ujian hidup dan cinta, percaya bahwa Allah akan menggantikan dengan yang lebih baik.

Menjadi istri yang mendukung perjuangan suami, menjaga rumah tangga dengan iman dan kasih.

Menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, sebagaimana Ummu Kulsum yang selalu mendukung dakwah ayahnya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

عن عائشة رضي الله عنها قَالَتْ دَخَلَتْ عَلَيَّ امْرَأةٌ وَمَعَهَا ابنتان لَهَا تَسْأَلُ فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِي شَيئاً غَيْرَ تَمْرَةٍ وَاحدَةٍ فَأعْطَيْتُهَا إيَّاهَا فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ ابْنَتَيْها ولَمْ تَأكُلْ مِنْهَا، ثُمَّ قَامَتْ فَخَرجَتْ فَدَخَلَ النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم عَلَينَا فَأخْبَرْتُهُ فَقَالَ مَنِ ابْتُليَ مِنْ هذِهِ البَنَاتِ بِشَيءٍ فَأحْسَنَ إلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتراً مِنَ النَّارِ

Artinya: Dari Sayyidah Aisyah ra, ia bercerita, suatu hari seorang perempuan dewasa dan dua anak perempuan menemuinya. Mereka mengemis. Aku tidak memiliki apapun selain sebiji kurma. Kuberikan kepadanya. Ia membagi kurma itu kepada dua anak perempuannya. Ia sendiri tidak ikut memakan. Ia kemudian bangkit lalu keluar. Rasulullah saw masuk menemui kami. Kukabarkan peristiwa barusan. Ia bersabda, “Siapa saja yang diuji dalam pengasuhan anak-anak perempuan, lalu ia perlakukan mereka dengan baik, niscaya mereka akan menjadi perisainya dari api neraka (HR Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi).

Dari kisah Ummu Kulsum, kita belajar bahwa: Penolakan bukan akhir dari kehormatan, tapi ujian keimanan. Allah menggantikan kesedihan dengan kebahagiaan bagi yang sabar. Kelembutan dan keteguhan iman adalah kekuatan sejati seorang perempuan.

Ummu Kulsum binti Rasulullah ﷺ bukan hanya putri Nabi, tapi juga sosok teladan dalam kesabaran, kesetiaan, dan keimanan yang kokoh. Di tengah godaan dunia modern, perempuan Muslim bisa meneladani Ummu Kulsum dengan menjaga kehormatan diri, berbakti kepada orang tua, dan sabar menapaki takdir Allah.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah: 153)

Oleh : Siti Mufatun,S.Pd Sekolah Tabligh Banjarnegara

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button