KhutbahKhutbah Jum'at

Naskah Khutbah Jumat Gerhana Bulan Total: Ayat Kauniyah dan Refleksi Ketakwaan

Fenomena Gerhana Bulan Total 7 September 2025

🌕 Khutbah Pertama 🌕

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ، الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيرًا. وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، الْبَشِيرُ النَّذِيرُ وَالسِّرَاجُ الْمُنِيرُ.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيم

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾ [آل عمران 102]

 

Hadirin Jamaah Jumat yang Dimuliakan Allah,

Marilah kita tanpa henti memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Sang Pencipta dan Pengatur alam semesta.  Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi, menjadikan gelap dan terang, serta menundukkan matahari dan bulan bagi kita sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada teladan kita, Nabi Muhammad ﷺ, yang telah mengajarkan kita bagaimana membaca ayat-ayat Allah, baik yang tersurat maupun yang tersirat di alam raya.

 

Pada kesempatan yang mulia ini, khatib mengajak kita semua untuk merenungi sebuah fenomena agung ciptaan Allah yang akan segera kita saksikan bersama:

Gerhana Bulan Total. Peristiwa langit ini bukanlah sekadar tontonan astronomis biasa, melainkan sebuah ayat kauniyah—sebuah tanda kekuasaan Allah yang nyata dan terhampar di alam semesta—yang mengundang kita untuk bertafakur dan meningkatkan ketakwaan.

 

Allah SWT menegaskan keteraturan alam semesta ini dalam firman-Nya:

الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَان

“Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.” (QS. Ar-Rahman: 5)

 

Kata husban dalam ayat ini bermakna perhitungan yang luar biasa teliti, cermat, dan presisi.  Maka, ketika hari ini ilmu astronomi modern mampu memprediksi kapan terjadinya gerhana, di mana ia bisa diamati, bahkan hingga ke detik-detiknya, itu bukanlah untuk menafikan kekuasaan Allah. Justru sebaliknya, kemampuan itu menjadi bukti empiris akan kebenaran firman-Nya. Ia membuktikan betapa agung dan telitinya husban atau perhitungan yang telah Allah tetapkan di alam semesta.

Untuk menguatkan keyakinan kita, mari kita perhatikan data astronomis untuk peristiwa yang akan datang:

📅 Gerhana Bulan Total (Blood Moon)

Tanggal: Malam Ahad hingga Senin, 7-8 September 2025
Visibilitas: Dapat diamati dari seluruh wilayah Indonesia.
Proses Terjadinya: Fenomena ini terjadi ketika Bumi berada tepat di antara Matahari dan Bulan dalam satu garis lurus, menyebabkan bayangan Bumi menutupi Bulan sepenuhnya. Warna kemerahan (Blood Moon) yang muncul disebabkan oleh pembiasan cahaya Matahari oleh lapisan atmosfer Bumi kita.

Subhanallah, sebuah mekanisme kosmik yang berjalan dengan keteraturan luar biasa. Keteraturan ini kembali ditegaskan dalam Surah Yasin, ayat 38-40:

وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ. وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ. لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُون

“dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS. Yasin: 38-40)

Hadirin yang dirahmati Allah,

Lebih dari sekadar fenomena sains, gerhana adalah sebuah momen spiritual yang agung. Rasulullah ﷺ telah memberikan kita tuntunan yang jelas tentang bagaimana seharusnya seorang mukmin bersikap. Ketika terjadi gerhana matahari yang bertepatan dengan wafatnya putra beliau, Ibrahim, banyak orang mengaitkannya sebagai tanda duka cita alam. Namun, Nabi ﷺ dengan tegas meluruskan keyakinan syirik tersebut dan bersabda:

«إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا»

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian atau kehidupan seseorang. Jika kalian melihatnya, maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakan shalat, dan bersedekahlah.” (Muttafaqun ‘alaih, HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Hadis ini memberikan kita empat protokol spiritual utama:

shalat, doa, takbir (zikir), dan sedekah. Gerhana bukanlah pertanda nasib buruk atau kesialan, melainkan pengingat akan kebesaran Allah yang mampu “menyembunyikan” cahaya dari makhluk-Nya yang paling terang sekalipun. Ia adalah panggilan untuk kita segera kembali kepada-Nya, berintrospeksi diri, dan memperbanyak amal saleh.

 

بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ. أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيم

🌕 Khutbah Kedua 🌕

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

 

Jamaah Jumat yang Berbahagia,

Dalam khutbah kedua ini, mari kita perdalam hikmah di balik perintah Rasulullah ﷺ saat terjadi gerhana. Peristiwa hilangnya cahaya matahari atau bulan adalah sebuah takhwif, sebuah peringatan dari Allah agar hamba-Nya merasa takut akan kuasa-Nya dan segera bertaubat dari dosa.

Kegelapan sesaat saat gerhana adalah analogi dari dua kegelapan yang lebih dahsyat:

kegelapan alam kubur dan kegelapan hari kiamat. Oleh karena itu, dalam riwayat lain disebutkan bahwa Nabi ﷺ memerintahkan kita untuk memohon perlindungan dari azab kubur saat menyaksikannya. Momen ini adalah saat yang tepat untuk kita merenungi dosa-dosa, terutama perbuatan maksiat yang dilakukan sembunyi-sembunyi di kegelapan malam, karena Allah Yang Maha Kuasa mampu memadamkan cahaya bulan yang biasa menjadi saksinya.

Maka, respons kita terhadap Gerhana Bulan Total nanti haruslah komprehensif, mencakup:

  1. Memperkuat Akidah: Menjauhkan diri dari segala mitos dan takhayul, serta meyakini sepenuhnya bahwa gerhana adalah tanda kebesaran dan keteraturan ciptaan Allah.
  2. Memperbanyak Ibadah: Bersiap untuk melaksanakan shalat sunnah gerhana (shalat khusuf), memperbanyak zikir seperti takbir, tahmid, tahlil, serta memanjatkan doa dan istighfar.
  3. Meningkatkan Kepedulian Sosial: Mengeluarkan sedekah terbaik sebagai wujud syukur, pembersih harta, dan bukti kepedulian kepada sesama.
  1. Melakukan Introspeksi Diri: Menjadikan momen ini sebagai waktu untuk bertaubat dari segala dosa dan kelalaian, serta bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

🤲 Doa Penutup (Kumpulan Doa)

Marilah kita akhiri khutbah ini dengan menundukkan hati, seraya memanjatkan doa kepada Allah SWT.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ

Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Maha Dekat, lagi Maha Mengabulkan doa.

 

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dari siksa neraka Jahannam, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.

 

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قُلُوبَنَا عَلَى دِينِكَ

Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami di atas agama-Mu.

 

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.

 

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ


File Naskah Khutbah Jumat: DOWNLOAD


Naskah Khutbah Jumat - Gerhana Bulan Total Sebagai Bentuk Ayat Allah


 

Kasmui

Dosen Kimia, Komputasi, IT, dan AI UNNES; Ketua PCM Gunungpati 2; Anggota Majelis Tabligh PDM Kota Semarang & PWM Jawa Tengah; Anggota Tim Pengembang Software KHGT MTT PP Muhammadiyah; Praktisi Ilmu Falak: https://hisabmu.com/, https://falakmu.id/.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button