Artikel

Wanita Suri Tauladan dalam Sejarah

oleh Ely Sukasih, S.Pd.I, MA.

WANITA SURI TAULADAN DALAM SEJARAH

Manusia merupakan salah satu dari sekian banyak makhluk yang telah Allah ﷻ  ciptaan. Allah ﷻ menciptakan manusia berjenis pria dan wanita dengan ciri khas dan keistimewaannya masing-masing. Allah ﷻ telah menjadikan wanita sebagai pasangan bagi pria sejak asal mula kejadiannya di dunia ini, sebagai pelaku dalam proses menyempurnakan sunnah dan peraturannya, yaitu mengadakan keturunan guna kelangsungan hidup manusia sampai waktu yang telah ditentukan.

Wanita adalah salah satu dari sekian banyaknya ciptaan Allah yang susunan tubuhnya berbeda dengan susunan dan bentuk tubuh laki-laki. Ia lebih halus kulitnya, lebih halus perasaannya dan lebih lunak pula sendi tulangnya. Allah menjadikan wanita berbeda dengan pria untuk menunjukkan perbedaan antara mana yang laki-laki dan mana yang perempuan, mana yang putra dan mana yang puteri. Perbedaan itu tentu mengandung hikmah dan kepentingan yang orang tidak akan membantahnya.Yakni dengan perbedaan itu mereka dapat saling cinta mencintai, sayang menyayangi, saling mengambil faedah satu kepada dan dari yang lain. Saling dapat bahu membahu di dalam melakukan tugas memakmurkan dunia sebagai khalifah Allah di muka bumi ini. Saling dapat bahu membahu di dalam melakukan tugas memakmurkan dunia sebagai khalifah Allah di muka bumi ini.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ۝١٣

Firman Allah di dalam Al-Qur’an S. Al Hujurat ayat 13 : Artinya : “ Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha teliti. Allah menegaskan bahwa keberhasilan suatu bangsa sangat tergantung pada perempuan juga. Di dalam Islam, ada banyak wanita dengan iman yang kuat (iman) yang bangkit sebagai pemimpin, pejuang dan ulama, memperjuangkan pesan Islam meskipun banyak cobaan dan perjuangan.

Islam memberikan hak yang sama kepada laki-laki dan perempuan. Masing-masing tentunya memiliki hak dan memiliki kewajiban, walaupun terdapat perbedaan dalam jenisnya.

Firman Allah dalam S. An Nahl ayat 97:

مَنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَلَنُحۡيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةٗ طَيِّبَةٗۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”

Wanita dengan Pergaulan dalam pandangan Islam tidaklah lepas daripada ‘Aqidah, budi dan Akhlaq. Bahwa satu diantara tujuan pokok dari Agama Islam ialah memperbaiki budi pekerti ummat manusia.

Seperti dalam sebuah hadits, yang berbunyi:

عَن أبي هُرَيرة ، عَن النَّبِيّ صَلَّى الله عَلَيه وَسَلَّم قال : إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلاَقِ

Artinya: Abu Hurairah berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” (H.R. Ahmad, h. 8939, syaikh Al-Arna’uth berkata: hadits ini shahih, sanadnya kuat).

Siti Asyiah Isteri Raja Fir’aun.

Agama Islam dalam ajarannya, memberikan hak dan kewajiban kepada wanita dalam segala aspek. Maka, tercatatlah didalam sejarah beberapa tokoh wanita yang memiliki jasa begitu besar sehingga mendapatkan kehormatan yakni menjadi suri tauladan. Salah satu wanita, dari banyak wanita yang menjadi teladan bagi para muslimah dalam sejarah adalah Asyiyah binti Muzahim. Siti Asyiah merupakan anak dari Muzahim dan termasuk wanita pilihan yang dinikahi Fira’un, salah satu dari Raja Mesir, yang sangat mencintainya karena kebaikan akhlaq akan perangainya dan selalu membantu dalam menolak bahaya dan bencana yang menimpa kerajaannya. Dari perkawinan itu ia tidak dikaruniai putera.

Pada suatu waktu ketika Siti Asyiah sedang bercengkrama di kebun pеrtanaman di tepi sungai Nil, tiba-tiba ia melihat sebuah peti yang terapung di sungai, dan ia memerintahkan agar diambil dan dibukanya. Terkejutlah mereka karena peti itu berisi bayi laki-laki yang sangat menarik perhatian Siti Asyiah dan seketika saat itu juga timbullah rasa kasih dan sayang serta keinginan untuk memilikinya. Karena itu, dibawalah bayi itu ke istana. Maka setelah Fira’un mendengar perihal bayi tersebut, diperintahkan olehnya agar bayi itu dibunuhnya, karena ia telah mendapatkan nasehat dari para aıli nujumnya, bahwa setiap bayi laki-laki yang lahir haruslah dibunuh, karena, diantara bayi-bayi itu nantinya akan muncul seorang pemuda yang merobohkan kerajaan Fir’aun setelah besarnya.

Rasa saya dan kasih yang muncul dalam diri Siti Asyiah membuatnya membujuk kepada Fir’aun agar bayi itu dapat diambil menjadi anak karena memang selama ini tidak dianugerahi anak. Kata Siti Asyiah, “Jangan dibunuh anak ini, kemungkinan nantinya akan memberikan manfaat atau kami jadikan sebagai anak.” Maka Fir’aun pun lalu memberikan izin untuk selanjutnya dididik bayi itu di dalam kerajaan Fir’aun sampai dewasa. Bayi tersebut akhirnya diberi nama Musa oleh Siti Asyiah. Itulah Musa yang ditetapkan sebagai Nabi oleh Allah ﷻ dan Siti Asyiah pun beriman kepada Nabi Musa sekalipun ia sebagai isteri raja yang kafir dan dzalim.

Namun, ketika berita keimanan Siti Asyiah itu sampai kepada Raja Fir’aun, Fir’aunpun  menjadi marah dan benci kepada Siti Asyiah. Siti Asyiahpun tidak memperdulikan kemarahan suaminya dan tidak pula takut karena merasa bahwa ia dalam kebenaran dan percaya bahwa Musa memang seorang Nabi. Siti Asyiah pun tetap pada pendiriannya sampai wafat dan selalu berdo’a, yang do’anya, Allah ﷻ abadikan dalam Al-Qur’an, QS at-Tahrim: 11 yang berbunyi:

وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلٗا لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱمۡرَأَتَ فِرۡعَوۡنَ إِذۡ قَالَتۡ رَبِّ ٱبۡنِ لِي عِندَكَ بَيۡتٗا فِي ٱلۡجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِن فِرۡعَوۡنَ وَعَمَلِهِۦ وَنَجِّنِي مِنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلظَّٰلِمِينَ

Artinya: “Dan Allah membuat isteri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.”

Allah telah mengabulkan doa Siti Asyiah, Kemudian Allah mengutus malaikat untuk memperlihatkan tempatnya di surga. Hingga pada akhirnya, Asiyah gugur sebagai seorang syuhada yang mempertahankan iman dan ia termasuk wanita yang dijamin masuk surga.
Hadits Nabi Muhammad SAW:

خَيْرٌ نساء الْجَنَّةِ خَدِيجَهُ وَفَاطِمَةً وَمَرْيَم بنت عمران واسية امرأة فرعون

Artinya: “Sebaik-baik wanita di syurga ialah: Khadijah, Fatimah, Maryam binti Imran dan Asyiah isteri Fir’aun”

Di dalam Al Qur’an juga lebih dijelaskan tentang Siti Asyiah sebagai wanita teladan bagi orang mukmin bersama dengan Siti Maryam putera Imran, di samping itu, keduanya dijadikan contoh untuk membedakan antara wanita-wanita shalihah yang patut dijadikan teladan, dengan wanita-wanita yang berkhianat dan harus dijauhi sifatnya, seperti istri Nabi Nuh dan Nabi Luth yang berkhianat kepada kedua Nabi tersebut.

Allah berfirman dalam QS at-Tahrim: 12:

وَمَرۡيَمَ ٱبۡنَتَ عِمۡرَٰنَ ٱلَّتِيٓ أَحۡصَنَتۡ فَرۡجَهَا فَنَفَخۡنَا فِيهِ مِن رُّوحِنَا وَصَدَّقَتۡ بِكَلِمَٰتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِۦ وَكَانَتۡ مِنَ ٱلۡقَٰنِتِينَ

Artinya”  Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat”.

Demikian sekelumit cerita tentang kisah wanita dala sejarah yang di janjikan masuk ke syurga.

Barang siapa yang beramal shalih baik laki-laki mupun perempuan maka akan Allah berikan kehidupan yang baik.(hayatan thoyibah).

Alloh jadikan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Wabillahi taufiq wal hidayah wa ridha wal inayah wasalamaulaiakum warohmatullohi wabarakatuh. Kurang lebih mohon di maafkan

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button