Artikel

Pengkhidmatan Keumatan

Oleh : Masyhuda Darussalam,M.Pd (Alumni Sekolah Tabligh PWM Jatemg)

Pengkhidmatan Keumatan

(Masyhuda Darussalam,S.Pd,M.Pd 1558269 Alumni Sekolah Tabligh PWM JATENG)

Bagian terakhir dari risalah Islam berkemajuan adalah pengkhidmatan Islam berkemajuan.

Pertama adalah pengkhidmatan keumatan. Pengkhidmatan keumatan itu yang pertama adalah penguatan ukhuwah islamiyah, yang kedua penguatan kualitas.

Umat Islam di Indonesia dan di seluruh dunia itu semakin hari semakin bertambah banyak dan mudah-mudahan pertambahan banyak dari umat Islam itu juga diikuti kualitas yang semakin meyakinkan dari umat Islam. Apa yang perlu dilakukan untuk peningkatan kualitas itu ?.

Tentu suka atau tidak suka kita sebagai orang Islam harus selalu mempelajari dan memperdalam ajaran Islam, membaca karya-karya ulama yang terdahulu, maupun ulama-ulama yang terkini. Sehingga ilmu dan wawasan kita tentang Islam semakin luas, jika ilmu dan wawasan kita tentang Islam itu semakin luas maka kita akan semakin terbuka untuk memahami kenyataan bahwa umat Islam itu kondisinya beraneka ragam.

Pandangannya tentang agama Islam juga beraneka ragam, ini kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa ajaran islam adalah satu tetapi pemahaman terhadap Islam bermacam-macam. Bermacam-macam itu bisa karena latar belakang budaya seseorang, bisa karena perbedaan tempat tinggal, juga perbedaan zaman.

Apabila kita miliki ilmu mencukupi, kemudian wawasannya luas, maka persaudaraan umat Islam akan senantiasa terpelihara. Jika persaudaraan senantiasa terpelihara, maka energi umat tidak akan habis hanya untuk persoalan-persoalan sepele, persoalan-persoalan yang sesungguhnya sudah selesai. Maka, ke depan tidak penting kita mengungkit-ungkit perbedaan-perbedaan yang sifatnya memang khilafiah.

Sifatnya memang khilafiyah kita sudah selesai, nanti pemikiran-pemikiran kita supaya bisa berdaya untuk hal-hal yang lebih produktif bagi kemajuan dan kemaslahatan umat. Sebab, memang alquran sudah menegaskan dalam surat Al Hujurat ayat 10 :

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَࣖ

Artinya : Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati.

Kita semua orang yang beriman adalah saudara, jika saudara atas dasar kesamaan iman itu mestinya lebih kuat dibandingkan dengan persaudaraan hanya karena kesamaan faktor-faktor primordial, termasuk persaudaraan karena keturunan. Hal tersebut jauh lebih sederhana dibandingkan persaudaraan karena iman. Apabila persaudaraan karena iman itu soliditas dan solidaritasnya jauh lebih kuat, maka meskipun kita punya saudara yang karena ikatan darah, atau ikatan profesi, atau ikatan primordial yang lain apabila didasari dengan keimanan akan semakin kuat. Jadi kita punya kawan, punya saudara, latar belakangnya apapun kalau kita kuatkan dengan kesamaan iman akan semakin memperkokoh persaudaraan.

Dalam Perkhikmatan Keumatan, Muhammadiyah selalu mengajak kepada semua orang yang beriman untuk berpikiran terbuka untuk membangun jaringan yang lebih luas untuk memperkokoh silaturahim.

Sehingga umat Islam semakin berdaya dan semakin kuat, dan karena semakin berdaya dan semakin kuat maka kita akan dihargai oleh siapapun. Ini sejalan dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Menegakkan agama Islam dilakukan dengan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi tegaknya agama Islam itu ajaran-ajarannya diamalkan secara konsekuen oleh umat Islam. Kemudian menjunjung tinggi agama Islam, agama Islam itu akan dihargai dihormati dicintai dan dijunjung tinggi oleh siapapun kalau umat Islamnya menghargai, menjunjung tinggi ajaran agama Islam sehingga menjadi umat yang berkualitas.

Tugas kita masing-masing adalah memantaskan diri atau supaya kita itu sebagai orang Islam layak dihargai, layak dihormati, layak dicintai.

Dengan cara apa?. Dengan cara mengamalkan ajaran Islam secara murni dan konsekuen. Hal ini dilakukan Insyaallah akan terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya itu adalah masyarakat di mana ajaran islam terlaksana dalam kehidupan sehari-hari membimbing perilaku umat Islam sesuai dengan ajaran agama Islam yang tercantum dalam Alquran dan as-sunnah.

Termasuk urusan ibadah dan urusan muamalah duniawiyah. Jadi muamalah duniawiyah itu termasuk pergaulan dengan tetangga, pergaulan dengan masyarakat yang sesama muslim maupun pergaulan dengan masyarakat yang belum beragama Islam. Itu sudah diatur di dalam ajaran islam.

Apabila itu terlaksana dengan baik sesuai dengan tuntunan, itulah ikhtiar mendekati terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya akan menemukan titik terang.

Kembali kepada ayat dalam surat Al-Hujurat ayat 10 yang tadi sudah kita kutip, bahwa sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah diantara mereka yang bersaudara itu. Maka prinsipnya adalah membangun persaudaraan untuk menciptakan perdamaian. Jadi perdamaian ini menjadi sesuatu yang sangat penting.

Perdamaian akan menjadi landasan yang sangat berharga untuk bisa melaksanakan aktivitas-aktivitas, kegiatan-kegiatan, yang sifatnya untuk kemanfaatan dan kemaslahatan serta kemajuan umatnya.

Apabila kita masih sibuk bertengkar dengan sesama kita maka energi kita tidak akan produktif hanya habis sia-sia.

Oleh karena itu, membangun ukhuwah, menguatkan silaturahim sesama umat itu sangat diperlukan dan untuk sampai ke sana maka diperlukan kesadaran umat Islam untuk senantiasa terbuka dan lapang dada bahwa perbedaan-perbedaan pemahaman ajaran islam itu adalah kenyataan.

Dengan Memahami dan menghargai perbedaan itu maka Insyaallah solidaritas dan soliditas umat Islam akan semakin terpelihara dan semakin kuat. Tetapi dicatat bahwa menghargai perbedaan tidak selalu berarti membenarkan yang berbeda.

Jadi toleransi itu bukan membenarkan yang tidak benar, prinsipnya di dalam ukhuwah islamiyah itu adalah kita meyakini pemahaman kita sebagai kebenaran tetapi tidak menyalahkan yang berbeda pemahamannya dengan kita.

Orang Muhammadiyah yakin bahwa pandangan keagamaan Muhammadiyah itu sebagai kebenaran kemudian ditaati tetapi tidak menyalahkan yang berbeda dengan pemahaman dari Muhammadiyah. Jika semuanya punya prinsip seperti ini Insyaallah kita akan selalu hidup penuh persaudaraan meskipun di tengah perbedaan. Jadi berbeda tetapi tetap bersaudara. Dengan cara demikian, maka sekali lagi umat Islam akan bisa berpikir jernih untuk kepentingan masa depan yang lebih bermaslahatan, lebih bermanfaat dan juga mencerahkan. Sehingga umat Islam betul-betul menjadi umat yang unggul, umat yang dihargai, umat yang dihormati.

Mari kita bangun terus-menerus persaudaraan sesama umat Islam dengan cara saling menghargai dan menghormati perbedaan dengan tetap berpegang teguh kepada pemahaman yang dimiliki masing-masing. Sekali lagi ajaran islam itu satu tetapi pemahaman terhadap ajaran islam itu bisa berbeda.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button