Perempuan Pertama Syahid Di Jalan Allah

Sumayyah binti Khayyat adalah salah satu perempuan mulia di awal dakwah Islam. Ia adalah istri dari Yasir bin Amir dan ibu dari Ammar bin Yasir — keluarga yang dikenal dalam sejarah Islam sebagai Aal Yasir, keluarga yang pertama kali memeluk Islam di Makkah.
Ketika Islam masih lemah dan kaum Quraisy menentang keras dakwah Nabi Muhammad ﷺ, Sumayyah dan keluarganya menjadi sasaran penyiksaan karena keimanan mereka. Mereka disiksa di tengah terik matahari, ditindih batu besar, dan dipaksa untuk meninggalkan agama Allah. Namun, Sumayyah tetap teguh.
Dengan penuh keberanian, ia berkata kepada penyiksanya:“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah.”
Ucapan itu membuat Abu Jahal murka, dan akhirnya ia membunuh Sumayyah dengan tombak. Maka Sumayyah pun gugur sebagai syahidah pertama dalam Islam, menjadi simbol keteguhan iman dan keberanian seorang wanita beriman.
Teguh dalam Iman meski Berat Ujian, Sumayyah mengajarkan bahwa keimanan sejati diuji bukan di saat senang, tapi di saat sulit. Ia tidak goyah walau nyawanya menjadi taruhannya.
اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji? (QS. Al-‘Ankabut: 2)
Di era modern, ujian iman tidak selalu berupa siksaan fisik, melainkan godaan gaya hidup, media sosial, dan pandangan dunia yang menyingkirkan nilai Islam. Seorang muslimah harus tetap berpegang pada syariat dan menjaga kehormatan sebagaimana Sumayyah menjaga imannya.
Keberanian Menegakkan Kebenaran
Sumayyah menunjukkan bahwa keberanian bukan milik laki-laki saja. Ia berdiri tegak di hadapan para penindas. Perempuan muslimah masa kini bisa meneladani keberaniannya dalam menyuarakan kebenaran, melawan ketidakadilan, dan menolak kemaksiatan — di rumah, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat.
Kesabaran dalam Ujian
Nabi ﷺ bersabda:
٦٤ – (٢٩٩٩) – حَدَّثَنَا هَدَّابُ بۡنُ خَالِدٍ الۡأَزۡدِيُّ وَشَيۡبَانُ بۡنُ فَرُّوخَ. جَمِيعًا عَنۡ سُلَيۡمَانَ بۡنِ الۡمُغِيرَةِ وَاللَّفۡظُ لِشَيۡبَانَ: حَدَّثَنَا سُلَيۡمَانُ: حَدَّثَنَا ثَابِتٌ، عَنۡ عَبۡدِ الرَّحۡمٰنِ بۡنِ أَبِي لَيۡلَىٰ، عَنۡ صُهَيۡبٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: (عَجَبًا لِأَمۡرِ الۡمُؤۡمِنِ، إِنَّ أَمۡرَهُ كُلَّهُ خَيۡرٌ. وَلَيۡسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلۡمُؤۡمِنِ. إِنۡ أَصَابَتۡهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيۡرًا لَهُ. وَإِنۡ أَصَابَتۡهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ، فَكَانَ خَيۡرًا لَهُ).
(2999). Haddab bin Khalid Al-Azdi dan Syaiban bin Farrukh telah menceritakan kepada kami. Semuanya dari Sulaiman bin Al-Mughirah. Lafaz hadis ini milik Syaiban. Sulaiman menceritakan kepada kami: Tsabit menceritakan kepada kami dari ‘Abdurrahman bin Abu Laila, dari Shuhaib. Beliau mengatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Keadaan seorang mukmin menakjubkan. Semua keadaannya baik dan hal itu tidak dimiliki oleh seorang pun kecuali oleh seorang mukmin. Jika dia mendapat kesenangan, dia bersyukur. Itu baik baginya. Jika dia mendapatkan kesusahan, dia bersabar. Itu pun baik baginya.”
Sumayyah bersabar dalam penderitaan, dan Allah memuliakannya dengan derajat syahidah. Ini menjadi pelajaran berharga bagi perempuan masa kini untuk sabar dalam menghadapi ujian rumah tangga, ekonomi, maupun sosial.
Peran Ibu yang Menguatkan Anak
Ia adalah ibu dari Ammar bin Yasir — seorang sahabat yang kelak berjuang bersama Rasulullah ﷺ. Keteguhan Sumayyah menanamkan iman yang kuat pada anaknya.
Perempuan masa kini juga memiliki peran besar dalam membentuk generasi beriman melalui keteguhan hati dan teladan yang nyata.
۞ اِنَّ اللّٰهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اَنْفُسَهُمْ وَاَمْوَالَهُمْ بِاَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَۗ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَيَقْتُلُوْنَ وَيُقْتَلُوْنَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ وَالْقُرْاٰنِۗ وَمَنْ اَوْفٰى بِعَهْدِهٖ مِنَ اللّٰهِ فَاسْتَبْشِرُوْا بِبَيْعِكُمُ الَّذِيْ بَايَعْتُمْ بِهٖۗ وَذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ
Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan surga yang Allah peruntukkan bagi mereka. Mereka berperang di jalan Allah sehingga mereka membunuh atau terbunuh. (Demikian ini adalah) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Siapakah yang lebih menepati janjinya daripada Allah? Maka, bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu. Demikian itulah kemenangan yang agung. QS. At-Taubah: 111
وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمْوَٰتًۢا ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ ١٦٩
Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Tuhannya mendapat rezeki,
فَرِحِينَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِٱلَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا۟ بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ١٧٠
Mereka bergembira dengan karunia yang diberikan Allah kepadanya, dan senang hati terhadap orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.
صَبْرًا يَا آلَ يَاسِرٍ فَإِنَّ مَوْعِدَكُمُ الْجَنَّةُ
“Sabar wahai keluarga Yasir! Tempat yang dijanjikan bagi kalian adalah surga.”
(HR. Ibnu Ishaq, dengan sanad hasan)
Hadis ini menunjukkan betapa tinggi derajat keluarga Yasir, termasuk Sumayyah, karena kesabaran dan keimanan mereka.
Allahumma ja‘alna minash-shaabirīn wal-muqīnīn, waj‘al lanā min Sumayyah qudwah fī dīnina, waj‘al aqibatanā jannatan na‘īm.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang sabar dan teguh iman. Jadikanlah Sumayyah teladan bagi kami dalam beragama, dan akhirilah hidup kami dengan surga penuh kenikmatan.
Semoga setiap perempuan muslim di zaman ini memiliki hati sekuat Sumayyah, yang tidak takut pada celaan manusia dalam menaati Allah.
Semoga generasi penerus perempuan Islam tumbuh dengan keberanian, kesabaran, dan kemuliaan iman — menjadi benteng moral keluarga dan masyarakat.
Sumayyah binti Khayyat bukan hanya nama dalam sejarah, tapi cermin keberanian dan keimanan perempuan sejati.
Di tengah dunia yang mengagungkan penampilan dan popularitas, Sumayyah mengingatkan kita bahwa kemuliaan sejati terletak pada iman yang tidak tergoyahkan.
Siti Mufatun,S.Pd (Sekolah Tabligh Banjarnegara)