I`Jazul Qur`An (Kemukjizatan Al-Qur`An)
Oleh : Mutiatun, S.Pd.I (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng Di UMKABA)

Bulan Ramadan mengajarkan kepada kita berbagai kemuliaan seperti ketakwaan, keimanan, kepedulian, kesabaran, kejujuran dan kecintaan kepada al-Qur`an. Banyak Ulama salaf yang ketika masuk bulan Ramadan mampu mengkhatamkan al-Qur`an beberapa kali, Imam Asy-Syafi’i. Beliau mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 60 kali di bulan Ramadan. Usman Bin Affan mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 30 kali di bulan Ramadan. Al-Bukhari mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 45. Sementara itu umat Islam sekarang ini ada yang mengatakan bahwa untuk khatam al-Qur`an cukup dengan membaca surat al-Ikhlas 3 kali dengan pemahaman bahwa surat al-Ikhlas sama dengan sepertiga al-Qur`an. Pemahaman seperti ini harus diluruskan. Imam al-Qurtubi dan Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa maksud dari surat al-Ikhlas sepadan dengan sepertiga al-Qur`an adalah isi kandungannya. Isi al-Qur`an mencakup tiga hal yakni aqidah, janji dan ancaman serta hukum-hukum. Sedang surat al-Ikhlas berisi tentang aqidah.
Al-Qur’an diturunkan sebagai pedoman hidup bagi umat manusia. Beberapa fungsi utama diturunkannya Al-Qur’an yakni sebagai petunjuk hidup bagi seluruh manusia dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat (Hudan linnas) (QS. Al-Baqarah: 2, 185), penyempurna kitab-kitab sebelumnya, seperti Taurat, Zabur, dan Injil. (QS. Al-Ma’idah: 48), pemisah antara kebenaran dan kebatilan (Al-Furqan) (QS. Al-Furqan: 1), rahmat bagi semesta alam (QS. Al-Anbiya: 107), Sumber Hukum Islam yang mengatur akidah, ibadah, dan muamalah, obat dan penyembuh bagi penyakit hati dan fisik (Asy-Syifa’) (QS. Al-Isra: 82), peringatan dan nasehat agar manusia tidak tersesat dari jalan Allah. (QS. Al-A’raf: 2), mukjizat terbesar Nabi Muhammad ﷺ yang keasliannya terjaga sepanjang masa. (QS. Al-Hijr: 9)
Mukjizat adalah suatu kejadian luar biasa yang diberikan oleh Allah kepada para nabi dan rasul sebagai bukti kebenaran risalah mereka. Mukjizat tidak dapat ditiru atau dilakukan oleh manusia biasa karena terjadi atas kehendak Allah. Mukjizat bukan hasil usaha nabi sendiri, tetapi diberikan oleh Allah sebagai tanda kenabian. Mukjizat melampaui hukum alam dan akal manusia, seperti membelah laut atau menghidupkan orang mati. Mukjizat tidak bisa ditiru oleh siapa pun, termasuk penyihir atau ilmuwan. Mukjizat bertujuan memperkuat keimanan umat dan membuktikan bahwa nabi benar-benar utusan Allah.
Jenis-jenis mukjizat ada beberapa yakni: mukjizat berupa mukjizat kauniyah (Indrawi) yakni mukjizat yang bisa dilihat atau dirasakan oleh panca indera, misalnya: Nabi Musa AS membelah Laut Merah (QS. Asy-Syu’ara: 63). “Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan mukjizat yang nyata. Maka tanyakanlah kepada Bani Israil (tentang itu), ketika dia (Musa) datang kepada mereka, lalu Fir‘aun berkata kepadanya, ‘Wahai Musa! Sesungguhnya aku benar-benar menduga engkau seorang yang terkena sihir.'” (QS. Al-Isra’: 101).
Dalam ayat ini, Allah SWT menyebutkan bahwa Nabi Musa AS diberikan sembilan mukjizat nyata, yang menjadi bukti kenabiannya dan tantangan bagi Fir’aun serta kaumnya. Namun, Fir’aun tetap menolak dan menuduh Musa AS terkena sihir. Sembilan mukjizat yang dimaksud, menurut para ulama tafsir, adalah: tongkat yang berubah menjadi ular besar, tangan bercahaya putih (Yadul Baidha’), laut terbelah, air memancar dari batu, wabah belalang, wabah kutu, wabah katak, air sungai Nil berubah menjadi darah dan musibah kekeringan dan kekurangan hasil bumi. Nabi Isa AS dapat menyembuhkan orang buta dan menghidupkan orang mati (QS. Al-Ma’idah: 110). Mukjizat ‘Aqliyah (Akal) yakni mukjizat yang tidak bersifat fisik tetapi menantang akal, misalnya: Al-Qur’an sebagai mukjizat Nabi Muhammad ﷺ yang tak bisa ditiru oleh siapa pun (QS. Al-Isra: 88). Mukjizat Salbiyah (Negatif) yakni mukjizat berupa penghilangan kemampuan tertentu dari musuh nabi, misalnya: Nabi Ibrahim AS tidak terbakar api ketika dilempar ke dalamnya (QS. Al-Anbiya: 69). Mukjizat adalah bukti nyata kekuasaan Allah dan kebenaran ajaran para nabi. Mukjizat terbesar sepanjang masa adalah Al-Qur’an, yang tetap terjaga dan relevan hingga akhir zaman.
Sisi-Sisi Kemukjizatan Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar Nabi Muhammad ﷺ yang tidak dapat ditiru oleh siapa pun. Kemukjizatan Al-Qur’an dapat dilihat dari berbagai aspek, di antaranya:
1. Kemukjizatan dari Segi Bahasa dan Sastra (Balaghah)
Meskipun al-Qur`an bukan kitab sastra namun gaya bahasa Al-Qur’an sangat indah, puitis, dan memiliki susunan kata yang unik dan khas, tidak menyerupai puisi maupun prosa dalam sastra Arab. Tantangan bagi manusia untuk membuat satu surah yang setara dengan Al-Qur’an tidak pernah terpenuhi. (QS. Al-Baqarah: 23, QS. Yunus: 38, QS Hud : 13 QS al-Isra : 88). Di antara yang berusaha mencoba tantangan ini dan mengaku sebagai nabi adalah Musailamah al-Kadzab yang membuat beberapa surat seperti surat kodok, surat kelinci dan surat gajah dengan gaya bahasa mirip surat al-Qoriah namun justru menunjukkan kebodohannya.
2. Kemukjizatan dari Segi Ilmu Pengetahuan (Saintifik)
Al-Qur’an mengandung fakta ilmiah yang baru terbukti di era modern, seperti: proses penciptaan manusia dari nutfah (sperma) dan ‘alaqah (segumpal darah) dalam QS. Al-Mu’minun: 12-14. Perluasan alam semesta dalam QS. Adz-Dzariyat: 47, Gunung sebagai pasak bumi dalam QS. An-Naba’: 6-7 dan lain-lain.
3. Kemukjizatan dari Segi Keseimbangan Makna dan Susunan Kata
Kata-kata dalam Al-Qur’an memiliki keseimbangan luar biasa, contohnya: kata dunia dan akhirat masing-masing disebut 115 kali, kata malaikat dan setan disebut 88 kali, kata laki-laki dan perempuan disebut 24 kali, hidup dan mati disebut 145 kali, panas dan dingin 4 kali dan lain-lainnya.
4. Kemukjizatan dari Segi Berita Gaib dan Sejarah
Al-Qur’an menceritakan kisah-kisah nabi terdahulu secara akurat, meskipun Nabi Muhammad ﷺ tidak pernah belajar sejarah sebelumnya. Kemenangan Bizantium atas Persia setelah kekalahannya telah diramalkan dalam QS. Ar-Rum: 2-4, dan terbukti terjadi beberapa tahun kemudian. Penemuan jasad Firaun yang diselamatkan dalam QS Yunus ayat 91. Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa ialah (seperti taman yang mengalir) sungai-sungai di dalamnya: ada sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai dari susu yang tidak berubah rasanya, sungai dari khamar (arak) yang lezat bagi peminumnya, dan sungai dari madu yang murni. Mereka di sana memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka. Apakah (keadaan mereka) sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga usus mereka terpotong-potong?” (QS. Muhammad: 15)
5. Kemukjizatan dari Segi Hukum dan Petunjuk Hidup
Al-Qur’an memberikan hukum yang adil dan universal untuk segala aspek kehidupan, dari ibadah, sosial, ekonomi, hingga politik. Prinsip-prinsip Al-Qur’an tetap relevan di semua zaman dan tempat.
6. Kemukjizatan dari Segi Keabadian dan Keasliannya
Al-Qur’an tetap terjaga tanpa perubahan sedikit pun sejak diturunkan lebih dari 1400 tahun lalu (QS. Al-Hijr: 9). Tidak ada kitab lain yang memiliki keaslian serupa tanpa perubahan atau penyimpangan.
Kemukjizatan Al-Qur’an menjadi bukti bahwa kitab ini benar-benar berasal dari Allah dan bukan buatan manusia. Hal ini juga menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang benar dan sempurna. Beberapa ilmuwan terkenal masuk Islam setelah penelitian mereka mengungkap kebenaran ilmiah yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an. Berikut beberapa contoh ilmuwan yang menemukan kebenaran Islam melalui penelitian mereka:
1. Dr. Maurice Bucaille (Ahli Bedah & Penulis)
Seorang dokter bedah asal Prancis yang meneliti mumi Fir’aun dan menemukan bahwa penyebab kematiannya adalah tenggelam, sesuai dengan yang disebutkan dalam Al-Qur’an (QS. Yunus: 92). Ia juga membandingkan Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan modern dalam bukunya “The Bible, The Quran, and Science”, yang akhirnya membawanya masuk Islam.
2. Dr. Keith L. Moore (Ahli Embriologi)
Profesor embriologi asal Kanada yang terkesan dengan deskripsi perkembangan janin dalam Al-Qur’an (QS. Al-Mu’minun: 12-14). Ia menyatakan bahwa informasi tersebut tidak mungkin diketahui di zaman Nabi Muhammad ﷺ dan akhirnya menerima Islam.
3. Dr. Jeffrey Lang (Ahli Matematika, Profesor di Universitas Kansas)
Awalnya seorang ateis, tetapi setelah membaca Al-Qur’an, ia menemukan keselarasan antara logika matematika dan ajaran Islam. Ia masuk Islam setelah banyak berdiskusi dengan mahasiswa Muslimnya.
4. Prof. Dr. Tejatat Tejasen (Ahli Anatomi dari Thailand)
Meneliti ilmu saraf dan menemukan fakta tentang ujung saraf dalam kulit yang disebut dalam Al-Qur’an (QS. An-Nisa: 56). Setelah menghadiri konferensi tentang sains dalam Al-Qur’an, ia mengucapkan syahadat.
5. Dr. Yahya Eduardo (Ahli Biologi, Mantan Atheis)
Seorang ilmuwan biologi yang menemukan bahwa proses penciptaan manusia sesuai dengan yang dijelaskan dalam Al-Qur’an. Ia menyatakan bahwa keajaiban ilmiah dalam Al-Qur’an membuktikan keberadaan Tuhan.
“Ya Allah, rahmatilah aku dengan Al-Qur’an, jadikan ia sebagai imamku, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagiku. Ya Allah, ingatkan aku terhadap apa yang telah aku lupakan darinya, ajarkan aku apa yang belum aku ketahui, dan anugerahkan kepadaku kemudahan untuk membacanya sepanjang siang dan malam. Jadikanlah Al-Qur’an sebagai hujjah (pembela) bagiku, wahai Tuhan seluruh alam.” Aamiin.
[1] Disarikan dari Pengajian Ahad Pagi Majelis Taklim Ulul Albab PCM Limpung Hari Ahad Ahad Legi 24 Sya`ban 1446 H/ 23 Februari 2025 M Pemateri H. Charis Thohari Rohman, S.Th.I, M.S.I (Mudir PPTQ Ibnu Juraimi Yogyakarta)