Artikel

Tanggapan dan Nasihat atas Konten Viral Video AI di Neraka

Oleh : Didi Eko Ristanto

Belakangan ini sedang viral di media sosial, seorang konten kreator membuat video menggunakan kecerdasan buatan (AI) dengan latar neraka—, bukan untuk dakwah, tapi untuk candaan. Di sebuah konten tema neraka, sekelompok laki-laki sedang mandi bersama dengan menggambarkan suasana di neraka. “Hari pertama di neraka guys, bareng temen lama ini gue ternyata masuk neraka juga,” kata orang tersebut disambut teriakan

Sebagai umat Islam, kita perlu merenung dalam menyikapi fenomena ini. Apapun niatnya, serius berdakwah atau candaan, ada garis tipis antara memperingatkan manusia dengan cara yang menyentuh hati, dan mempermainkan simbol-simbol agama untuk konsumsi hiburan semata. Perhatikan:

1. Agama Bukan Bahan Lelucon.

Agama adalah perkara agung. Neraka bukan tema candaan, bukan ruang olok-olok, bukan pula tema humor. Neraka adalah tempat nyata yang mengandung murka Allah. Maka ketika seseorang menjadikan simbol akhirat sebagai bahan hiburan, ia telah berada di tepi jurang besar. Bahkan jatuh kafir bila menjadikan agama sebagai lawakan pelecehan.

Allah berfirman:
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), niscaya mereka akan menjawab, ‘Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.’

Katakanlah: ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?’ Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman…”
— (At-Taubah: 65–66)

Ayat ini turun saat sekelompok orang bercanda menghina Nabi dan para sahabat. Allah tidak menerima alasan “cuma bercanda”. Karena mempermainkan agama, ayat, dan hari akhir—walau dengan niat main-main—bisa berujung pada kekufuran.

2. Ketika Neraka Dijadikan Konten

Membuat konten tentang neraka bisa menjadi ladang pahala—jika niatnya mengingatkan, bahasanya lembut, isinya menggugah hati, dan tak keluar dari adab. Tapi jika dikemas dengan efek ala AI, yang tentu tidak seperti aslinya kengerian neraka. Bahkan buat lelucon pelecehan yang malah membuat penonton tertawa atau merasa seperti sedang menonton hiburan, maka itu berubah menjadi bentuk istihza’ (merendahkan perkara agama).

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya termasuk di antara ucapan manusia yang mereka ucapkan tanpa memperhatikannya adalah, ‘Saya bergurau saja’, padahal itu bisa menjatuhkan mereka ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat.”
— (HR. Ibn Majah, hasan)

Konten-konten semacam ini bisa melalaikan, menjauhkan hati dari rasa takut kepada Allah, dan menjadikan siksa sebagai tema parodi. Ini penyakit hati parah yang harus segera disembuhkan.

3. Azab Itu Nyata, Bukan Imajinasi

Gambaran tentang neraka dalam Al-Qur’an bukan dongeng. Api yang menyala yang bahkan hingga jadi hitam warna apinya, minuman nanah yang mendidih, kulit dan daging yang terkelupas, tangisan, dan jeritan adalah kenyataan yang menunggu orang-orang yang durhaka. Maka menyulap semua itu menjadi konten visual yang hanya untuk views dan followers adalah bentuk kekeliruan besar.

“Dan dia diberi minuman dengan air nanah, yang diminumnya sedikit demi sedikit dan hampir tidak bisa menelannya. Dan datanglah (kepedihan) maut kepadanya dari segala penjuru, tetapi dia tidak juga mati. Dan di hadapannya masih ada azab yang berat.”
— (QS. Ibrahim: 16–17)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya Kami telah menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala.”
— (QS. Al-Insan: 4)

“Peganglah dia, lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Lalu belitkanlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.”
— (QS. Al-Haqqah: 30–32)

“Dan pada hari itu, kamu akan melihat orang-orang berdosa diikat bersama-sama dengan belenggu dan rantai, baju mereka terbuat dari cairan aspal, dan wajah mereka diselimuti api.”
— (QS. Ibrahim: 49–50)

“Pada hari itu, manusia akan berkata: ‘Aduhai, celakalah aku! Alangkah baiknya sekiranya aku tidak mengambil si fulan menjadi teman dekatku.’”
— (QS. Al-Furqan: 28)

Apakah kita tidak takut, bahwa konten yang kita buat hari ini, tangan yang mengedit, suara yang menarasikan, akan bersaksi di hadapan Allah?

4. Nasihat untuk Konten Kreator Muslim

Jika engkau punya kemampuan visual, suara, AI, animasi, gunakan itu untuk menyentuh, bukan mempermainkan. Engkau bisa menggambarkan neraka dalam bentuk narasi menyayat, dengan petikan ayat, atau perenungan jiwa.

Bukan dengan membuat parodi AI tentang “mandi di neraka”, atau tertawa-tawa sambil Selfi di kolam neraka, lalu ditertawakan seolah akhirat adalah komedi.

Wahai saudaraku, BERTAUBATLAH sebelum terlambat. Jangan sampai kontenmu menjadi sebab murka Allah. Jangan sampai isi kontenmu malah jadi sebab orang meremehkan akhirat.

Gunakan keahlianmu untuk memperbaiki umat, bukan mencelakakan dirimu sendiri dan orang lain.

Jika engkau pernah membuat konten semacam itu, jangan ragu untuk bertaubat. Hapus. Gantilah dengan konten yang lembut, menyadarkan, dan membawa hati kembali kepada Allah. Ingat, dosamu hari ini bisa jadi dosa yang terus mengalir.

“Barang siapa menyeru kepada kesesatan, maka ia menanggung dosa orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.”
— (HR. Muslim)

Cilacap, 04 Juni 2025

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button