FGD Pendidikan PCM Sumbang: Guru Kreatif dan Disiplin Kunci Kemajuan Sekolah Muhammadiyah

Banyumas – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sumbang, Kabupaten Banyumas, pada Jumat pagi (30/5) menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Aula SMP Muhammadiyah Sumbang. Kegiatan ini melibatkan para guru dan karyawan dari TK, MI, hingga SMP yang berada di bawah naungan Majelis Dikdasmen dan PNF PCM Sumbang.
FGD ini menghadirkan narasumber Daryono, S.Pd.I., M.Pd., Kepala SMP Muhammadiyah 1 Adiwerna, Tegal, yang dikenal aktif dalam pengembangan pendidikan berbasis nilai-nilai Muhammadiyah serta strategi kepemimpinan sekolah di era global.
Dalam sambutannya, Ketua Majelis Dikdasmen PCM Sumbang, Husen, menegaskan pentingnya peran kepala sekolah dan guru sebagai garda terdepan dalam memajukan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
“Untuk mengembangkan AUM di Cabang Muhammadiyah Sumbang dibutuhkan kepala dan guru yang kreatif, inovatif, dan memiliki jiwa petarung agar dapat berkompetisi di era global,” tegas Husen.
Sementara itu, Ketua PCM Sumbang, Yahya, menambahkan bahwa guru Muhammadiyah harus memiliki keberanian untuk melakukan perubahan dan meninggalkan pola kerja yang stagnan.
“Guru Muhammadiyah harus berani keluar dari zona nyaman (comfort zone),” ujarnya.
Kegiatan FGD ini menjadi ajang refleksi sekaligus konsolidasi bagi para pendidik di lingkungan Muhammadiyah Sumbang, guna menyusun strategi penguatan mutu pendidikan dan peningkatan daya saing sekolah Muhammadiyah di tengah dinamika zaman.
Ketua Majelis Dikdasmen & PNF Banyumas Tekankan Pentingnya Ibadah Guru Muhammadiyah dalam FGD Pendidikan
Banyumas – Forum Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan di lingkungan pendidikan Muhammadiyah Banyumas berlangsung hangat dan sarat inspirasi. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Nonformal (PNF) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyumas, Bapak Asep Saeful Anwar.
Dalam sambutannya, Asep Saeful Anwar menekankan pentingnya ibadah dalam kehidupan sehari-hari seorang pendidik Muhammadiyah. “Sebagai guru Muhammadiyah, wajib terjaga ibadahnya, terutama shalat lima waktu. Kami titip kepada kepala sekolah untuk terus membimbing dan memonitor amal ibadah guru serta karyawan dalam kesehariannya,” ujarnya.
FGD ini juga menghadirkan Daryono sebagai narasumber utama. Ia berbagi pengalaman menariknya dalam mengelola lima sekolah Muhammadiyah yang pernah dipimpinnya. Beberapa poin yang menjadi sorotan dalam paparannya antara lain strategi mengubah sekolah gratis menjadi sekolah berbayar, cara membentuk mindset guru agar keluar dari zona nyaman, serta membangun karakter guru yang disiplin dan memiliki jiwa petarung.
Diskusi berlangsung interaktif. Tiga peserta dari berbagai sekolah tampil aktif memberikan pertanyaan dan tanggapan terkait tiga topik utama yang disampaikan narasumber. Antusiasme peserta menandakan tingginya kepedulian terhadap pengembangan kualitas guru dan manajemen sekolah di lingkungan Muhammadiyah.
FGD ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam memperkuat karakter dan profesionalisme guru Muhammadiyah serta mendorong lahirnya sekolah-sekolah yang unggul, mandiri, dan berdaya saing. (Daryono)