OrganisasiTuntunan

Manajemen Dakwah: Upaya Mewujudkan Dakwah yang Efektif

Oleh: Agus Priyadi, S.Pd.I.

Manajemen Dakwah: Upaya Mewujudkan Dakwah yang Efektif

Oleh: Agus Priyadi, S.Pd.I.*)

Indonesia dikenal sebagai negara yang majemuk. Terdiri dari beragam suku, bahasa, adat istiadat, warna kulit, warna rambut, dan juga agama. Oleh karenanya, dalam menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat mesti dilakukan dengan manajemen yang baik sehingga dakwah tersebut dapat berjalan efektif dan terarah.

Dakwah yang dikelola dengan manajemen yang baik dapat mendayagunakan potensi, sumber daya dan sarana prasarana yang ada secara efektif dan efisien. Di zaman modern seperti saat ini, pola dakwah individual dan tidak terstruktur dipandang tidak efektif. Baik dari sisi waktu, metode, media maupun objek dakwah. Mengingat kemajuan teknologi digital kian massif dan tak mungkin dihindari.

Dakwah yang dilakukan dengan serampangan–tidak terstruktur, bukan saja tidak efektif, akan tetapi dapat menimbulkan tumpang tindih materi dakwah atau bahkan kesalahpahaman di tengah – tengah masyarakat. Dakwah yang tidak dikelola dengan baik juga memberi kesan tidak professional.

Sebaliknya, dakwah yang dikelola dengan baik akan membawa perjalanan dakwah pada arah dan tujuan yang benar sesuai rencana. Manajemen dakwah bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Ada beberapa prinsip dalam manajemen dakwah yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Perencanaan merupakan tahap awal sebelum melakasanakan kegiatan dakwah. Perencanaan turut menentukan tujuan dan sasaran dakwah yang jelas dan terstruktur. Pepatah mengatakan bahwa perencanaan yang baik adalah separuh dari keberhasilan.

Setelah perencanaan, tahap selanjutnya adalah pengorganisasian. Pengorganisasian berarti mengatur sumber daya dan struktur organisasi dakwah yang efektif. Pengorganisasian meliputi semua sumber daya dan struktur organisasi yang diperlukan dalam dakwah agar semua komponen tersebut dapat berjalan teratur sesuai tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) sehingga tidak terjadi tumpang tindih.

Usai pengorganisasian, tahap selanjutnya adalah pelakasanaan. Tahap pelaksanaan adalah tahap dimana kegiatan dakwah dilaksanakan sesuai dengan rencana dan strategi yang telah dirumuskan dalam perencanaan.

Tahapan terakhir yaitu pengawasan dan evaluasi. Kegiatan pengawasan dan evaluasi dilakukan untuk memantau kegiatan dakwah agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, dalam kegiatan dakwah juga perlu dilakukan evaluasi untuk melihat sisi mana yang sudah baik dan sisi mana yang belum baik.

Yang sudah baik tentu akan dipertahan dan ditingkatkan. Sedangkan yang belum baik, akan diperbaiki. Dengan adanya pengawasan dan evaluasi, maka kegiatan dakwah dapat dikontrol agar tidak keluar dari jalur yang sudah direncanakan. Kegiatan pengawasan dan evaluasi juga sekaligus untuk melihat sejauh mana efektifitas kegiatan dakwah itu sendiri.

Selain prinsip-prinsip manajemen dakwah di atas, juga ada beberapa strategi yang perlu diperhatikan oleh para dai agar dakwahnya berjalan efektif yaitu mengunakan bahasa yang mudah dipahami, menggunakan media yang tepat, menggunakan metode yang variatif dan membangun hubngan yang baik.

Bahasa memiliki peran penting dalam menunjang keberhasilan dakwah. Bahasa yang sederhana dan mudah dipahami membawa jama`ah terlibat secara mental sehingga mereka antusias menyimak apa yang disampaikan oleh pendakwah tanpa merasa bosan. Bila bahasa yang digunakan terlalu tinggi dan sulit dipahami, hanya akan membuat jama`ah bingung yang pada akhirnya tidak fokus pada apa yang disampaikan oleh pendakwah.

selain bahasa, media juga tidak kalah penting. Dakwah dapat menggunakan media yang tepat baik media tv, radio, media sosial dan lain sebagainya. Penggunaan media disesuaikan dengan situasi dan kondisi jama`ah. Bagi masyarakat perdesaaan, dakwah melalui televisi dan radio masih relevan. Apalagi untuk kalangan orang tua yang gagal teknologi (gaptek). Namun bagi generasi muda, dakwah melalui media sosial jauh lebih efektif.

Berdasarkan pengalaman di lapangan, media sosial yang paling banyak digemari masyarakat diantaranya tiktok, watsapp, instagram, youtube, dan face book. Medsos ini perlu dioptimalkan agar ajaran agama Islam dapat membumi terutama pada generasi muda.

Selain media, pendakwah yang baik juga harus mampu menggunakan metode dakwah bervariasi. Ia harus paham kapan menggunakan metode ceramah. Kapan menggunakan metode diskusi, kapan menggunakan metode praktik dan lain sebagainya. Metode – metode tersebut dapat dikolaborasikan sehingga tidak monoton. Sebab metode yang itu – itu saja akan membosankan jama`ah.

Strategi lain yang turut menyumbang keberhasilan dakwah adalah terjalinnya hubungan baik antara pendakwah dengan jama`ah. Pendakwah yang mampu menjalin komunikasi dan interaksi dengan jama`ah, semakin mendapat tempat dihati ummat. Salah satu cara menjalin hubungan dengan jama`ah diantaranya dengan menggunakan bahasa yang elegan, menghargai jama`ah dan tidak menunjukkan sikap yang antipati terhadap jama`ah.

Tutur kata yang lembut, hati yang bersih, dan pikiran yang positif, merupakan cermin dari pribadi mubaligh bermartabat.  Mubaligh tersebut akan membawa dakwah pada kondisi yang sejuk dan damai. Tidak kasar, serta tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak sepantasnya,

Dengan manajemen dakwah yang baik kelak ajaran Islam akan sampai kepada masyarakat luas secara efektif dan terarah.

*) Penulis adalah anggota KMM PDM Banjarnegara dan Santri Sekolah Tabligh PWM Jateng di Banjarnegara.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button