Artikel

Apakah Lailatul Qodar Berlalu Saat Haid Bertamu?

Oleh: Ernawati (Alumni Sekolah Tabligh PWM Jateng)

Di tengah keramaian masjid yang penuh dengan jamaah, Siti, seorang wanita yang sangat bersemangat, sedang mempersiapkan diri untuk menghidupkan 10 malam terakhir bulan Ramadhan.

Dengan hati penuh harapan, ia ingin sekali meraih keutamaan malam Lailatul Qadar yang diyakini lebih baik dari seribu bulan. Siti sudah membayangkan diri berdiri di hadapan Allah dalam khusyuk, memohon ampunan dan rahmat-Nya.

Namun, tiba-tiba, ia mendapati bahwa haidh datang. Kecewa, ia merasa gelisah dan khawatir tidak bisa lagi meraih kesempatan emas tersebut.

Apakah ia masih bisa mendapatkan Lailatul Qadar meskipun sedang haid? Pertanyaan ini terus menghantui pikirannya. Masalah yang dialami Siti ini seringkali menjadi pertanyaan juga bagi para wanita di luar sana.

Apakah Wanita Haid Kehilangan Kesempatan mendapat Lailatul Qodar?

Bagi wanita yang sedang haid, memang terdapat beberapa keterbatasan dalam menjalankan ibadah tertentu, seperti salat dan puasa. Namun, hal ini tidak berarti bahwa wanita yang sedang haid kehilangan kesempatan untuk mendapatkan Lailatul Qadar. Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemuliaan dan kebaikan, yang Allah siapkan bagi umat-Nya yang beribadah dengan sungguh-sungguh, memohon ampunan, dan berdoa dengan penuh harap. Meskipun wanita sedang haid tidak dapat melakukan salat atau berpuasa, Allah tetap memberi jalan bagi mereka untuk meraih keberkahan malam tersebut dengan amalan lainnya.

Menurut pandangan Muhammadiyah, wanita yang sedang haid (menstruasi) tetap berpeluang untuk mendapatkan Lailatul Qadar, meskipun tidak diperbolehkan untuk melakukan ibadah tertentu seperti shalat dan puasa selama masa haid.

Namun, kesempatan untuk mendapatkan Lailatul Qadar bukan hanya bergantung pada pelaksanaan shalat atau puasa, tetapi lebih pada amalan ibadah secara keseluruhan, seperti berdoa, berzikir, membaca Al-Qur’an, dan melakukan amal salih lainnya. Dalam hal ini, meskipun wanita yang sedang haid tidak dapat menjalankan shalat atau puasa, dia tetap dapat beribadah dengan cara-cara lain yang diperbolehkan, seperti berdoa, berdzikir, atau membaca Al-Qur’an tanpa menyentuh mushaf meskipun ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hal ini.

Dalil dari Al-Qur’an yang mengindikasikan bahwa wanita yang sedang haid masih berpeluang mendapatkan Lailatul Qadar, meskipun tidak disebutkan secara spesifik mengenai haid, tetapi lebih kepada prinsip umum bahwa setiap hamba Allah yang berusaha mendekatkan diri kepada-Nya dengan berbagai ibadah yang diizinkan, memiliki peluang untuk mendapatkan Lailatul Qadar.

1. Surah Al-Qadr (97:1-5)

Ayat-ayat tentang Lailatul Qadar dalam Surah Al-Qadr menggambarkan betapa istimewanya malam tersebut, tetapi tidak ada batasan khusus tentang status haid seseorang yang bisa mempengaruhi peluang mendapatkan malam tersebut. Berikut ayat-ayatnya:

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Qur’an) pada malam Lailatul Qadar.

Dan tahukah kamu apakah malam Lailatul Qadar itu?**

Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan.**

Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Roh (Jibril) dengan izin Tuhan mereka untuk mengatur segala urusan.**

Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.”**

(QS. Al-Qadr [97]: 1-5)

Dari ayat ini, tidak ada keterangan yang menghalangi wanita haid dari mendapatkan malam Lailatul Qadar. Lailatul Qadar adalah malam yang penuh keberkahan, dan siapa saja yang beribadah dengan penuh ketulusan, baik pria maupun wanita, memiliki kesempatan untuk meraihnya.

2. Surah Al-Baqarah (2:186)

Dalam ayat ini, Allah menyatakan bahwa Dia dekat dengan hamba-Nya, dan Dia akan mengabulkan doa orang yang berdoa kepada-Nya. Ayat ini juga berlaku bagi wanita yang sedang haid, yang dapat terus berdoa, berdzikir, dan beribadah meski mereka tidak bisa melaksanakan shalat.

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.”

(QS. Al-Baqarah [2]: 186)

Dengan demikian, meskipun wanita sedang dalam keadaan haid dan tidak bisa melaksanakan ibadah shalat atau puasa, mereka masih bisa memohon kepada Allah, berdoa, berdzikir, dan melakukan ibadah-ibadah lain yang tidak terhalang oleh haid, dan ini dapat menjadi cara untuk meraih Lailatul Qadar.

Tidak ada ayat yang secara khusus membatasi wanita haid dalam meraih Lailatul Qadar. Selama wanita tersebut tetap berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan yang dibolehkan, seperti berdoa, berdzikir, dan amal salih lainnya, dia tetap memiliki peluang untuk mendapatkan keberkahan malam Lailatul Qadar.

Amalan yang Bisa Dilakukan oleh Wanita yang Sedang Haid

Bagi wanita yang sedang haid, ada banyak amalan yang dapat dilakukan untuk mengejar puncak ibadah di 10 malam terakhir Ramadhan dan meraih keberkahan Lailatul Qadar. Berikut adalah beberapa amalan yang bisa dilakukan:

1. Meningkatkan Dzikir dan Doa

Meskipun tidak bisa melaksanakan salat, wanita yang sedang haid tetap bisa memperbanyak dzikir dan doa. Allah sangat mencintai hamba-Nya yang berzikir dan memohon kepada-Nya. Anda bisa berzikir dengan mengucapkan “Subhanallah,” “Alhamdulillah,” dan “Allahu Akbar” sebanyak-banyaknya. Selain itu, perbanyak doa memohon ampunan, keberkahan, dan pertolongan Allah.

2. Membaca Al-Qur’an (Dengan Syarat)

Meskipun wanita yang sedang haid tidak boleh memegang mushaf Al-Qur’an ( meski ada perbedaan pendapat di kalangan Ulama), ada alternatif lain seperti mendengarkan tilawah Al-Qur’an atau membaca Al-Qur’an dengan menggunakan aplikasi di ponsel. Jika tidak bisa membaca dengan lisan, Anda bisa menyimak tafsir atau mendengarkan Al-Qur’an dengan khusyuk, karena setiap kata yang didengarkan memiliki pahala.

3. Merenung dan Memperbaiki Niat

Terkadang, wanita yang sedang haid merasa terbatas dalam beribadah, tetapi ini justru bisa menjadi waktu untuk memperbaiki niat dan mempersiapkan diri untuk ibadah lebih baik di masa depan. Merenung tentang tujuan hidup, menilai diri, dan bertobat bisa menjadi salah satu bentuk ibadah yang sangat dihargai oleh Allah.

4. Bersedekah dan Berbuat Baik

Amalan baik seperti memberi sedekah atau membantu orang lain sangat dianjurkan. Menurut Rasulullah SAW, sedekah di bulan Ramadhan, terlebih di 10 malam terakhir, memiliki keutamaan yang sangat besar. Anda bisa menyisihkan sebagian harta untuk bersedekah atau membantu orang-orang yang membutuhkan di sekitar Anda.

5. Memperbanyak Istighfar

Dalam setiap kondisi, memperbanyak istighfar adalah amalan yang sangat baik. Wanita yang sedang haid bisa memperbanyak istighfar, memohon ampunan kepada Allah atas segala dosa, serta memohon agar diberi kemudahan dalam menjalani kehidupan.

6. Menjaga Akhlak dan Kesabaran

Salah satu cara mendapatkan pahala di bulan Ramadhan adalah dengan menjaga akhlak. Berusahalah untuk tetap sabar dan menjaga sikap, baik dalam ucapan maupun perbuatan, meskipun sedang menghadapi keterbatasan. Akhlak yang baik dan kesabaran menjadi amalan yang sangat bernilai di mata Allah.

Keyakinan Bahwa Allah Tetap Memberikan Pahala

Bagi wanita yang sedang haid, penting untuk selalu yakin bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha dan niat baik kita. Terkadang, ujian seperti datangnya haid bisa menjadi jalan bagi kita untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan cara yang berbeda. Jangan pernah merasa bahwa Anda telah tertinggal, karena Allah Maha Mengetahui apa yang ada dalam hati kita dan apa yang kita usahakan.

Meskipun wanita yang sedang haid tidak bisa melaksanakan salat dan puasa, ia tetap memiliki kesempatan untuk mengejar puncak ibadah di 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Dengan berzikir, berdoa, merenung, dan beramal saleh lainnya, wanita yang sedang haid bisa meraih keberkahan Lailatul Qadar. Hal ini mengingatkan kita bahwa Allah tidak memandang ibadah hanya dari satu sisi, tetapi melihat niat dan usaha setiap hamba-Nya. Teruslah beribadah dengan sepenuh hati, karena Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Ernawati, Alumni Sekolah Tabligh PWM Jateng Angkatan 4 UMKABA

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button