Artikel

Kiat Mendidik Anak di Bulan Ramadhan

Oleh : Masyhuda Darussalam (Alumni Sekolah Tabligh PWM Jawa Tengah)

Ramadan adalah kesempatan bagi kita untuk menguatkan, untuk mengkader anak-anak kita menjadi generasi yang tangguh. Sebagaimana difirmankan oleh Allah di surat An-nisa ayat 9 :

وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا

Artinya : Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah dengan tutur kata yang benar (dalam hal menjaga hak-hak keturunannya).

Marilah bersama mempersiapkan anak-anak kita dan mendampingi anak-anak kita melalui Ramadan, agar mereka menjadi generasi yang tangguh. Pertama adalah, mari kita beri anak-anak kita keteladanan. Orang tua adalah real mode contoh yang utama bagi anak-anak. Melalui Ramadan kesempatan bagi kita untuk memberikan contoh terbaik bagi anak-anak, tidak hanya sekedar menahan hawa nafsu namun juga bagaimana anak-anak mampu menahan amarah, mampu berakhlakul karimah, berlaku jujur, juga semangat untuk berbagi. Kemudian yang kedua ajak anak-anak kita untuk melakukan hal-hal yang baik di bulan Ramadan. Baik yang sifatnya rutinitas seperti sahur, kemudian kita sampaikan apa hikmah dari sahur itu, mengapa kita harus sahur. Sebagaimana Rasulullah bersabda :

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السُّحُورِ بَرَكَةً

“Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah.” (HR Bukhari).

Hadist riwayat Bukhari ini menegaskan bahwa perintah sahur tujuannya untuk menjelaskan bahwa dalam sahur itu terdapat keberkahan. Kemudian amalan-amalan yang lain yang akan menjadi penyemangat bagi mereka untuk senantiasa beristiqomah di jalan Allah.

Kemudian dalam melatih berpuasa tentu kita juga mengajarkan mereka sesuai kemampuan. Tidak lupa kita berikan apresiasi, ini sekedar untuk memberi motivasi bukan berarti puasa itu membuahkan upah harus diberi upah.

Namun lebih penting bahwa puasa itu adalah karena Allah, bukan karena hadiah. Karena anak-anak saat diberi hadiah dia akan lebih semangat. Dan yang terakhir mari kita ajak anak-anak kita untuk bersyukur, tanyakan bagaimana rasanya mereka menahan amarah menahan haus dan lapar, bagaimana mereka menikmati banyaknya hidangan sehingga takut bagi kita dan mereka untuk mensyukuri nikmat Allah. Bukan maksud Allah menyiksa kita tapi di situ penanaman untuk senantiasa mensyukuri nikmat Allah dan wujud kasih sayang Allah tertanam.

Kesimpulan dari surat An-Nisa ayat 9 adalah penanaman bagi kita para orang tua untuk mempersiapkan generasi penerus kita, anak-anak kita, kader-kader kita agar kuat yang pertama adalah kuat iman, kemudian kuat fisik bagaimana puasa itu justru menyehatkan dan yang terakhir supaya anak-anak kita ke depan bersemangat untuk berbagi mampu mencukupi dirinya sendiri dan juga memberi manfaat bagi orang lain, maka dia harus juga kuat secara ekonomi.

Marilah kita sama-sama mensyukuri nikmat Allah dan bismillah memohon kepada Allah supaya kita diberikan kekuatan membersamai anak-anak kita menjadi generasi tangguh generasi Qurani yang mampu menyelamatkan kita kelak di hari kiamat.

Kiat Mendidik Anak di Bulan Ramadhan
(Masyhuda Darussalam: 1558269, Alumni Sekolah Tabligh PWM Jawa Tengah)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button