Mengantuk, Sebuah Hikmah Yang Menguatkan
Oleh : Ernawati ( Alumni Sekolah Tabligh PWM Jateng)

Setiap manusia pasti pernah merasakan beban berat dalam hidupnya—masalah, kesulitan, dan berbagai hal yang membuat pikiran terasa penuh dan tertekan. Namun, tahukah Anda bahwa di tengah-tengah kesulitan tersebut, Allah Swt. memberi kita suatu nikmat yang sederhana namun luar biasa? Nikmat itu adalah rasa mengantuk, yang kadang-kadang datang sebagai pembebas dari rasa sesak dan beban pikiran yang berat. Dalam kondisi seperti itu, tidur dapat menjadi pelipur lara yang membawa ketenangan, dan rasa sakit atau stres yang tadinya begitu kuat bisa sedikit mereda.
Mengapa Mengantuk adalah Nikmat dari Allah?
Saat seseorang dilanda kebingungan, stres, atau masalah yang berat, sering kali tubuh memberikan sinyal untuk beristirahat. Rasa mengantuk yang datang adalah salah satu cara tubuh untuk memberi kita waktu sejenak untuk melepas tekanan dan merenung. Ketika tidur datang, kita tidak lagi memikirkan masalah yang membebani pikiran kita. Untuk sementara, kita diberikan ketenangan dan perasaan yang lebih baik, meski hanya untuk beberapa jam.
Tidur adalah sebuah bentuk kasih sayang Allah yang nyata. Dalam tidur, Allah memberikan kesempatan kepada tubuh dan pikiran untuk pulih, mengurangi kecemasan, dan mengembalikan energi yang hilang. Ini adalah bentuk perhatian Allah terhadap hamba-Nya, agar mereka dapat bangkit kembali setelah beristirahat dan melanjutkan perjuangan mereka dalam kehidupan.
Allah Mengatakan dalam Al-Qur’an tentang Nikmat Mengantuk
Nikmat mengantuk ini bahkan disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai tanda kasih sayang dan kebesaran Allah yang harus kita syukuri. Allah Swt. berfirman dalam Surah An-Nur ayat 45:
“وَاللَّهُ خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِّن مَّاءٍۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ يَمْشِي عَلَىٰ بَطْنِهِ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَمْشِي عَلَىٰ رِجْلَيْهِ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَمْشِي عَلَىٰ أَرْبَعٍۚ يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاءُۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ”
Namun, lebih spesifik tentang tidur, ada ayat dalam Surah Ar-Rum, ayat 23 yang berbicara tentang nikmat tidur dan mengantuk:
وَمِنْ آيَاتِهِ نَوْمُكُمْ بِالْلَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
Artinya:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah tidurmu di malam hari dan siang hari, serta pencarianmu akan karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengarkan.”
(Ar-Rum: 23)
Manfaat Rasa Mengantuk dan Tidur dalam Kehidupan
Nikmat mengantuk yang diberikan Allah kepada kita, meskipun seringkali dianggap sepele, ternyata memiliki manfaat yang luar biasa:
Penyembuh Stres dan Kecemasan: Ketika kita terjaga, kita sering kali dihantui oleh pikiran-pikiran negatif dan masalah yang terus menerus datang. Tidur memberikan kita kesempatan untuk melepaskan sejenak dari tekanan itu. Saat kita terlelap, tubuh kita juga memulihkan diri, dan kita bangun dengan rasa lebih segar dan tenang.
Penyembuh dari Keletihan Fisik dan Mental: Setelah menjalani hari yang penuh aktivitas dan tantangan, tidur adalah momen untuk tubuh memulihkan energi. Di saat tidur, tubuh kita mengatur ulang semua sistemnya agar siap menghadapi hari esok. Pikiran yang semula kacau akan menjadi lebih teratur setelah tidur yang cukup.
Menenangkan Emosi: Tidur memberikan ketenangan bagi emosi yang sering kali terombang-ambing oleh berbagai perasaan. Ketika kita terjaga dan berlarut-larut dalam kecemasan atau amarah, tidur adalah solusi alami untuk meredakan gejolak emosi tersebut.
Bersyukur atas Nikmat Mengantuk
Sebagai seorang hamba, kita seharusnya bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah, termasuk nikmat tidur dan rasa mengantuk. Rasa kantuk adalah tanda kasih sayang Allah yang datang untuk menyelamatkan kita dari kecemasan yang berlebihan dan memberi kesempatan bagi tubuh dan pikiran kita untuk pulih. Tanpa tidur, kita akan menjadi sangat mudah kelelahan, baik fisik maupun mental.
Maka, ketika kita merasakan kantuk atau tidur yang menyegarkan, ingatlah bahwa itu adalah nikmat dari Allah. Tidur bukan hanya sekadar kebutuhan biologis, tetapi juga merupakan karunia yang mengajarkan kita untuk berserah diri pada Allah dan percaya bahwa segala beban hidup dapat dipikul dengan lebih baik setelah kita mendapatkan istirahat yang cukup.
“Nikmat Mana Lagi yang Kamu Dustakan?”
Allah mengingatkan kita dalam Surah Ar-Rahman ayat 13:
“فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ”
Artinya:
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
(Ar-Rahman: 13)
Ketika kita diberikan nikmat mengantuk dan tidur yang menenangkan, kita harus bersyukur dan menghargai setiap pemberian Allah yang tak terhingga. Sebagai umat-Nya, kita wajib mensyukuri setiap nikmat yang datang, baik itu besar maupun kecil, karena semuanya adalah bukti kasih sayang-Nya yang tak terbatas.
Nikmat mengantuk adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah yang sering kali terabaikan. Rasa kantuk yang datang di saat kita merasa tertekan atau stres adalah hadiah yang membantu kita untuk meredakan beban, menyegarkan tubuh dan pikiran, serta memberikan ketenangan dalam jiwa. Tidur bukan hanya sekadar waktu untuk beristirahat, tetapi juga merupakan bentuk rahmat dari Allah yang harus kita syukuri.
Bersyukurlah atas nikmat kantuk ini, karena dalam setiap tidur yang penuh berkah, ada kesempatan untuk pulih, beristirahat, dan melanjutkan perjalanan hidup dengan semangat baru.
Dalam kehidupan yang penuh dengan tantangan dan masalah, manusia sering kali merasa cemas, stres, dan kelelahan, baik fisik maupun mental. Namun, dalam kesulitan yang kadang terasa tak terhingga itu, Allah Swt. memberikan suatu nikmat yang tampaknya sederhana, namun memiliki dampak yang luar biasa bagi kesejahteraan tubuh dan jiwa kita. Nikmat itu adalah rasa mengantuk, yang datang sebagai pelipur lara, membawa ketenangan, dan memberikan kita kesempatan untuk beristirahat sejenak dari dunia yang penuh dengan kekhawatiran.