Artikel

Strategi Sukses Menjalani Ibadah Pada Bulan Ramadhan

Oleh : Dr. Ibnu Sholeh, MA, MPI ((Majelis Tabligh PWM Jawa Tengah)

Alhamdulillah, dalam beberapa hari kedepan, kita semua akan memasuki bulan suci Ramadhan. Semoga kita semua diberikan Kesehatan dan Panjang umur untuk bisa menikmati ibadah di bulan Ramadhan tahun ini.

Bulan Ramadhan yang kita tunggu tunggu ini, akan terasa begitu singkat jika kita hanya mengulang-ngulang rutinan setiap tahunya. Hari-harinya akan berlalu begitu cepat, meninggalkan kita penuh penyesalan jika kita tidak segera sadar untuk mempersiapkan diri dan mengisinya dengan berbagai kebaikan.

Seruan Allah SWT didalam al-Qur’an harus kita renungkan dan kita tadabburi :” Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu “ (QS Baqoroh 183-184)

Ramadahn sebagaimana biasanya hanya akan berlangsung beberapa hari saja, karena ia tidak akan lebih dari 29 atau 30 hari. Oleh karena itu, jika kita tidak tahu keutamaan amal di bulan Ramadhan, bisa jadi Ramadhan yang singkat akan benar-benar berlalu begitu saja, nyaris tanpa amal dan kenangan yang berarti. Naudzubillah tsumma naudzu billah

Maka dari itu setiap Muslim, harus mengetahui strategi jitu agar dapat memperoleh kesuksesan Ibadah di bulan Ramahdan.Setidaknya ada lima strategi agar kita  sukses menjalani ibadah di bulan Ramadhan tahun ini, dengan strategi ini insya Allah, Allah akan menjadikan Ramadhan kita lebih berharga, lebih terasa, dan lebih berkah dari tahun tahun sebelumnya.

Dengan strategi ini jitu ini, kita bisa meniti hari-hari Ramadhan dengan dipenuhi amal yang baik dan disyariatkan. Adapun strategi sukses ibadah di bulan Ramadhan itu antara lainadalah:

Setiap Muslim harus mampu menghayati hikmah dan manfaat Puasanya

Apabila seorang muslim mampu memahami maksud, hikmah dan manfaat dari apa yang dilakukan, maka tentulah ia akan menjalankannya dengan ringan dan senang hati. Maka begitu pula seorang yang berpuasa, ketika ia benar-benar mampu menghayati hikmah puasa, maka ibadah yang terlihat berat ini akan dijalani dengan penuh kekhusyukan dan hati yang ringan. Diantara hikmah puasa antara lain adalah: Menjadi madrasah ketakwaan dalam diri kita, sebagaimana isyarat Al-Quran ketika berbicara kewajiban puasa, yaitu la’allakum tattaqun agar supaya engkau bertakwa. Hikmah puasa yang lain adalah menggugurkan dosa-dosa kita yang terdahulu, sebagaimana disebutkan dalam banyak riwayat seputar keutamaan ibadah puasa Ramadhan.  Hikmah puasa berikutnya tentu saja menjadikan kemuliaan tersendiri bagi yang menjalaninya saat hari kiamat nanti. Jangankan amal ibadahnya, bahkan bau mulut orang yang berpuasa pun menjadi tanda kemuliaan tersendiri di akhirat nanti. Subhanallah,

Rasulullah SAW bersabda :

لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

“Sungguh bau mulut orang yang berpuasa, lebih wangi di sisi Allah SWT dari aroma kesturi “(HR Bukhori).

Dengan memahami hikmah puasa yang begitu besar dan mulia bagi diri kita, maka insya Allah membuat kita lebih semangat dalam menjalani hari-hari Ramadhan kita.

Setiap Muslim harus membekali diri dengan ilmu, dalam hal ini adalah  fiqh Ramadahn dan aturan-aturan dalam Ibadah Puasa.

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda :“seorang faqih (ahli ilmu agama) lebih ditakuti syetan dari pada seribu ahli ibadah (tanpa ilmu) “. (HR Ibnu Majah).

Hadits diatas menegaskan kepada kita tentang urgensinya beribadah dengan ilmu. Bahkan salah satu syarat diterimanya ibadah adalah ittiba atau sesaui aturan dan sunnah Rasulullah SAW.  Dalam kaitannya dengan puasa, sungguh ibadah ini mempunyai kekhususan dalam aturan fiqhnya yang berbeda dengan lainnya. Para ulama pun menjadikan bab puasa sebagai pembahasan khusus dalam kitab fiqhnya. Kita perlu mengkaji ulang, bertanya dan mempelajari apa-apa yang belum sepenuhnya kita yakini atau kita ketahui. Agar kita mampu menjalani ibadah ini dengan baik tanpa keraguan sedikitpun.

Hal yang penting kita ketahui utamanya tentang apa-apa yang dibolehkan, apa-apa yang membatalkan, siapa saja yang boleh berbuka dan apa konsekuensinya. Mari kita sempatkan dalam hari-hari  ini untuk kembali mengkaji fiqh seputar puasa. Tidak ada kata terlambat untuk sebuah ilmu ibadah yang mulia.

Setiap Muslim harus berusaha menjaga Puasa-nya agar tetap utuh pahalanya

Yang dimaksud menjaga puasa kita adalah upaya untuk menjadikan pahala puasa kita utuh. Dua cara yang harus kita lakukan dalam kaitannya dengan hal ini, yaitu menjalani sunnah-sunnah puasa, serta menjauhi hal-hal yang bisa mengurangi pahala dan hikmah puasa. Adapun sunnah-sunnah puasa, antara lain adalah mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka. Sunnah yang sederhana ini adalah bagian dari kemudahan dan keindahan syariat Islam. Kita diminta mengakhirkan sahur, sebagai persiapan untuk menjalani puasa seharian. Begitu pula kita diminta menyegerakan berbuka, sebagai kebutuhan fitrah manusia yang harus diperhatikan. Sunnah puasa lainnya adalah dengan berdoa sebelum dan saat berbuka, serta berbuka dengan seteguk air. Semoga sunnah yang sederhana ini bisa kita lakukan untuk mengoptimalkan pahala puasa kita.

Menjaga puasa juga dengan menjauhi segala sikap dan tindakan yang akan mengurangi keberkahan puasa kita, seperti : marah tiada guna, emosional, berdusta dalam perkataan, ghibah, maupun kemaksiatan secara umum. Hal-hal semacam di atas, selain dilarang secara umum bagi seorang muslim, juga akan mempengaruhi kualitas puasanya di hadapan Allah SWT. Jauh-jauh hari Rasulullah SAW telah mengingatkan kepada kita :

رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ ، وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلاَّ السَّهَرُ.

Betapa Banyak Orang berpuasa tapi tidak mendapat (pahala) apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar, dan betapa banyak orang yang sholat malam (tarawih) tapi tidak mendapatkan apa-apa selain begadang saja (HR An-NAsai)

Mari kita mengambil pelajaran dari hadits di atas, untuk kemudian meniti hari-hari ramadhan kita dengan penuh kehati-hatian dan perhitungan. Siapapun kita tidak akan pernah rela jika hanya mendapat lapar dahaga saja di bulan mulia ini.

Setiap Muslim harus mampu mengisi ibadah Ramadhan dengan Prioritas Amal

Sesungguhnya ibadah dalam bulan Ramadhan bukan hanya puasa saja. Tetapi banyak ragam ibadah yang juga disyariatkan dalam bulan penuh berkah ini. Mari kita menghias Ramadhan dengan ibadah-ibadah mulia tersebut, agar ramadhan sebagai madrasah ketakwaan benar-benar hadir dalam hidup kita. Rasulullah SAW telah memberikan contoh pada kita bagaimana beliau menghias hati-hati Ramadhannya dengan : Tadarus Tilawah, memperbanyak sedekah, sholat tarawih, memberi hidangan berbuka, bahkan juga I’tikaf di masjid pada sepuluh hari yang terakhir. Jika kita ingin merasakan Ramadhan yang berbeda dan begitu bermakna, tentu menjadi penting bagi kita untuk menghias Ramadhan kita dengan amal ibadah tersebut. Keberkahan Ramadhan akan begitu terasa paripurna dalam hati kita. Amin Allahumma Amiin

5. Setiap Muslim harus mampu menjaga semua amal dengan istiqomah hingga akhir Ramadhan.

Bulan ramdhan dipenuhi banyak amalan yang sungguh akan melelahkan sebagian besar orang. Karenanya kita sering menjadi saksi bagaimana kaum muslimin ‘berguguran’ dalam perlombaan Ramadhan ini sebelum mencapai garis finishnya. Sholat tarawih di masjid mulai menyusut sedikit demi sedikit seiring berlalunya hari-hari awal Ramadhan. Karenanya, merupakan hal yang tidak bisa dibantah adalah jika kesuksesan Ramadhan bergantung dari keistiqomahan kita menjalani semua kebaikan di dalamnya hingga akhir Ramadhan tiba. Syariat kita yang indah pun seolah memberikan motivasi di ujung ramadhan, agar kita bertambah semangat dalam beribadah, yaitu dengan menurunkan malam lailatul qadar yang mulia. Rasulullah SAW pun menjalankan I’tikaf untuk menutup bulan keberkahan ini. Beliau juga bersungguh-sungguh di penghujung Ramadhan. Ibunda Aisyah menceritakan kepada kita :

كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

Nabi SAW ketika masuk sepuluh hari yang terakhir bulan Romadhon, menghidupkan malam-malamnya, membangunkan istrinya, dan mengencangkan ikat sarungnya (HR Bukhori dan Muslim

Setiap Muslim dalam menjalani Ibadah Ramadhan harus optimis dan selalu berdo’a agar amal ibadahnya diterima Allah Ta’ala

Setiap muslim harus optimis dalam setiap amalnya, yakin bahwa amal ibadahnya akan diterima Allah Ta’ala dan harus bersemangat dengan senantiasa berdoa kepada Allah. Doa adalah sarana kita untuk berkomunikasi dengan Sang Pencipta, tempat kita memohon petunjuk, kekuatan, dan rahmat-Nya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.’ Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghafir: 60)

Allah tidak akan mengecewakan doa hamba-Nya yang tulus. Berdoalah dengan penuh keyakinan bahwa Allah mendengar setiap permohonan kita. Tidak ada doa yang sia-sia

Selain itu, kita juga harus berusaha agar amal kita diterima oleh Allah. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya amal-amal itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, setiap amal yang kita lakukan, baik itu ibadah mahdhah seperti shalat dan puasa, atau amal sosial seperti membantu sesama, hendaklah dilandasi dengan niat yang ikhlas karena Allah. Hanya dengan niat yang benar, amal kita akan diterima dan diberkahi.

Kaum muslimin, jangan pernah merasa putus asa. Teruslah berusaha, berdoa, dan berharap hanya kepada Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan jalan keluar baginya, dan memberi rezeki dari arah yang tidak ia sangka-sangka.” (QS. At-Talaq: 2-3)

Setiap doa yang kita panjatkan, setiap langkah yang kita ambil, hendaklah kita percaya bahwa Allah bersama kita, memberikan jalan yang terbaik sesuai dengan takdir-Nya. Teruslah optimis, jangan biarkan kegagalan sementara menghentikan langkahmu, karena setiap perjuangan yang ikhlas pasti akan membuahkan hasil yang terbaik di sisi Allah Ta’ala.

Akhirnya, marilah kita berusaha menjalankan strategi sukses Ibadah Ramadhan, agar usaha kita mendapatkan keberkahan dan kesuksesan Ramadhan benar-benar terarah dengan baik dan optimal. Semoga Allah SWT memudahkan dan memberikan kekuatan kepada kita

أَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلَاتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا أَللهُ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Check Also
Close
Back to top button