Artikel

Mendidik Anak Mandiri Di Era Digital

Oleh: Daryono, S.Pd.I., M.Pd (Kepala SMP Muhammadiyah Adiwerna Tegal)

Mendidik anak di era digital memiliki tantangan tersendiri. Anak-anak masa kini tumbuh dalam lingkungan yang serba praktis dengan kemudahan akses teknologi dan informasi. Berbeda dengan pola asuh di masa lalu, ketika orang tua lebih mengandalkan pengalaman dan keterbatasan fasilitas untuk mendidik anak-anak mereka. Kemandirian (kebutuhan otonom) yang terbentuk di masa lalu menjadi cerminan bahwa keterbatasan justru mampu melahirkan generasi yang tangguh dan bertanggung jawab.

Orangtua zaman dahulu tidak memiliki banyak teori tentang parenting seperti saat ini. Mereka mendidik anak berdasarkan pengalaman turun-temurun, tanpa banyak intervensi teknologi. Meski demikian, hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak tumbuh dengan rasa hormat yang tinggi terhadap orang tua dan guru, serta memiliki karakter yang kuat dan berdaya juang. Hal ini berbeda dengan anak-anak saat ini yang cenderung lebih mudah menyerah dan kurang memiliki daya juang dalam menghadapi kesulitan.

Salah satu penyebab anak zaman sekarang kurang mandiri adalah pola asuh yang terlalu protektif. Banyak orang tua yang tidak tega melihat anaknya kesulitan dan langsung memberikan bantuan tanpa membiarkan mereka mencoba menyelesaikan masalah sendiri. Akibatnya, anak menjadi terbiasa bergantung pada orang tua dan kurang memiliki inisiatif serta kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan hidup.

Selain itu, kecanggihan teknologi juga berperan dalam melemahkan kemandirian anak. Kemudahan yang ditawarkan oleh internet dan gawai sering kali membuat anak lebih memilih solusi instan daripada berusaha sendiri. Mereka lebih suka mencari jawaban secara cepat di internet daripada berpikir dan berproses dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Hal ini dapat menghambat perkembangan keterampilan berpikir kritis dan ketahanan mental mereka.

Mendidik anak agar mandiri membutuhkan pendekatan yang tepat. Orang tua perlu memberikan ruang bagi anak untuk mencoba, gagal, dan belajar dari kesalahan mereka. Memberikan tanggung jawab sejak dini, seperti mengurus keperluan pribadi, membantu pekerjaan rumah, atau menyelesaikan tugas sekolah tanpa campur tangan berlebihan, dapat membentuk mental yang kuat dan mandiri. Selain itu, memberikan tantangan kecil yang sesuai dengan usia mereka juga dapat melatih daya juang dan ketahanan mereka dalam menghadapi kesulitan.

Selain pola asuh yang tepat, penting bagi orang tua untuk menjadi teladan dalam kemandirian. Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat, bukan hanya dari apa yang mereka dengar. Jika orang tua menunjukkan sikap mandiri, bertanggung jawab, dan tidak mudah menyerah, anak-anak pun akan meniru dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan mereka.

Dengan membiasakan anak untuk berpikir mandiri, bertanggung jawab atas tindakan mereka, dan menghadapi kesulitan dengan usaha sendiri, kita dapat membentuk generasi yang lebih tangguh dan siap menghadapi tantangan zaman. Meskipun teknologi terus berkembang, nilai-nilai kemandirian tetap menjadi bekal utama bagi anak-anak dalam menjalani kehidupan yang penuh dinamika dan tantangan.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Check Also
Close
Back to top button