Wajah Ceria dan Akhlak Mulia
Oleh : Masyhuda Darussalam ( Pemuda Muhammadiyah Ranting Gunungpring)

Dalam surat Ali Imron ayat 159 Allah SWT berfirman :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ ١٥٩
Artinya : Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.
ayat ini menerangkan tentang sikap Rasulullah SAW yang tetap lemah lembut meskipun menghadapi anak buahnya yang melakukan kesalahan dalam Perang Uhud. Allah menegaskan bahwa Rasulullah bisa bersikap lemah lembut itu karena mendapatkan rahmat dari Allah. Maka, kata kuncinya di sini mendapatkan rahmat supaya bisa lemah lembut. Kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW juga berusaha keras supaya kita ini bisa bersikap lemah lembut. Sikap lemah lembut adalah inti dari adab dan Akhlak Yang Mulia.
Ada pepatah yang berbunyi : “Kullu Syaiin idza katsura rahusa illal adabi. Artinya semua hal itu jika banyak jumlahnya akan berkurang nilainya kecuali adab. Adab itu semakin banyak semakin berharga, tapi kalau barang-barang itu semakin banyak jumlahnya semakin turun harganya. Karena inti dari adab adalah sikap lemah lembut dan sikap lemah lembut itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang mendapatkan rahmat Allah. Supaya kita itu bisa bersikap lemah lembut berusaha semaksimal kemampuan untuk mendapatkan rahmat Allah. Resep untuk mendapatkan rahmat Allah itu kita bisa baca di dalam surat at-taubah ayat 71:
وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۘ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗۗ اُولٰۤىِٕكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّٰهُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ
Artinya : Orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) makruf dan mencegah (berbuat) mungkar, menegakkan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Maksud ayat tersebut adalah mukmin laki-laki dan mukmin perempuan itu satu dengan yang lainnya saling menjadi wali saling memimpin saling menguatkan saling mencintai maka syarat pertama untuk meraih rahmat Allah itu adalah dengan saling mencintai diantara sesama orang-orang yang beriman. Saling mencintai itu artinya saling menguatkan, saling menjamin kebaikannya, saling menjamin kelangsungan hidupnya. ini satu perilaku yang luar biasa, saling mencintai dan saling menguatkan itu semuanya berlangsung dengan tulus dan tanpa pamrih. Kalau saling mencintai dengan pabrik itu namanya bakul. Itu bukan sikap sosial yang saling menguatkan.
Kemudian yang kedua setelah saling mencintai adalah mereka melaksanakan Amar ma’ruf nahi mungkar. Kalau cinta sudah dimiliki maka Amar ma’ruf nahi mungkar bisa berlangsung dengan lancar tidak sungkan. Karena apa? Karena Amar ma’ruf nahi mungkarnya sudah dilandasi dengan ketulusan dan kecintaan sehingga tidak ada rasa tersinggung bagi yang diingatkan. Oleh karena itu dua hal ini yang menjadi landasan untuk meraih rahmat Allah yang secara imperatif itu menjadi syarat untuk menjadi pribadi yang santun yang lemah lembut sebagai dasar dari adab dan Akhlak Yang Mulia.
Kemudian yang ketiga setelah saling mencintai kemudian Amar ma’ruf nahi mungkar yang ketiga adalah mendirikan salat. Bukan sekedar melaksanakan salat, kalau orang itu mendirikan salat, dia akan berusaha mewujudkan ucapan-ucapan dalam salat itu dalam kehidupan sehari-hari. Contoh kalau salat itu diakhiri dengan bacaan Salam. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh yang itu berisi doa, agar lingkungannya itu mendapatkan keselamatan, kedamaian, serta Rohmat dan barokah dari Allah. Kalau orang itu menutup bacaan salat dengan salam maka dia akan berusaha menjaga keselamatan dan kedamaian lingkungan kita. Maka tidak ada orang yang sudah rajin salat tapi masih suka membenci mencela mencaci maki dan bermusuhan dengan orang lain. Karena orang yang rajin salat itu pasti dia akan berusaha mewujudkan keselamatan dan kedamaian di lingkungannya.
Kemudian yang keempat menunaikan zakat. Zakat itu tidak sekedar untuk mensucikan harta tetapi juga mensucikan dan menentramkan jiwa. Hal ini yang harus kita cermati. Kemudian yang kelima mereka yang taat kepada Allah dan rasulnya. Indikasi orang taat kepada Allah dan rasulnya, jika mendapatkan petunjuk dan perintah pikirannya selalu bekerja untuk mencari cara bagaimana mengamalkannya. Itulah orang yang taat kepada Allah dan rasulnya sehingga begitu mendapatkan perintah terus berpikir keras bagaimana cara melaksanakannya. “Mereka itulah yang mendapatkan rahmat dari Allah”.
Marilah kita tunaikan semaksimal kemampuan 5 hal tadi yang pertama saling mencintai sesama orang yang beriman yang kedua tidak sungkan melaksanakan Amar ma’ruf nahi mungkar yang ketiga mendirikan salat yang keempat menunaikan saat zakat dan yang kelima taat kepada Allah dan rasulnya. Jika 5 hal ini kita tunaikan kita termasuk orang-orang yang mendapatkan rahmat Allah. Kalau kita menjadi orang yang mendapatkan rahmat Allah maka kita akan dimudahkan untuk berperilaku santun, kalau kita itu santun maka kita termasuk orang yang beradab dan berakhlak mulia. Adab dan akhlak mulia itu merupakan cara yang sangat penting untuk melapangkan hati sesama kita. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda : Kamu sekalian tidak akan bisa melapangkan hati orang lain sehingga mereka itu bisa tunduk kepada kamu bisa dipengaruhi oleh kamu dengan hartamu tetapi kamu bisa mempengaruhi dan melapangkan sesama manusia itu dengan “bahsul wajhi wa Husnul khuluq” yakni dengan wajah ceria dan akhlak mulia. Mari dua sikap ini dua hal ini kita upayakan terwujud dalam kehidupan sehari-hari yakni wajah ceria dan akhlak mulia. Insya Allah masyarakat yang semuanya berwajah ceria dan berakhlak mulia itu akan saling menguatkan dan akan terbentuk masyarakat yang nyaman tentram dan saling menguatkan.