Pentingnya Pengasuhan Positif dalam Mengembangkan Karakter Anak Usia Dini: Perspektif Islam
Oleh : Gigih Setianto, M.Pd.I (Majelis Tabligh PWM Jateng)

Pernahkah kita bertanya, mengapa anak-anak terlahir seperti kertas putih yang bersih? Dalam Islam, anak diibaratkan sebagai amanah dari Allah SWT yang diberikan kepada orang tua untuk dijaga, dirawat, dan dibentuk menjadi manusia yang berakhlak mulia. Proses pengasuhan, terutama di usia dini, menjadi fondasi utama dalam membentuk karakter anak. Pengasuhan positif, yang sejalan dengan nilai-nilai Islam, bukan hanya sekadar metode, tetapi juga tanggung jawab moral dan spiritual bagi setiap orang tua.
Apa Itu Pengasuhan Positif?
Pengasuhan positif adalah pendekatan pengasuhan yang berfokus pada penghargaan, kasih sayang, dan komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak. Ini bukan berarti membiarkan anak melakukan apa saja tanpa batas, melainkan memberikan arahan dengan cara yang penuh cinta dan pemahaman. Dalam Islam, pengasuhan positif sejalan dengan konsep tarbiyah, yaitu proses mendidik dan membimbing anak dengan penuh kasih sayang, kelembutan, dan keteladanan.
Rasulullah SAW adalah contoh terbaik dalam pengasuhan positif. Beliau selalu menunjukkan sikap lembut dan penuh kasih sayang kepada anak-anak. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidak menyayangi, maka tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari). Ini menunjukkan betapa pentingnya kasih sayang dalam proses pengasuhan.
Mengapa Pengasuhan Positif Penting di Usia Dini?
Usia dini, yaitu periode 0-6 tahun, sering disebut sebagai golden age atau masa emas perkembangan anak. Pada masa ini, otak anak berkembang sangat pesat, dan pengalaman yang mereka alami akan membentuk kepribadian dan karakter mereka di masa depan. Pengasuhan positif di usia dini membantu anak merasa aman, dicintai, dan dihargai, yang menjadi dasar bagi perkembangan emosional, sosial, dan spiritual mereka.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.” (QS. An-Nisa: 9). Ayat ini mengingatkan orang tua untuk tidak hanya memikirkan kebutuhan materi anak, tetapi juga memastikan mereka tumbuh menjadi pribadi yang kuat secara mental, emosional, dan spiritual.
Prinsip Pengasuhan Positif dalam Islam
Kasih Sayang dan Kelembutan
Rasulullah SAW selalu menunjukkan kasih sayang kepada anak-anak. Beliau sering menggendong, mencium, dan bermain dengan mereka. Sikap lembut ini membuat anak merasa dicintai dan dihargai. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi anak kecil kami.” (HR. Abu Dawud).
Orang tua perlu mencontoh sikap Rasulullah ini dengan memberikan kasih sayang yang tulus kepada anak. Hindari kata-kata kasar atau tindakan fisik yang dapat melukai perasaan anak.
Keteladanan
Anak adalah peniru ulung. Mereka cenderung meniru perilaku orang tua atau orang dewasa di sekitarnya. Oleh karena itu, orang tua harus menjadi teladan yang baik. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu.” (QS. Al-Ahzab: 21).
Orang tua harus menunjukkan akhlak mulia, seperti jujur, sabar, dan bertanggung jawab, agar anak dapat meneladani sifat-sifat tersebut.
Komunikasi yang Efektif
Komunikasi adalah kunci dalam pengasuhan positif. Orang tua perlu mendengarkan anak dengan penuh perhatian dan merespons dengan cara yang baik. Rasulullah SAW selalu berbicara kepada anak-anak dengan bahasa yang mudah dipahami dan penuh kelembutan.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT juga mengajarkan kita untuk berbicara dengan baik. Firman-Nya, “Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.” (QS. Al-Baqarah: 83). Dengan komunikasi yang baik, anak akan merasa dihargai dan lebih terbuka kepada orang tua.
Memberikan Apresiasi dan Pujian
Anak perlu merasa dihargai atas usaha dan prestasi mereka, sekecil apa pun. Rasulullah SAW sering memuji anak-anak, seperti ketika beliau memuji Hasan dan Husein dengan mengatakan, “Ya Allah, sesungguhnya aku mencintai mereka, maka cintailah mereka.” (HR. Bukhari).
Pujian yang tulus dapat meningkatkan kepercayaan diri anak dan memotivasi mereka untuk terus berbuat baik.
Menetapkan Batasan dengan Bijak
Pengasuhan positif bukan berarti membiarkan anak melakukan apa saja tanpa aturan. Islam mengajarkan pentingnya menetapkan batasan yang jelas dan konsisten. Namun, batasan ini harus disampaikan dengan cara yang baik dan penuh pengertian.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Dan perintahkanlah keluargamu untuk melaksanakan shalat dan bersabarlah dalam mengerjakannya.” (QS. Thaha: 132). Ayat ini mengajarkan kita untuk membimbing anak dengan sabar dan konsisten.
Dampak Pengasuhan Positif terhadap Karakter Anak
Membangun Rasa Percaya Diri
Anak yang dibesarkan dengan kasih sayang dan apresiasi akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri. Mereka merasa dihargai dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan optimis.
Mengembangkan Akhlak Mulia
Pengasuhan positif yang berdasarkan nilai-nilai Islam membantu anak menginternalisasi akhlak mulia, seperti jujur, sabar, dan peduli terhadap orang lain. Ini sejalan dengan tujuan utama pendidikan dalam Islam, yaitu membentuk manusia yang bertakwa dan berakhlak mulia.
Meningkatkan Kecerdasan Emosional
Anak yang dibesarkan dengan komunikasi yang baik dan kasih sayang akan memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Mereka mampu memahami perasaan diri sendiri dan orang lain, serta mengelola emosi dengan baik.
Menciptakan Hubungan Harmonis antara Orang Tua dan Anak
Pengasuhan positif membangun hubungan yang harmonis dan penuh kepercayaan antara orang tua dan anak. Anak akan merasa nyaman untuk berbagi cerita dan masalah mereka dengan orang tua.
Tantangan dalam Menerapkan Pengasuhan Positif
Meskipun pengasuhan positif memiliki banyak manfaat, menerapkannya tidak selalu mudah. Orang tua mungkin menghadapi tantangan seperti emosi yang tidak stabil, kurangnya pengetahuan tentang pengasuhan, atau tekanan dari lingkungan sekitar. Namun, dengan niat yang tulus dan terus belajar, orang tua dapat mengatasi tantangan ini.
Allah SWT berfirman, “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh (berjihad) di jalan Kami, maka pasti akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (QS. Al-Ankabut: 69). Ayat ini mengingatkan kita bahwa usaha yang sungguh-sungguh dalam mendidik anak akan dibalas dengan petunjuk dari Allah SWT.
Kesimpulan
Pengasuhan positif adalah investasi terbaik yang dapat orang tua berikan kepada anak. Dengan mengedepankan kasih sayang, keteladanan, dan komunikasi yang baik, orang tua dapat membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter kuat dan berakhlak mulia. Dalam perspektif Islam, pengasuhan positif bukan hanya tanggung jawab, tetapi juga ibadah yang mendekatkan kita kepada Allah SWT.
Mari kita jadikan rumah sebagai tempat pertama dan utama bagi anak untuk belajar tentang cinta, kelembutan, dan nilai-nilai Islam. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari). Tugas kita sebagai orang tua adalah menjaga fitrah tersebut dan membimbing anak menjadi generasi yang shalih dan shalihah.