Artikel

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Seorang Ibu

Oleh : Nurul Khotimah (Peserta Sekolah Tabligh MT PWM Jateng di UMKABA)

Aisyah, seorang ibu dua anak, duduk di sudut kamar setelah seharian mengurus rumah dan keluarga. Tubuhnya terasa lelah, pikirannya penuh dengan berbagai tanggung jawab, dan hatinya sesak. Ia mencintai keluarganya, tetapi sering kali ia merasa sendirian dalam perjuangannya. “Apakah wajar jika seorang ibu merasa seperti ini?” batinnya bertanya.

Sebagai seorang Muslimah, Aisyah ingin menjadi ibu yang kuat dan sabar. Namun, ia lupa bahwa Islam tidak hanya mengajarkan tentang tanggung jawab, tetapi juga tentang pentingnya menjaga kesehatan mental.

Lalu, bagaimana Islam memandang kesehatan mental seorang ibu? Apa yang bisa dilakukan agar ibu tetap tenang, bahagia, dan tidak merasa terbebani?

Peran Ibu yang Begitu Besar dalam Islam

Dalam Islam, ibu memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Rasulullah ﷺ bersabda:

يا رسولَ اللهِ ! مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ،

قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ : قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أباك ، ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ

“Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya.” (HR. Al Bukhari)

 Hadis ini menunjukkan bahwa peran ibu dalam Islam sangat mulia, tetapi juga tidak mudah. Menjadi seorang ibu berarti menjadi pendidik, pelindung, penyemangat, dan sumber kasih sayang bagi anak-anak. Namun, di balik semua itu, ibu juga manusia yang bisa merasa lelah, sedih, dan butuh perhatian.

Islam dan Kesehatan Mental Ibu

Banyak ibu berpikir bahwa mengeluh atau merasa lelah adalah tanda kurangnya keimanan. Padahal, Islam justru sangat memperhatikan kesehatan mental seorang ibu. Berikut beberapa ajaran Islam yang menunjukkan pentingnya menjaga keseimbangan jiwa:

a) Ibu Berhak Mendapatkan Waktu Istirahat

Islam tidak pernah mengajarkan seorang ibu untuk terus bekerja tanpa henti. Seorang ibu berhak untuk beristirahat, baik secara fisik maupun mental. Jangan merasa bersalah jika sesekali butuh waktu sendiri untuk menenangkan diri.

Allah berfirman dalam surat AN-Naba ayat 9 :

وَّجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا

“Dan Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat.”

b) Tidak Harus Menjadi “Ibu Sempurna”

Sering kali, ibu merasa harus menjadi sempurna, rumah harus selalu rapi, anak harus selalu bahagia, makanan harus selalu enak. Padahal, Allah tidak pernah membebani seseorang di luar kemampuannya:

يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَاۗ

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”

(QS. Al-Baqarah: 286)

Jangan memaksakan diri. Jika merasa kewalahan, mintalah bantuan suami, keluarga, atau orang-orang terdekat.

c) Mengelola Emosi dengan Sabar dan Doa

Saat menghadapi stres atau emosi yang tidak stabil, Islam mengajarkan untuk memperbanyak sabar dan doa. Rasulullah ﷺ bersabda:

وَأَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ

“Sesungguhnya pertolongan itu datang bersama kesabaran.”

(HR. Ahmad)

Saat merasa lelah, cobalah untuk mengambil napas dalam, berwudu, shalat dua rakaat, dan berdoa kepada Allah. Doa dapat menjadi penguat hati dan sumber ketenangan.

Cara Menjaga Kesehatan Mental Ibu dalam Islam

Bagaimana seorang ibu bisa menjaga kesehatan mentalnya agar tetap bahagia dan kuat? Berikut beberapa cara yang diajarkan dalam Islam:

a) Mendekatkan Diri kepada Allah

Allah adalah sumber ketenangan terbesar. Luangkan waktu untuk membaca Al-Qur’an, berzikir, dan shalat dengan khusyuk. Jangan ragu untuk menangis dan mencurahkan isi hati kepada Allah dalam doa. Obat tenang sudah Allah katakan dalam QS ar-Ra’d :

اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُۗ

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.”

b) Jangan Menanggung Beban Sendiri

Rasulullah ﷺ selalu bekerja sama dengan keluarganya dalam pekerjaan rumah. Sebagai ibu, jangan ragu untuk meminta bantuan suami atau anak-anak. Pekerjaan rumah tangga bukan hanya tugas ibu, tetapi juga tanggung jawab bersama.

c) Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri

Meskipun sibuk mengurus keluarga, ibu tetap membutuhkan waktu untuk merawat diri. Lakukan hal-hal yang membuat hati senang, seperti membaca buku, berjalan-jalan, atau melakukan hobi. Ini bukan bentuk egoisme, melainkan bagian dari menjaga keseimbangan jiwa.

d) Bangun Dukungan Sosial

Jangan biarkan diri merasa sendirian. Carilah teman, komunitas Muslimah, atau kelompok pengajian untuk berbagi cerita dan mendapatkan dukungan emosional. Islam menganjurkan kita untuk saling menguatkan:

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

“Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan.”

(HR. Muslim)

e) Berbaik Hati kepada Diri Sendiri

Ibu sering kali memberi kasih sayang kepada semua orang, tetapi lupa untuk berbuat baik kepada dirinya sendiri. Jangan menyalahkan diri sendiri jika ada hal yang tidak berjalan sesuai rencana. Ingatlah, Allah tidak menilai dari hasil, tetapi dari usaha yang kita lakukan dengan ikhlas.

Kesehatan mental seorang ibu bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk keluarganya. Ibu yang bahagia akan melahirkan anak-anak yang bahagia. Islam sangat memuliakan ibu, tetapi juga mengajarkan bahwa seorang ibu harus menjaga dirinya agar tetap sehat, baik secara fisik maupun mental.

Jika seorang ibu merasa lelah, sedih, atau stres, itu bukan tanda kelemahan. Itu adalah tanda bahwa ia butuh istirahat, dukungan, dan lebih banyak mengandalkan Allah. Jadi, wahai para ibu, jangan pernah merasa bersalah untuk merawat diri sendiri.

Semoga Allah memberikan ketenangan, kekuatan, dan kebahagiaan bagi kita dan semua ibu di dunia. Aamiin.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button