Menanamkan Tauhid kepada Anak Sejak Dini
Oleh : Nurul Khotimah (Peserta Sekolah Tabligh MT PWM Jateng di UMKABA)

Suatu hari, seorang ibu bernama Aisyah sedang mengajak anaknya, Rafi, berjalan-jalan di taman. Tiba-tiba, hujan rintik-rintik mulai turun. Rafi yang baru berusia lima tahun pun berseru, “Ibu, kenapa hujan turun? Apakah awan sedang menangis?”
Aisyah tersenyum, lalu menjawab lembut, “Bukan, Nak. Hujan turun karena Allah yang memerintahkannya. Allah Maha Pengasih, Dia menurunkan hujan agar tumbuhan bisa tumbuh dan kita bisa mendapatkan air bersih.”
Rafi mengangguk-angguk, lalu dengan polosnya berkata, “Jadi, kalau aku mau hujan berhenti, aku harus minta sama Allah, ya?”
Aisyah terharu mendengar pertanyaan itu. Sejak kecil, ia selalu berusaha menanamkan tauhid kepada Rafi. Hari itu, ia melihat benih tauhid mulai tumbuh di hati anaknya.
Kisah ini mungkin sederhana, tetapi inilah bukti bahwa menanamkan tauhid sejak diniakan membentuk cara berpikir anak tentang kehidupan dan Allah sebagai satu-satunya tempat bergantung.
Menanamkan tauhid kepada anak sejak usia dini adalah langkah penting dalam membangun fondasi keimanan yang kuat. Tauhid bukan sekadar konsep teologi, tetapi juga pedoman hidup yang akan membentuk karakter dan akhlak anak di masa depan.
Mengapa Tauhid Penting Ditanamkan Sejak Dini?
Anak adalah amanah dari Allah yang harus dibimbing agar tumbuh dalam fitrah Islam. Jika sejak kecil mereka sudah diperkenalkan dengan konsep keesaan Allah (tauhid rububiyyah, uluhiyyah, dan asma wa sifat), maka mereka akan memiliki keteguhan iman yang kokoh dan tidak mudah terpengaruh oleh pemikiran yang menyesatkan.
Sebaliknya, jika tauhid tidak ditanamkan sejak kecil, anak bisa tumbuh dengan pemahaman agama yang lemah, mudah tergoda oleh ajaran yang menyimpang, atau bahkan terjerumus dalam kesyirikan tanpa disadari.
Allah mengabadikan nasihat seorang ayah bijak, Luqman, kepada anaknya yang mengajarkan bahwa tauhid adalah hal pertama dan utama yang harus diajarkan kepada anak, karena syirik adalah dosa terbesar di sisi Allah :
يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِۗ اِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
“Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah. Sesungguhnya syirik itu benar-benar kezaliman yang besar.”
(QS. Luqman: 13)
Disisi lain mendidik anak dalam hal menanamkan tauhid adalah tanggung jawab besar bagi orang tua, bukan hanya tanggung jawab guru atau lingkungan, sebagaimana dalam At-Tahrim : 6 Allah berfirman :
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا قُوۡۤا اَنۡفُسَكُمۡ وَاَهۡلِيۡكُمۡ نَارًا
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”
Kalimat tauhid juga merupakan kunci kehidupan yang harus ditanamkan sejak dini.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Ajarkanlah kalimat ‘Laa ilaaha illallah’ kepada anak-anak kalian sebagai kalimat pertama yang mereka ucapkan.”
(HR. Hakim)
Semua anak sebenarnya sudah memiliki potensi tauhid sejak lahir, tetapi lingkungan dan pendidikan dari orang tua sangat menentukan apakah mereka akan tetap dalam fitrah itu atau menyimpang darinya. Dalam sebuah hadis Rasulullah ﷺ bersabda:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ
فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam), maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
(HR. Bukhari)
Menanamkan tauhid kepada Anak dengan Cara yang Menarik
- Mengenalkan Allah Melalui Alam
Anak-anak adalah makhluk yang penasaran dan suka bertanya. Kita bisa menggunakan keindahan alam untuk mengenalkan mereka pada kebesaran Allah. Dengan begitu, anak belajar bahwa segala sesuatu berasal dari Allah.
Contohnya:
✅ Saat melihat hujan turun, katakan: “Ini adalah rahmat dari Allah yang Maha Penyayang.”
✅ Ketika melihat bulan dan bintang, katakan: “Allah yang menciptakan semua ini, maka kita harus bersyukur kepada-Nya.”
- Mengajarkan Doa dan Dzikir Sejak Kecil
Membiasakan anak menghafal doa-doa harian yaitu do’a dari bangun tidur sampai mau tidur lagi, akan membuat anak terbiasa mengaitkan setiap aktivitasnya dengan Allah.
- Menceritakan Kisah Nabi dan Keajaiban Tauhid
Anak-anak itu suka sekali mendengar cerita. Kita bisa menggunakan kisah-kisah inspiratif, yang akan menanamkan nilai keimanan dan keberanian dalam bertauhid, seperti :
- Nabi Ibrahim dan penghancuran berhala (QS. Al-Anbiya: 51-70)
- Keteguhan Nabi Musa melawan Fir’aun (QS. Al-Qashash: 3-42)
- Nabi Muhammad ﷺ yang tetap bertauhid meski ditentang kaumnya
- Menghindari Segala Bentuk Kesyirikan dalam Kehidupan Sehari-hari
Kita bisa menjelaskan kepada anak bahwa meminta sesuatu hanya kepada Allah, kita hanya boleh bergantung hanya kepada Allah, bukan kepada benda atau orang yang tidak memiliki kekuatan. Contohnya:
❌ Jangan membiarkan anak percaya bahwa benda bisa membawa keberuntungan.
✅ Mengajarkan bahwa hanya Allah yang bisa melindungi dan memberi rezeki.
- Memberi Teladan dalam Tauhid
Anak lebih banyak belajar dari perbuatan orang tua dibandingkan dari kata-kata saja’ Dengan kita orang tua memberikan contoh langsung, anak akan lebih mudah memahami konsep tauhid dalam kehidupan sehari-harinya. Kita bisa memberikan teladan kepada anak dengan cara :
- Rajin shalat tepat waktu agar anak melihat pentingnya ibadah.
- Membiasakan menyebut nama Allah dalam segala hal. Misalkan :
Ketika kita mendapat nikmat kita mengucapkan : Alhamdulillah
Ketika sedang terkena musibah, kita mengucapkan “Innalillahi wa inna ilaihi rojiun”
- Jangan menunjukkan ketakutan berlebihan kepada selain Allah (misalnya takut hantu atau ramalan).
Menanamkan tauhid sejak dini merupakan investasi terbaik bagi masa depan anak. Dengan memahami bahwa Allah adalah satu-satunya yang berhak disembah, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat, mandiri, dan berakhlak mulia.
Sebagai orang tua, mari kita mulai dari sekarang: Ajarkan anak untuk selalu mengingat Allah, menjauhkan diri dari kesyirikan, dan menjalani hidup dengan penuh keyakinan kepada-Nya.
Semoga Allah memberi kita kemudahan dalam mendidik anak-anak kita di jalan tauhid. Aamiin..