Khutbah Jum'at

Khutbah Jum’at : Standar Minimal Masuk Surga

Oleh : Abdurrahman Siddiq (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng di UMPP)

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

أشهد أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وأشهد أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وبارك عَلَى حبيبنا نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

فَيَا عبادالله أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى الله فقد فاز المتقون

. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَيْطَانِ الرَجِيْمِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah SWT

Didalam hadits Arbain an Nawawiyah yang ke-22, Imam An-Nawawi mencantumkan sebuah Hadits yang penting yang berkaitan dengan konsep dasar kehidupan seorang Muslim dalam menjalankan syariat Islam sebagai jalan menuju surga.

Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Abdillah Jabir bin Abdillah Al-Anshari RA yang berkata :

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الْحَلالَ، وَحَرَّمْتُ الْحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئًا، أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ؟ قَالَ: نَعَمْ

Dari Abu Abdillah Jabir bin Abdillah Al-Anshari RA bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Saw dan bertanya ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika aku melaksanakan salat wajib, berpuasa Ramadan, menghalalkan yang halal, dan mengharamkan yang haram, serta aku tidak menambah sedikit pun dari itu, apakah aku akan masuk surga?’ Beliau menjawab, ‘Ya.’HR. Muslim

Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah SWT

Hadis ini masih berkaitan dengan hadits sebelumnya, yaitu hadits yangvke 21, dimana didalam hadits yang ke 21 ini Rasulullah Saw menjelaskan agar kita beriman dan Istiqomah. Maka dalam hadits yang ke 22 ini dijelaskan, setelah beriman maka kita laksanakan perintah-perintah/kewajiban-kewajiban dan jauhi serta tinggalkan segala larangan-larangan Allah SWT, jika hal itu mampu dilaksanakan secara Istiqomah/konsisten, tidak menambah atau mengurangi dari apa yang telah diwajibkan oleh Allah dan Rasul-Nya, maka dapat mengantarkan kita masuk kedalam surganya Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an :

وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَتِلْكَ جَنَّاتُهُ الَّتِي تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَار

Barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” QS. Al-Fath: 17

Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah SWT

Imam An-Nawawi memberikan menjelaskan terkait dengan hadits ini :

هَذَا الْحَدِيْثُ دَلِيْلٌ عَلَى أَنَّ أَدَاءَ الْفَرَائِضِ وَاجْتِنَابَ الْمُحَرَّمَاتِ كَافٍ لِدُخُولِ الْجَنَّةِ، مَعَ الْإِيْمَانِ وَالْإِخْلَاصِ لِلَّهِ تَعَالَى

Hadits ini merupakan dalil bahwa melaksanakan kewajiban-kewajiban agama dan menjauhi yang haram sudah cukup untuk masuk surga, dengan syarat ada iman dan keikhlasan kepada Allah Ta’ala.”

Maka ketika seorang muslim mampu menjaga dan melaksanakan kewajiban-kewajiban utama dalam Islam seperti salat lima waktu, puasa Ramadan, zakat, haji bagi yang mampu serta mengikuti ketentuan halal dan haram yang diatur dalam syari’at Islam, maka ia sudah memenuhi syarat utama untuk masuk surga.

Namun, hadits ini tidak berarti ibadah yang hukumnya Sunnah tidak penting dan tidak perlu untuk dilaksanakan, tidak. Hadits ini menerangkan terkait standar minimal perkara yang dapat memasukkan seorang hamba kedalam surga. Posisi  Ibadah Sunnah pun memiliki kedudukan yang penting yang mana harus tetap upayakan  untuk dilaksanakan sebagai bentuk usaha kita dalam mendapatkan cintanya Allah SWT dan juga sebagai usaha kita untuk menyempurnakan/menutupi kekurangan-kekurangan-kekurangan dari ibadah wajib. Rosulullah Saw bersabda :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ.

Dari Abu Hurairah RA Rasulullah Saw bersabda: Allah SWT berfirman: “Barang siapa memusuhi wali-Ku, maka Aku menyatakan perang kepadanya. Tidak ada yang lebih Aku sukai dari hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku selain apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan tidaklah  hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, penglihatannya yang dengannya ia melihat, tangannya yang dengannya ia berbuat, dan kakinya yang dengannya ia berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, pasti Aku berikan, dan jika ia memohon perlindungan kepada-Ku, pasti Aku lindungi.” HR. Bukhari

Dalam riwayat yang lain, Rosulullah Saw bersabda :

فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْئًا قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنْ الْفَرِيضَةِ؟ ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ.

Jika terdapat kekurangan pada salat/ibadah wajibnya, Allah SWT berfirman, ‘Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah?’ Maka disempurnakanlah kekurangan dari salat wajibnya dengan amalan sunnah tersebut. Kemudian seluruh amalannya dihisab seperti itu.” HR. Abu Dawud

Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah SWT

Maka tepatlah apa yang disampaikan oleh Imam Ibn Hajar Al-Asqalani berkaitan dengan hadits arba’in an Nawawiyah yg ke 22 ini :

هَذَا الْحَدِيْثُ دَلِيْلٌ عَلَى أَنَّ الْفَرَائِضَ هِيَ الْأَسَاسُ فِي الدِّينِ، وَأَنَّ مَنْ أَدَّاهَا وَاجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ دَخَلَ الْجَنَّةَ، لَكِنْ هَذَا لَا يَنْفِي فَضْلَ الْعَمَلِ بِالنَّوَافِلِ، فَإِنَّهَا سَبَبٌ لِتَكْمِيلِ النَّاقِصِ مِنَ الْفَرَائِضِ وَرِفْعَةِ الدَّرَجَةِ

Hadits ini menjadi dalil bahwa kewajiban adalah fondasi agama. Siapa yang melaksanakannya dan menjauhi dosa-dosa besar, maka dia akan masuk surga. Namun, hal ini tidak menafikan keutamaan amalan sunnah, karena sunnah berfungsi untuk menyempurnakan kekurangan dalam kewajiban dan meningkatkan derajat seseorang.”

بارك الله لي ولكم

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ

Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah SWT

Hadis Arbain ke-22 ini menjadi pengingat bagi kita semua. Sebagai umat Islam, kita harus melaksanakan rukun Islam dengan benar. Jangan kita meremehkan kewajiban salat, puasa, atau menjaga halal dan haram, karena dengan melaksanakan ini semua, kita telah menunaikan hak Allah dan Rasul-Nya. Namun, kita juga dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunnah dan memperbaiki akhlak kita, karena surga bukan hanya milik orang yang memenuhi kewajiban, tetapi juga mereka yang memperbaiki diri dengan ibadah yang ikhlas dan amal saleh yang terus-menerus.

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚيَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى ألِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ

وَعَلَى ألِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى ألِ إِبْرَاهِيْمَ ِفي اْلعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَّللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وْالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِى دِينِنَا وَدُنْيَانَا وَأَهْلِنَا وَمَالِنَا

اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا وَآمِنْ رَوْعَاتِنَا اللَّهُمَّ احْفَظْنِا مِنْ بَيْنِ أيَدينَا وَمِنْ خَلْفِنَا وَعَنْ يَمِينِنَا وَعَنْ شِمَالِنَا وَمِنْ فَوْقِنَا وَنعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ نُغْتَالَ مِنْ تَحْتِنَا

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى اْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button