Bahaya Tawuran dalam Perspektif Sosial dan Agama
Oleh : Harwanto (Peserta Sekolah Tabligh MT PWM Jateng di UMPP)

Tawuran adalah salah satu bentuk kekerasan yang sering terjadi di kalangan remaja, terutama di lingkungan sekolah atau antar kelompok tertentu. Tawuran sering kali dipicu oleh perbedaan pandangan, masalah sepele, atau aksi solidaritas kelompok. Meskipun dianggap sebagai cara menunjukkan keberanian atau mempertahankan harga diri, pada kenyataannya, tawuran membawa dampak buruk bagi individu, masyarakat, dan bangsa. Dalam Islam, tindakan kekerasan seperti tawuran jelas bertentangan dengan ajaran agama yang mengutamakan perdamaian, persaudaraan, dan larangan terhadap perbuatan merusak.
- Bahaya Tawuran bagi Individu dan Masyarakat
Tawuran memiliki banyak dampak negatif, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial. Beberapa di antaranya adalah:
- Kerugian Fisik
Tawuran sering kali mengakibatkan cedera serius, bahkan kematian. Bentrokan yang melibatkan benda tajam, batu, atau senjata lain dapat menyebabkan luka parah yang sulit disembuhkan.
- Kerugian Psikologis
Tawuran dapat menimbulkan trauma mendalam bagi pelaku maupun korban. Rasa takut, cemas, dan stres yang muncul bisa memengaruhi mental pelaku, korban, dan keluarganya.
- Kerusakan Sosial
Tawuran menciptakan perpecahan di masyarakat. Kelompok-kelompok yang saling bertikai menjadi sulit untuk berdamai, sehingga merusak persatuan.
- Kerugian Material
Tawuran sering kali merusak fasilitas umum atau properti pribadi. Akibatnya, masyarakat harus menanggung biaya pemulihan infrastruktur yang rusak.
- Pandangan Islam terhadap Tawuran
Dalam Islam, tindakan kekerasan seperti tawuran dilarang karena bertentangan dengan prinsip kedamaian, keadilan, dan kasih sayang. Allah SWT memerintahkan umat manusia untuk menjaga perdamaian dan menghindari perbuatan yang merusak. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
- Larangan Membuat Kerusakan di Bumi
وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا ۚ وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ”
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.”(QS. Al-A’raf: 56)
Ayat ini melarang manusia melakukan perbuatan yang merusak tatanan kehidupan, termasuk tawuran yang menyebabkan kerusakan fisik, sosial, dan moral.
- Larangan Membunuh Tanpa Alasan yang Benar
وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ۗ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ”
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan suatu alasan yang benar. Demikian itu diperintahkan kepadamu agar kamu memahami (nya).”(QS. Al-An’am: 151)
Tawuran sering kali menyebabkan kematian, yang jelas dilarang dalam Islam. Nyawa manusia adalah amanah yang harus dijaga.
- Perintah untuk Berdamai
وَالصُّلْحُ خَيْرٌ
“Dan perdamaian itu lebih baik.”(QS. An-Nisa: 128)
Ayat ini menekankan pentingnya perdamaian dalam menyelesaikan konflik. Islam menganjurkan dialog dan musyawarah, bukan kekerasan.
- Larangan Bermusuhan
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Karena itu, damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”(QS. Al-Hujurat: 10)
Ayat ini menegaskan bahwa umat Islam adalah saudara. Tawuran yang memicu permusuhan adalah perbuatan yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam.
- Penyebab Tawuran
Tawuran tidak terjadi begitu saja, melainkan ada berbagai faktor yang menyebabkannya. Beberapa penyebab tawuran antara lain:
- Kurangnya Pendidikan Moral dan Agama
Kurangnya pemahaman tentang nilai-nilai agama dan moral membuat remaja mudah terprovokasi untuk melakukan kekerasan. Pendidikan agama yang lemah membuat mereka tidak memahami pentingnya kedamaian dan persaudaraan.
- Lingkungan yang Tidak Kondusif
Lingkungan yang dipenuhi oleh konflik, kekerasan, atau persaingan negatif dapat memengaruhi pola pikir remaja. Mereka cenderung meniru apa yang mereka lihat di sekitar mereka.
- Solidaritas Kelompok yang Salah
Solidaritas kelompok sering kali disalahartikan sebagai kewajiban untuk membela teman dalam segala situasi, termasuk dalam kekerasan. Remaja sering merasa tertekan untuk ikut serta dalam tawuran demi menjaga harga diri kelompok.
- Kurangnya Pengawasan Orang Tua
Orang tua yang kurang mengawasi aktivitas anak-anak mereka dapat membuat remaja mencari perhatian di luar rumah, yang kadang berujung pada pergaulan yang buruk.
- Pengaruh Media dan Teknologi
Media yang menampilkan kekerasan sebagai bentuk keberanian atau hiburan dapat memengaruhi remaja untuk meniru perilaku tersebut. Selain itu, media sosial juga sering digunakan untuk memprovokasi atau merencanakan tawuran.
- Upaya Mengatasi Tawuran
Untuk mengatasi tawuran, diperlukan pendekatan yang holistik melibatkan keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:
- Pendidikan Agama
Pendidikan agama harus diberikan sejak dini untuk menanamkan nilai-nilai moral, kasih sayang, dan perdamaian. Pemahaman agama yang benar dapat mencegah remaja terjerumus dalam perilaku kekerasan.
- Pendidikan Keterampilan Sosial
Sekolah perlu memberikan pelatihan keterampilan sosial, seperti manajemen konflik, komunikasi yang baik, dan pengendalian emosi. Dengan demikian, remaja dapat menyelesaikan masalah tanpa kekerasan.
- Peran Keluarga
Keluarga berperan penting dalam membentuk karakter anak. Orang tua harus menjadi teladan dalam menyelesaikan masalah secara damai dan memberikan perhatian yang cukup kepada anak-anak mereka.
- Sanksi Hukum
Pemerintah perlu menegakkan hukum secara tegas terhadap pelaku tawuran untuk memberikan efek jera. Selain itu, pemerintah juga perlu menyediakan fasilitas yang mendukung kegiatan positif bagi remaja.
- Pemberdayaan Pemuda
Pemerintah dan masyarakat dapat menyediakan kegiatan positif, seperti olahraga, seni, atau pelatihan keterampilan, untuk mengalihkan energi remaja ke hal-hal yang bermanfaat.
- Peningkatan Peran Masyarakat
Masyarakat perlu berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang kondusif dan mendukung remaja untuk tumbuh dengan baik. Program-program seperti kampanye anti-kekerasan dan forum diskusi antar remaja dapat membantu mencegah tawuran.
- Tawuran dalam Perspektif Akhlak Islam
Islam menempatkan akhlak mulia sebagai pondasi kehidupan bermasyarakat. Tawuran tidak hanya bertentangan dengan syariat Islam tetapi juga dengan nilai-nilai akhlak mulia yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده
“Seorang Muslim adalah orang yang selamat dari lisan dan tangannya terhadap Muslim lainnya.”(HR. Bukhari)
- Kesimpulan
Tawuran adalah tindakan destruktif yang membawa dampak negatif bagi individu, masyarakat, dan bangsa. Dalam perspektif sosial, tawuran menciptakan kerugian fisik, psikologis, sosial, dan ekonomi yang sulit untuk diperbaiki. Dalam pandangan Islam, tindakan ini dilarang keras karena bertentangan dengan nilai-nilai perdamaian, kasih sayang, dan persaudaraan yang diajarkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Melalui pendidikan moral dan agama yang baik, dukungan keluarga, serta keterlibatan masyarakat dan pemerintah, tawuran dapat dicegah. Upaya bersama untuk menanamkan nilai-nilai kedamaian dan keadilan harus terus dilakukan agar generasi muda mampu menjadi pelopor perubahan yang positif. Sebagai umat Islam, kita harus selalu berpegang teguh pada prinsip ukhuwah Islamiyah dan menghindari segala bentuk kekerasan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.