Artikel

Munafik Original Dan Bahayanya

Oleh : Mutiatun, S.Pd.I (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng IV UMKABA)

Muhammadiyah ingin membangun agar warganya senantiasa menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW yang setia seoanjang masa, karenanya diwujudkan dalam PHIWM (Pedoman Hidupa Islami Warga Muhammadiyah). Pedoman hidup sebagai pribadi diharapkan memiliki aqidah yang kuat sebagai wujud mukmin yang sejati serta terhindar dari perilaku kafir, musyrik ataupun munafik. Ciri-ciri Muttaqin yang akan mendapatkan petunjuk dari Allah tertuang antara lain dalam QS. Al-Baqarah ayat 1-5, sedangkan orang-orang kafir yang ditutup hati pendengaran dan penglihatan tertuan dalam ayat 6-7 pada surat yang sama. Adapaun keterangan tentang orang-orang munafik muncul pada ayat 8-20 surat kedua dalam mushaf al-Qur`an ini.

Bagi orang yang beriman, dalam menghadapi setiap persoalan yang dijadikan landasan utama adalah daasar imani sebelum menggunakan teori-teori karangan manusia. Ketika menghadapi suatu musibah akan segera instropeksi diri terhadapa perilaku yang ia kerjakan ;  perintah Allah mana yang belum diindahkan dan dikerjakan serta dosa dan kesalahan apa yang ia langgar. Setelah ity baru dicarikan penyebab menurut teori alam atau tips-tips yang telah dilakukan uji coba untuk mendapatkan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. Hasilnya kembali diserahkan kepada Allah sebagai salah satu wujud melaksanakan perintah-Nya untuk bertawakal. Ketika terjadi suatu musibah maka diyakini itu adalah wujud kasih sayang Allah yang masih mau menegur umat-Nya. Manakala terbiasa berbuat dosa dan tidak ada teguran dari Allah bisa jadi itu adalah bentuk Istijra` Allah kepada makhluk-Nya yang sudah tidak berkesempatan untuk bertaubat. ( QS- ar-Rum ayat 41-42)

Orang-orang yang beriman dengan benar akan senatiasa menjaga dan membiasakan perilaku jujur dalam hidupnya serta menjauhi dan menjaga diri dari perilkau dusta dan dalam segala bentuknya. Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk selalu berperilaku jujur yang akan membawa kepada kebenaran dan menjadi sarana untuk masuk ke surga. Demikian sebaliknya untuk menghindari perilaku dusta yang akan membawa pelakunya neuju kepada keburukan serta mengantarkannya ke neraka. Dalam prakteknya orang yang maelakukan perbuatan zina, mencuri dan membunuh akan lebih mudah beratubat daripada pelaku perbuatan dusta yang akan selalu mempertahankan kebohongannya dengan kebohongan yang lain.

Konsekuensi dari kalimat tauhid yang kita ikrarkan adalah mencintai apa yang dicintai Allah dan membenci apa yang dibenci Allah sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur`an surat al Ahzab ayat 22

مِنَ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ رِجَالٌ صَدَقُوۡا مَا عَاهَدُوا اللّٰهَ عَلَيۡهِ‌ۚ فَمِنۡهُمۡ مَّنۡ قَضٰى نَحۡبَهٗ وَمِنۡهُمۡ مَّنۡ يَّنۡتَظِرُ‌ۖ وَمَا بَدَّلُوۡا تَبۡدِيۡلًا

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya)

Mukmin yang murni akan senatiasa menjauhi perilaku yang akan membawa kepada ciri-ciri orang munafik. Orang-orang munafik dan segala perilakunya lebih berbahaya daripada perilaku orang-orang kafir atau musyrik yang jelas kekafiran dan kemusyrikannya. Para sahabat Nabi Muhammad SAW senantiasa mewaspadai orang-otang munafik dan sekutunya yang dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 14 disebut dengan Syayatinihim sebagai ungkapan terjelek untuk para sekutu yang senantiasa menggodanya untuk menjauhi kebenaran dan mempertahankan kekafiran..

Allah menjelaskan ciri-ciri orang munafik yang original dalam ayat-ayat al-Qir`an dan hadits Nabi Muhammad SAW. Diantara tertuang dalam lembar terakhir juz ke 5, tepatnya dalam QS. An-Nisa ayat 142-147 beruikut ini:

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْۚ وَاِذَا قَامُوْٓا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰىۙ يُرَاۤءُوْنَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًاۖ ۝١٤٢

Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah membalas tipuan mereka (dengan membiarkan mereka larut dalam kesesatan dan penipuan mereka). Apabila berdiri untuk salat, mereka melakukannya dengan malas dan bermaksud riya di hadapan manusia. Mereka pun tidak mengingat Allah, kecuali sedikit sekali.

مُّذَبْذَبِيْنَ بَيْنَ ذٰلِكَۖ لَآ اِلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ وَلَآ اِلٰى هٰٓؤُلَاۤءِۗ وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهٗ سَبِيْلًا ۝١٤٣

Mereka (orang-orang munafik) dalam keadaan ragu antara yang demikian (iman atau kafir), tidak termasuk golongan (orang beriman) ini dan tidak (pula) golongan (orang kafir) itu. Siapa yang dibiarkan sesat oleh Allah (karena tidak mengikuti tuntunan-Nya dan memilih kesesatan), kamu tidak akan menemukan jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوا الْكٰفِرِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ مِنْ دُوْنِ الْمُؤْمِنِيْنَۚ اَتُرِيْدُوْنَ اَنْ تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ عَلَيْكُمْ سُلْطٰنًا مُّبِيْنًا ۝١٤٤

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang-orang kafir sebagai teman setia dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah kamu ingin memberi alasan yang jelas bagi Allah (untuk menjatuhkan hukuman) atasmu?

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ فِى الدَّرْكِ الْاَسْفَلِ مِنَ النَّارِۚ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيْرًاۙ ۝١٤٥

Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) di tingkat paling bawah dari neraka. Kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.

 

اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا وَاَصْلَحُوْا وَاعْتَصَمُوْا بِاللّٰهِ وَاَخْلَصُوْا دِيْنَهُمْ لِلّٰهِ فَاُولٰۤىِٕكَ مَعَ الْمُؤْمِنِيْنَۗ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ اَجْرًا عَظِيْمًا ۝١٤٦

Kecuali, orang-orang yang bertobat, memperbaiki diri, berpegang teguh pada (agama) Allah, dan dengan ikhlas (menjalankan) agama mereka karena Allah, mereka itu bersama orang-orang mukmin. Kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang mukmin.

Selanjutnya Rasulullah SAW dalam haditsnya menyebutkan perilaku yang menjadi ciri-ciri bahwa pelakunya menjadi MUNAFIK ORIGINAL yaitu:

Hadis Riwayat Imam Bukhari dan Muslim

“Ciri-ciri munafik ada tiga, yaitu apabila berbicara banyak berbohong, apabila berjanji sering ingkar, apabila diberi amanat sering berkhianat,” (H.R. Bukhari dan Muslim).

“Setiap pengkhianat akan mendapat bendera [penanda] di hari kiamat, disebutkan ini penghianatan Si Fulan dan ini penghianatan Si Fulan,” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Hadis Riwayat Imam Ahmad

“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu riya [ingin dilihat dan mengharapkan pujian orang lain]. Allah akan mengatakan kepada mereka pada hari Kiamat tatkala memberikan balasan atas amal-amal manusia, ‘Pergilah kepada orang-orang yang kalian berbuat riya kepada mereka di dunia. Apakah kalian akan mendapat balasan dari sisi mereka?’,” (H.R. Ahmad).

Hadis Riwayat Imam Muslim

“Ada empat tanda, jika seseorang memiliki empat tanda ini, maka ia disebut munafik sejati. Jika ia memiliki salah satu tandanya, maka dalam dirinya ada tanda kemunafikan sampai ia meninggalkan perilaku tersebut, yaitu: (1) jika diberi amanat, khianat; (2) jika berbicara, dusta; (3) jika membuat perjanjian, tidak dipenuhi; (4) jika berselisih, dia akan berbuat zalim,” (HR. Muslim No. 58).

“Ya Allah, jadikan kami hamba-Mu yang selalu menjaga kejujuran dalam pikiran, perkataan dan perbuatan serta  jauhkan kami dari perilaku yang akan memasukkan kami ke dalam neraka-Mu.” Aamiin.

Disarikan dari Pengajian Ahad Pagi Majelis Taklim Ulul Albab PCM Limpung Hari Ahad Pon 26 Rajab 1446 H/ 26 Januari 2025 M mubaligh Bapak Ustadz Ahmad Fatihin, M.S.I Wakil Ketua PDM Batang)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Check Also
Close
Back to top button