Kehidupan adalah ibarat dari kumpulan waktu-waktu yang kemudian dirangkai menjadi umur. Jika berumur berarti kita masih hidup. Jika umur kita selesai maka hidup telah selesai. Dan kita menyadari bahwa setiap hari umur kita berkurang dikatakan oleh Hasan Al Basri.
Wahai anak adam, sesungguhnya engkau hanyalah hakikatnya adalah kumpulan dari hari-hari. Jika telah pergi sebagai hari, maka telah pergi sebagai darimu. Kalau sebagian darimu telah pergi dikhawatirkan Engkau seluruhnya pun akan pergi.
Maka dengan bertambahnya hari, bertambah bulan, bertambah tahun, menunjukkan kehidupan kita semakin berkurang sampai dengan titik nol, titik pertemuan kita dengan Allah SWT.
Mari kita jadikan kehidupan yang tersisa menjadi hari-hari kita lebih bermanfaat, yang lalu biarlah berlalu menjadi evaluasi bagi kita. Kita jadikan bahan untuk menuju yang lebih baik. Kita menyadari yang berlalu kurang bagus. Kita ingin lebih untuk mengetahui kapan dikatakan hidup kita bermanfaat kapan tidak, kita harus tahu apa tujuan hidup kita di atas bumi ini.
Tujuan hidup kita sebagai manusia, bukan sebagai hewan. Kalo hewan, hidup, makan, beranak-pinak selesai. Kata Allah SWT, orang kafir, mereka bersenang senang, dan mereka makan makan, seperti sebagai mana hewan, kemudian penghujungnya adalah Neraka Jahanam.
Kita bukan hidup seperti itu, tidak bermanfaat, bukan hidup seperti hewan yang diinginkan oleh Allah SWT. makanya kita harus memahami tujuan kita hidup, kemudian kita menerapkan tujuan hidup tersebut. Allah menciptakan kita bukan main main, bukan sekedar iseng iseng tanpa tujuan, tetapi Allah ciptakan kita karena ada tujuan .tujuan yang sangat mulia dan sangat tinggi yaitu untuk beribadah kepada Allah, dalam QS Az Dzariyat : 56.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ {56}
dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Di dalam surat ini Allah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah, jadi yang diminta Allah dari kita hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. siapa yang bisa menjalankan tujuan ini maka hidupnya bermanfaat.
Kemudian Allah mengingatkan kita dalam QS Az Dzariyat :57 .
مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ {57}
Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.
Aku ciptakan kalian tidak untuk memperkaya diri untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya karena Allah pemberi rizki, Allah beri rizki kepada kalian agar kalian bisa beribadah, bukan kalian mencari rizki kemudian lupa untuk beribadah kepada Allah SWT. Maka manusia kondisinya sebaliknya, Allah sudah menanggung rizki mereka tetapi mereka bersungguh-sungguh dalam mencari rizki.
Allah meminta mereka untuk beribadah justru mereka berleha-leha, bermalas-malasan untuk beribadah. Apa yang sudah Allah jamin, mereka bersungguh-sungguh mencarinya. Apa yang Allah tuntut justru mereka tidak mengindahkannya.
Oleh karenanya inilah barometer dikatakan hidup kita dikatakan bermanfaat atau tidak. Maka semua kegiatan kita, aktivitas kita, yang di situ kita dalam rangka beribadah kepada Allah. Barang siapa yang hidupnya tidak mengingat Allah sesungguhnya ia telah mati.
Rosulullah SAW bersabda:
Perumpamaan orang yang mengingat Allah SWT, dengan orang yang tidak mengingat Allah, seperti perumpamaan orang hidup dan mati. Ketika Rosulullah SAW menjelaskan hakikat orang yang hidup itu adalah kehidupan yang bermanfaat, yaitu yang ia gunakan hari-harinya, waktu-waktunya untuk mengingat Allah SWT.
Adapun orang yang hidup secara fisik tetapi dia tidak mengingat Allah, dia lupa dari Allah, maka sesungguhnya kehidupannya adalah kehidupan yang tidak bermanfaat, hanyalah kematian. Allah menamakan dengan orang kafir. Mereka itu seperti orang mati tidak hidup. Meskipun ia hidup secara fisik hakikatnya ia mati karena kehidupannya tidak untuk Allah SWT, untuk bermaksiat, bersenang-senang tidak mengingat Allah dan lain sebagainya. Maka dari sini kita bisa evaluasi diri kita sejauh mana waktu-waktu yang kita lewati, detik-detik yang kita lalui, hari-hari, bulan-bulan, tahun-tahun yang kita lewati. Sejauh manakah yang kita lewati untuk Allah. Kalau tidak untuk Allah itu sesungguhnya itu adalah kematian kita.
Hidup ini hanyalah sebentar. Hadist nabi SAW: umur umatku antara 60 – 70 tahun dan hanya sedikit yang melampaui.
Secara statisik umur yang lebih tua akan duluan meninggal, secara statistik umur 70 akan lebih dulu meninggal dari pada umur yang 40 tahun, itu dipandang secara umum. Tetapi kalau person per person belum tentu. Boleh jadi yang lebih muda akan meninggal terlebih dahulu dari yang lebih tua. Maka kita hendaknya sadar bahwa hidup yang tinggal sesaat ini, sedikit sekali. Makanya kehidupan 60 tahun entah sampai atau tidak.
Allah berfirman:
Ketika ditanya orang-orang di neraka, “Berapa lama kalian tinggal di dunia dulu, Kami dulu hidup cuma sekitar satu hari atau kurang dari sebagian hari atau setengah hari”.
Mengapa kalau dibandingkan dengan dahsyatnya hari kiamat. Akhirat yang abadi hari kita cuma sekejap. Kata Allah : Tatkala mereka melihat dahsyatnya hari kiamat maka mereka menyangka bahwasannya mereka hidup di dunia dulu yang mungkin yang mungkin 60 tahun, 70 tahun, 80 tahun.
Ternyata cuma sepetang atau waktu dhuha saja, jangan menyangka hidup kita panjang, hidup kita hanya sebentar saja. Hidup kita yang tinggal sedikit ini ternyata kita gunakan untuk hal yang tidak bermanfaat, untuk bersenang-senang bergembira tanpa mengingat Allah, bermaksiat, maka sesungguhnya kita dalam kematian.
Begitulah ikrar kita;
إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Sholatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam.
Bagaimana bisa kita menterjemahkan hidup kita ini hanya untuk Allah? Caranya kita menjadikan tiap waktu kita adalah untuk beribadah. Bagaimana cara menjadikan hidup kita yang isinya ibadah kepada Allah SWT. Karena sebagian orang salah memahami, bahwa beribadah itu hanya ibadah sholat, hanya baca Al Qur’an hanya berdzikir. Ternyata ranah ibadah itu sangat luas. Makanya sekarang ini kita memikirkan waktu kita yang sedikit ini untuk beribadah kepada Allah. Apakah yang kita kerjakan Allah ridho atau tidak. Ridho itu yang harus kita pikirkan, sehingga kegiatan kita, aktivitas kita adalah kehidupan kita kehidupan yang bermanfaat.
Ibnul Qoyyim dalam kitabnya: Yaumul Kahfi
Kehidupan yang isinya tidak mengingat Allah itu adalah kematian, kehidupan yang isinya berdzikir untuk mengingat Allah itulah kehidupan yang sesungguhnya. Itulah kehidupan yang bermanfaat.
Apa itu difinisi ibadah?
Sudah kita ketahui bahwa Allah ciptakan manusia dan alam seisinya hanya untuk beribadah. Manusia diciptakan hanya untuk ibadah. Allah tidak menciptakan semua hanya untuk iseng-iseng, buat kesenangan kita tanpa buat tujuan. Kita bersenang-senang, kita menikah, kita cari harta, kita olah raga, apapun yang kita lakukan hanyalah untuk ibadah. Jika tidak waktu itu hanya kematian yang tidak ada faidahnya.
Kalau hewan-hewan atau mahluk-mahluk yang lain, matahari, rembulan, mereka beribadah kepada Allah, mereka bertasbih, mereka memang tidak ada pilihan, karena mereka diciptakan digiring oleh Allah untuk senantiasa beribadah kepada Allah SWT.
Allah berfirman:
“Tidaklah engkau melihat bahwasannya semua bertasbih kepada Allah, mereka yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah, matahari, rembulan, bintang-bintang, gunung-gunung, pohon-pohon dan hewan-hewan dan banyak manusia bertasbih, namun banyak juga manusia yang masuk neraka karena tidak bertasbih.
Batu-batu, hewan-hewan mereka ada bertasbih khusus kepada Allah SWT. Manusia diberi kehendak untuk memilih, karena mereka dibebani hidup dengan ujian, memilih untuk hidup atau untuk mati, memilih mengingat Allah atau lupa kepada Allah SWT. Itu kelebihan manusia, maka Allah ciptakan kita dengan sarana dan prasarana, dengan kemampuan kita berfikir mulai kita melihat dan seluruh aktivitas alam semesta ini adalah tanda ayat-ayat, dan tanda sain bahwasannya Allah itu ada dan Allah berhak untuk diibadahi. Sesuatu di alam semesta ini ada tanda yang menunjukkan bahwasannya Allah itu Maha Esa.
Definisi Ibadah dibagi menjadi dua:
Ditinjau dari aktivitas yang dilakukan.
Ibadah adalah istilah atau nama yang mencakup seluruh perkara yang dicintai oleh Allah SWT dan diridhoi oleh-Nya. Baik perkataan maupun perbuatan baik yang nampak maupun yang tidak nampak atau tersembunyi atau ibadah yang dilakukan/aktivitas yang dilakukan. Maka semua aktivitas yang nampak disebut ibadah.
Dari pelakunya
Ibadah adalah nama yang mencakup/menunjukkan kepada orang. Melakukan ibadah bukti kecintaan dan ketundukan kita kepada Allah. Maksudnya dari sisi aktivitas semua yang dicintai oleh Allah adalah ibadah.
Pelaku : agar kita beribadah kepada Allah, kita harus melakukan ketundukan, menghinakan diri, karena ibadah artinya kehinaan atau kerendahan.
Ranah-Ranah Ibadah
Ranah ibadah kita dengan Allah SWT.
Sholat 5 waktu, puasa, baca Al Qur’an, dzikir kepada Allah : Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illah, Allahu akbar, astaghfirullah al-adhim wa atubu ilaihi, la haula walaquwwata illa billah.
Hasbunallah wani’mal wakil (kalau sedang ada masalah), inna lillahi wa innaa ilaihi rojiun (kalau sedang ada musibah)
Alhamdulillah ‘ala kulli hal
Ibadah kita berdo’a, masuk rumah, keluar rumah. Berdzikir kepada Allah masuk toilet, keluar toilet, berdzikir kepada Allah ketika masuk pasr, masuk suatu negeri, hendak safar kita berdzikir kepada Allah. Semua kita berdzikir kepada Allah SWT, karena kita sedang beribadah mengingat Allah SWT.
Kita renungkan sudah berapa banyak bagian kita melakukan model ibadah seperti ini. Ibadah yang terkait dengan langsung mengingat Allah SWT. seperti sholat, puasa, berdzikir, baca Al Qur’an, do’a-do’a yang kita panjatkan, dzikir-dzikir kita yang kita panjatkan, baik keseharian kita, dzikir pagi – petang semua adalah ibadah kepada Allah SWT, maka kita harus punya model ibadah itu, dan harus banyak.
Ada sholat 5 waktu, ada sholat bakdiyah dan qobliyah karena kalau ingin sholat kita sempurna harus ada sholat qobliyah dan bakdiyah, karena pada waktu dihisab, Allah suruh lihat kepada malaikat apakah hamba-hambaku punya ibadah-ibadah sunnah, tujuannya untuk menambal ibadah-ibadah yang wajib. Kita ada sholat, sholat kita tidak ada yang sempurna, terkadang sholat tapi pikiran ke mana-mana, sholat dengan cepat, terburu-buru, sholat sering lupa, sholat di akhir waktu. Di antara yang bisa menyempurnakan sholat kita adalah sholat Qobliyah dan Bakdiyah.
Zakat kita mungkin kurang sempurna. Mungkin salah dalam hitungan, tercampur dengan barang subhat dan yang haram. Penyempurnaannya adalah dengan sedekah. Puasa Romadhon kita kurang sempurna, bisa ditambal dengan puasa-puasa sunnah.
Hari-hari kita lewati dengan Baca Al Qur’an, jangan sampai terlewati sehari tanpa baca Al Qur’an, ini namanya hidup kita bermanfaat.
Ibadah menjadi bermanfaat untuk orang lain.
Dengan memberi manfaat kepada orang lain kita sudah beribadah dengan ibadah yang sangat agung.
Rosulullah SAW bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
Nabi Isa A.S, dia berkata tentang dirinya, Allah menjadikan berkah di manapun dirinya berada.
Dikatakan nabi Isa berkah, di antara dengan dua tafsiran.
Dia suka membantu keperluan orang lain.
Di mana-mana dia mengajarkan kebaikan.
Rosulullah SAW bersabda:
Setiap sendi dalam tubuh kita wajib untuk disekahi setiap hari, yaitu bentuk wujud syukur kita. Karena sendi-sendi kita bisa digerakkan dengan mudah, sendi leher, sendi tangan dan sendi-sendi yang ada di tubuh kita harus kita sedekahi sebagai bentuk syukur. Bagaimana bentuk sedekahnya?
Kata Rosulullah SAW yaitu:
Kau berbuat adil kepada kedua orang yang datang minta hukum kepadamu dan kamu hukum dengan adil itu adalah sedekah.
Kau bantu seseorang dengan cara mengangkat barang itu diangkat untuk ditaruh di atas onta, maka itu adalah sedekah.
Berkata-kata yang baik menyenangkan orang lain itu adalah sedekah.
Ternyata bentuk ibadah luar biasa seolah seorang yang memberi manfaat kepada orang yang berada di sekitarnya. Makanya nabi SAW menyamakan kurma dengan yang berkah.
Kata Nabi :
Sungguh ada sebuah pohon yang keberkahannya sama dengan keberkahan seorang muslim. Kabarkanlah kepadaku pohon apakah itu! Yaitu adalah pohon Nahlah atau pohon kurma.
Kurma itu kenapa dikatakan pohon berkah, karena seluruh bagian dari korma semua bermanfaat, tidak ada yang tidak bermanfaat, semua bgi dari pohon korma itu bermanfaat, maka dikatakan dia pohon berkah.
Daunnya bermanfaat, batangnya bermanfaat, bijinya bermanfaat, bahkan bijinya sangat bermanfaat, pelepahnya juga bermanfaat.
Serabut Kurma pada jaman itu digulung seperti kapas dijadikan guling atau bantal. Kehidupan Nabi tidak jauh dari Kurma. Rumah mereka terbuat dari kurma, makan dengan kurma, bikin tempat tidur dari pelepah kurma, kasih makan hewan peliharaan dengan biji-biji kurma, semua terkait dengan kurma dan keberkahan pohon kurma ini disamakan dengan seorang muslim. Ini artinya seorang muslim harus berkah. Hidupnya bermanfaat bagi orang lain di manapun kita berada.
Diantaran yang menyebabkan hidup kita bermanfaat.
Beribadah kepada Allah dengan belajar, dengan tafakur dan dengan perenungan
Sesungguhnya pada penciptakaan langit dan bumi, dan bergantinya siang dan malam, sungguh ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang cerdas. Siapa orang tersebut, yang senantiasa mengingat Allah ketika duduk, ketika berdiri, ketika berbaring dan yang memikirkan penciptaan langit dan bumi. Kemudian dia mengambil kesimpulan.
Ya Allah tidak mungkin kau ciptakan alam semesta ini cuma iseng-iseng tidak ada tujuan, maha suci Engkau dari jutaan orang yang menyangka Engkau hanya iseng-iseng menciptakan alam semesta ini, maha suci Engkau, jauhkanlah aku dari neraka jahanam. Ini renungan-renungan tidak penciptaan alam semesta menjadikan diri kita bermanfaat menjadikan ketaatan kita kepada Allah SWT
Orang atheis mengatakan alam semesta tercipta dengan sendirinya, tentu jawabannya tidak mungkin. Karena alam diciptakan dengan rumit, dengan komplek dengan berbagai macam aturan yang rumit, tidak mungkin terjadi dengan sendirinya.
Kalau ada batu jatuh kemudian terpecah tidak beraturan jadi 3 satu besar satu kecil, satu bengkok mungkin kita bisa katakan kebetulan. Tapi tiba-tiba kita jalan ada benda jatuh dalam bentuk kursi ada mejanya dipahat, tidak mungkin kita bilang kebetulan. Pasti ada yang bikin. Orang atheis mengatakan semua kebetulan. Kalau ada bola kaki dijahid disitu bendera-bendera negara tidak mungkin terjadi dengan sendirinya pasti ada yang bikin.
Di antara bentuk ibadah adalah kita merenungkan banyak kejadian. Merenungkan keada seseorang. Kesudahan orang yang sombong dan angkuh, kesudahannya seperti apa.
Itu adalah pelajaran yang Allah berikan kepada kita ketika menyelamatkan firaun, ketika firaun akan mati. Dia berkata, aku beriman kepada yang berhak disembah kecuali Allah sematan (dia beriman, dia bersyahadah, Laa ilaaha illallah) tetapi semua tidak bermanfaat. Kata Allah sekarang baru kamu sadar wahai firaun, sementara sebelumnya kau telah melakukan banyak kerusakan dosa dan lain-lainnya.
Pada hari ini kami selamatkan tubuhmu supaya orang bisa mengambil pelajaran dari kejadian dirimu. Kau dulu sombong, angkuh, mengaku sebagai Tuhan dan sekarang tewas di depan mata.
Pada hari ini kami selamatkan tubuhmu supaya menjadi pelajaran dan perenungan. Bagaimana ciptaan Allah, bagaimana yang megah bisa tiba-tiba jatuh, kita lihat kejadian-kejadian itu adalah ibadah.
Berahlak Mulia
Adalah bersikap kepada orang dengan sikap yang kita sukai. Jika kita disikapi demikian.
Contoh : Kalau kita jadi ibu kita mau apa. Tentu kalau kita jadi orang tua anak-anak kita mengunjungi kita tiap pekan, atau kita pingin ditelpon setiap hari, saya ingin anak saya mengenali kebutuhan saya, sehingga kita tidak perlu minta pada mereka. Dia pingin ngobrol dengan anak cucunya. Maka kita harus melakukan itu kepada orang tua. Kalau sampai orang tua tidak enak mengomong sesuatu kepada kamu, maka kamu sudah berakhlak buruk.
Nah kita merenungkan bagaimana sikap kita terhadap orang tua, itu berlaku kepada orang lain. Kalau hidup kita ingin penuh manfaat, kita berahlak mulia. Suami, istri, anak, kakak adik kita. Al Ahlaqul ibadah : bahwa ahlak adalah ibadah yang pahalanya sangat banyak, karena argo pahala jalan terus.
Nabi bersabda:
Tidak ada timbangan yang paling berat kalau ditimbang di hari kiamat kelak seperti ahlak yang mulia. Dan kita harus berusaha untuk memiliki sifat yang mulia. Ahlak mulia adalah kedermawanan, jangan pelit, kalau pelit itu ahlaknya buruk.
Barakallahu fiikum
Semoga bermanfaat.