Artikel

Memaafkan : Jalan Menuju Kedamaian Batin

Oleh: Dwi Kusumaningtyas, S.Pd., M.Pd. (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng di UMKABA)

Dalam kehidupan, kita sering menghadapi berbagai peristiwa yang melukai hati, baik dari perkataan maupun perbuatan orang lain. Tak jarang, luka itu meninggalkan dendam dan kemarahan yang membebani jiwa. Namun, Islam mengajarkan bahwa memaafkan adalah jalan menuju ketenangan dan kedamaian batin yang sejati.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَاۚ فَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُه عَلَى اللّٰهِۗ اِنَّه لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ

“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya ada di sisi Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.”
(QS. Asy-Syura: 40)

Ayat ini mengajarkan bahwa meskipun seseorang berhak membalas perbuatan buruk yang diterimanya, memaafkan justru memiliki keutamaan yang lebih besar di sisi Allah SWT.
Rasulullah SAW adalah teladan dalam sifat pemaaf. Dalam berbagai kesempatan, beliau selalu memilih untuk memaafkan, meskipun memiliki kesempatan untuk membalas. Salah satu contohnya adalah ketika beliau ditindas oleh penduduk Thaif, tetapi beliau justru mendoakan mereka agar mendapatkan hidayah.
Beliau juga bersabda:

لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ (رواه البخاري ومسلم)

“Orang yang kuat bukanlah yang menang dalam pertarungan, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya saat marah.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa kekuatan sejati bukan terletak pada balas dendam, tetapi pada kemampuan menahan amarah dan memaafkan.

Manfaat Memaafkan
1. Menghilangkan Beban Hati
Menyimpan dendam hanya akan memperberat hati dan merusak ketenangan batin. Dengan memaafkan, hati menjadi lebih ringan dan damai.

2. Meningkatkan Kesehatan Mental dan Fisik
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang sulit memaafkan lebih rentan terhadap stres, depresi, dan tekanan darah tinggi. Sebaliknya, memaafkan membantu menjaga kesehatan jiwa dan raga.
3. Mendapat Ampunan dan Rahmat Allah
Sebagaimana firman Allah SWT:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

” Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.”
(QS. Ali Imran: 159)

Memaafkan orang lain adalah salah satu cara agar kita juga mendapatkan ampunan dari Allah SWT.
Memaafkan bukan berarti lemah, tetapi menunjukkan kekuatan iman dan kedewasaan hati. Dengan memaafkan, kita membebaskan diri dari belenggu kebencian dan mendekatkan diri kepada kedamaian batin yang sejati. Semoga kita selalu diberi hati yang lapang untuk memaafkan, sebagaimana Allah selalu membuka pintu ampunan bagi hamba-Nya. Aamiin.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button