Tokoh

Julaybib : Sahabat yang Jarang Dikenal

Oleh : Muhammad Zahroni (Peserta Sekolah Tabligh MT PWM Jateng di UNIMMA)

Biografi Sahabat yang Jarang Dikenal: Julaybib

Julaybib adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang namanya jarang disebut dalam sejarah Islam. Ia berasal dari latar belakang yang sederhana dan sering dianggap rendah oleh masyarakat Arab pada masanya. Namun, Nabi ﷺ menunjukkan kepadanya dan kepada umat Islam bahwa kemuliaan seseorang bukan berdasarkan status sosial, tetapi berdasarkan ketakwaan dan keimanannya.

Julaybib tidak diketahui siapa orang tuanya, dan ia tidak memiliki suku yang jelas, sesuatu yang sangat penting dalam masyarakat Arab kala itu. Karena itu, ia sering diremehkan dan dijauhi oleh banyak orang. Namun, Nabi ﷺ memperhatikannya dan membuktikan bahwa dalam Islam, setiap individu memiliki kedudukan yang sama di sisi Allah.

Julaybib dikenal sebagai sosok yang miskin, berpenampilan kurang menarik, dan sering diabaikan oleh masyarakat. Meskipun begitu, ia adalah seorang mukmin yang taat, berakhlak baik, dan memiliki hati yang bersih. Nabi ﷺ sangat menyayanginya dan sering menunjukkan perhatian khusus kepadanya.

Peran dan Keutamaan

Suatu hari, Nabi ﷺ meminta seorang sahabat Anshar untuk menikahkan putrinya dengan Julaybib. Awalnya, keluarga tersebut ragu dan hampir menolak, tetapi sang putri yang shalihah berkata, “Jika itu adalah perintah Rasulullah ﷺ, maka saya menerimanya.” Hal ini menunjukkan bagaimana Nabi ﷺ mengajarkan bahwa kemuliaan seseorang terletak pada imannya, bukan statusnya.

Setelah pernikahannya, Julaybib tetap aktif dalam jihad fi sabilillah. Dalam suatu pertempuran, ia bertempur dengan gagah berani. Setelah perang usai, Nabi ﷺ mencari Julaybib dan menemukannya telah gugur di medan perang dengan tujuh musuh di sekelilingnya yang telah ia kalahkan sebelum akhirnya syahid.

Ketika para sahabat mengangkat tubuh-tubuh para syuhada, Rasulullah ﷺ bersabda, “Apakah kalian kehilangan seseorang?” Mereka menjawab, “Tidak ada, ya Rasulullah.” Kemudian Nabi ﷺ berkata, “Tapi aku kehilangan Julaybib. Carilah dia.” Setelah menemukannya, Rasulullah ﷺ duduk di samping jasadnya dan bersabda, “Dia adalah bagian dariku, dan aku adalah bagian darinya.” Lalu Nabi ﷺ sendiri yang menguburkannya dengan penuh kasih sayang.

Hikmah yang Dapat Diambil

  • Islam mengajarkan bahwa kemuliaan bukan ditentukan oleh keturunan atau status sosial, tetapi oleh ketakwaan.
  • Keikhlasan dalam menerima keputusan Allah dan Rasul-Nya akan membawa keberkahan.
  • Setiap orang memiliki peran dan kontribusi dalam Islam, terlepas dari latar belakang mereka.
  • Rasulullah Sholallahu alaihi wasalam tidak menilai seseorang dari harta atau kedudukannya, tetapi dari keimanan dan akhlaknya.
  • Seorang Muslim sejati harus berjuang dengan penuh keberanian, meskipun ia berasal dari kalangan yang diremehkan.

Kesimpulan

Julaybib adalah contoh nyata bahwa dalam Islam, setiap individu memiliki nilai yang berharga di sisi Allah. Kisahnya mengajarkan kita untuk tidak menilai seseorang berdasarkan status sosial, tetapi berdasarkan keimanan dan akhlaknya. Ia menjadi bukti bahwa seseorang yang dianggap lemah oleh manusia bisa menjadi mulia di hadapan Allah dan Rasul-Nya.

Referensi:

  • Ibn Hajar Al-Asqalani, Al-Isabah fi Tamyiz al-Sahabah.
  • Al-Dhahabi, Siyar A’lam al-Nubala.
  • Ibn Kathir, Al-Bidaya wa Nihaya.

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button