Do’a Adalah Senjata Utama
Oleh : Arif Mahmudi (Peserta Sekolah Tabligh MT PWM JATENG di UMKABA)

Diriwayatkan oleh muslim bahwa ada tiga orang yang terjebak di dalam gua dan akhirnya hanya dapat selamat dengan do’a. Kita pernah pula mendengar bahwa Imam Ahmad mendo’akan seorang ibu yang lumpuh. Seketika ibu tersebut sembuh dari sakitnya. Kisah tentang betapa ampuhnya do’a tersebut amat banyak kita dapatkan pada masa salaf. Bahkan sahabat Sa’ad bin Abi waqosh tidak pernah tertolak do’anya.
Namun hari ini, betapa kita kehilangan keampuhan do’a yang merupakan senjata bagi orang mukmin. Bukan berarti do’a sudah tidak layak lagi untuk diterapkan pada abad modern ini, bukan pula karena Allah tidak sudi lagi mengkabulkan do’a hambanya, namun keampuan tersebut lenyap karena adanya penghalang yang dilakukan oleh manusia sendiri. Karena mereka melanggar aturan yang telah di gariskan oleh Allah yang menyebabkan terhalangnya do’a Pelanggaran tersebut berupa makan minum dan memakai sesuatu dari yang haram.
Di abad generasi Z ini, tak terbilang lagi banyaknya jenisnya makanan, minuman pakaian ataupun kosmetika yang muncul dengan berbagai kemasan dan merk. Ironisnya kaum muslimin tidak selektif dalam memilah dan memilih barang-barang yang mereka konsumsi di samping minimnya pengetahuan mereka tentang jenis barang-barang yang haram. Barangkali inilah masa yang di janjikan oleh Rosululloh:
“Akan ada di antara umatku yang memakan beraneka ragam makanan dan minuman, berpakaian dengan segala macam jenis pakaian dan asal bicara, mereka itulah seburuk buruk ummatku.” ( HR Thobroni )
Akibat buruk dari barang barang haram tersebut amat banyak namun kalau saja tidak ada akibat lain dari mengkosumsi barang haram selain terhalangnya do’a, maka ini adalah mala petaka yang besar karena orang orang yang telah kehilangan keampuhan do’anya berarti dia telah kehilangan senjata yang paling ampuh untuk meraih cita-citanya. Ibnul Qoyyim berkata: “Do’a merupakan sarana yang paling ampuh untuk mendapatkan sesuatu yang dicari dan menolak sesuatu yang di benci.”
KEUTAMAAN BERDO’A
Allah Ta’ala berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku, akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” ( QS Al Mu’min: 60 )
Dan juga Alloh Ta’ala berfirman :
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba hamba KU bertanya kepadamu tentang Aku maka jawablah,bahwasanya Aku adalah dekat Aku mengabulkan permohonan orang orang yang mendo’a apabila ia berdo’a kepada Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” ( QS Al Baqoroh: 186 )
Nabi bersabda:
ألدعاء هو العبادة قال ربكم أدعوني أستجب لكم
“Do’a adalah ibadah. Rob kalian telah berfirman: Berdo’ala kepada-Ku niscaya Akan Ku perkenankan bagimu.” (Abu dawud 2/ 78, At Tirmidzi 5/ 211, Ibnu Majah 2/ 1258)
Dari ayat Al Qur’an dan hadist di atas menunjukkan akan sebuah janji dari Alloh Ta’ala akan mengabulkan setiap doa doa hambanya, dan doa juga di sebut sebagai ibadah yang artinya ketika kita berdoa mendapat dua keutamaan yaitu nilai doa di kabulkan dan yang kedua nilai ibadah kepada Alloh Ta’ala justru orang yang tidak mau berdoa kepada Alloh Ta’ala di sebut sebagai orang yang sombong
Dalam berdoa kepada Alloh Ta’ala seorang akan di berikan tiga perkara di dalam doanya :
- Segera di kabulkan sesuai yang di minta
- Di ganti dengan yang lebih baik dari yang di minta
- Di kabulkan di akhirat, yang tentunya lebih baik balasanya
Maka janganlah kita lisan kita lelah berdoa karena tidak ada yang sia sia dalam doa, apalagi ketika kita berdoa mau mengakat tangan kita karena ada sebuah hadist dari Nabi Muhammad sholollohu alaihi wasalam bersabda:
إن ربكم تبارك وتعالى حيي كريم يستحيي من عبده إذا رفع يديه إليه أن يرد هما صفرا .
“Sungguh, Rob kalian Maha pemalu dan pemurah. Ia malu kepada hambaNya apabila ia mengangkat kedua tangannya kepadaNya, jika Ia mengembalikan kedua tangannya itu dalam keadaan kosong ( tidak di kabulkan Doanya )”( HR Abu dawud 2/ 78, At Tirmidzi 5/ 557, Ibnu Majah 2/ 1271 Ibnu hajar mengomentari: sanadnya jayyid )
Dan ada sebuah hadist yang melarang kita dengan berdoa denga doa yang buruak dalam sebuah hadist Nabi Muhammad sholollhu alaihi wa salam bersabda:
ما من مسلم يدعوا الله بدعوة ليس فيها إثم ولا قطيعة رحم إلا أعطاه الله بها إحدى ثلاث إما أن تعجل له دعوته وإما أن يدخرها له في الأخرة وإما أن يصرف عنه من السوء مثلها قالوا إذا نكثر قال الله أكثر
“Tidaklah seorang muslim berdo’a kepada Allah dengan permintaan yang di dalamnya tidak terdapat dosa atau permutusan silatr rohim kecuali Allah pasti memberikan kepadanya, karena do’a itu sala satu dari tiga Hal: Bisa jadi Allah segera mengabulkan do’anya itu, atau Dia menyimpan do’a untuknya di akherat atau Dia menghindarkannya dari keburukan yang sebanding dengan do’anya Para sahabat berkata: jika demikian kami akan memperbanyak do’a. Beliau bersabda: Allah lebih banyak lagi pemberiannya.”
( HR At Tirmidzi 5/ 566, dan 5/ 462, Ahmad 3/ 18 )
Maka sebelum kita berdoa kepada Alloh Ta’ala perlunya kita perhatikan adab adabnya sebagai berikut:
ADAB ADAB BERDO’A DAN SEBAB SEBAB DI KABULKANNYA DO’A
- Keikhlasan kepada Allah.
- Memulai do’a dengan membaca hamdalah dan sholawat Nabi, juga mengakhirinya dengan itu.
- Sungguh-sungguh dalam berdo’a dan yakin akan dikabulkan.
- Banyak mengulang do’a dan tidak tergesa gesa untuk dikabulkan.
- Kehadiran hati sewaktu berdo’a.
- Berdo’a baik dalam keadaan lapang maupun berat.
- Hanya berdo’a kepada Allah semata-mata.
- Tidak berdo’a untuk kejelekan, keluarga, harta, anak dan diri sendiri.
- Merendahkan suara dalam berdo’a, tidak terlalu pelan dan tidak terlalu keras.
- Mengakui dosa dan beristighfar ( memintak ampunan ) kepada Allah. Mengakui nikmat dan bersyukur kepada Allah terhadap nikmat-NYa.
- Rendah hati, khusyu’, di sertai perasaan berharap dan takut.
- Mengembalikan apa saja yang diperoleh secara Dzalim, diiringi dengan taubat.
- Berdo’a dengan mengulang tiga kali
- Menghadap kiblat.
- Mengangkat tangan ketika berdo’a.
- Berwudhu sebelum berdo’a, apabila bisa dilakukan dengan mudah.
- Hendaklah memulai berdo’a untuk diri sendiri, apabila hendak mendo’akan orang lain.
- Bertawasul kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang indah dan sifat sifat-Nya Yang Maha Tinggi dengan amal sholih yang pernah dilakukan, atau dengan perantaraan do’a orang sholih yang masih hidup dan berada di hadapannya.
- Hendaklah makanan dan pakaian orang yang berdo’a itu halal.
- Tidak berdo’a, memintak sesuatu yang mengandung dosa atau permutusan hubungan silaturrohim
- Menjauhkan diri dari seluruh perbuatan maksiat.
Demikian berapa adab dalam berdoa agar do akita di kebulkan oleh Alloh Ta’ala.