Artikel

Menjadi Insan yang Merdeka Imannya

Oleh : Zaenal Khusni (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng di UMKABA)

Bismillahirrahmanirrahim.Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahilladzi bini’matihii tatimmus shalihat. Wasshalatu wassalamu ‘ala nabiyyina Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Pemirsa yang dirahmati Allah, semoga kita senantiasa berada dalam naungan iman kepada Allah Ta’ala sehingga dapat bersama-sama menuju surga-Nya yang penuh kenikmatan.

Sebagai seorang muslim, tentu kita memahami bahwa iman adalah dasar keislaman yang harus dihayati dan diamalkan. Rukun iman dalam Islam terdiri dari enam perkara, yaitu: iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab Allah, nabi dan rasul, hari akhir, serta qadha dan qadar. Keenam rukun ini wajib kita yakini sepenuh hati tanpa ragu. Namun, mengapa iman memiliki kedudukan yang begitu penting? Mari kita telah bersama.

Kualitas Iman dalam Kehidupan

Kualitas iman seseorang tercermin dari pelaksanaan ibadahnya. Orang yang benar-benar merdeka dalam imannya akan melaksanakan ibadah sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya, tanpa menambah atau mengurangi. Prinsip ini sangat penting karena hukum asal ibadah adalah haram, kecuali jika terdapat syariat yang jelas untuk melakukannya.

Dengan kata lain, kita wajib berhentii praktik-praktik syirik, takhayyul, bid’ah, dan khurafat (TBCS). Syirik, misalnya, merupakan dosa besar yang dapat menghapus seluruh amal kebaikan seseorang. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an, Surat Az-Zumar ayat 65:

“Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, ‘Sungguh, jika kamu menyekutukan (Allah), niscaya akan menghapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang yang rugi.’ ( QS

. Az-Zumar : 65)

Ayat ini menegaskan betapa berbahayanya syirik dalam kehidupan seorang mukmin.

Larangan Takhayyul, Bid’ah, dan Khurafat

Selain Al-Qur’an, larangan terhadap takhayyul, bid’ah, dan khurafat juga banyak ditemukan dalam hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Salah satunya adalah hadits yang berbunyi:

“Barang siapa yang membuat hal baru dalam agama ini yang tidak berasal darinya, maka ia tertolak.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menjadi dasar bahwa segala bentuk penyimpangan dalam agama, baik berupa penambahan maupun pengurangan, adalah perbuatan yang ditolak dan tidak diterima oleh Allah Ta’ala.

Menjadi Insan Merdeka dalam Iman

Seorang insan yang merdeka imannya adalah mereka yang memiliki pemahaman agama yang lurus, menjalankan ibadah dengan ikhlas, dan menjauhkan diri dari segala bentuk kesyirikan serta penyimpangan agama. Hal ini tidak hanya menjadi bekal dalam kehidupan dunia, tetapi juga menjadi modal utama untuk kehidupan akhirat yang abadi.

Semoga kita senantiasa diberikan taufik oleh Allah Ta’ala untuk menjaga keimanan dan keikhlasan kita dalam beribadah. Hanya kepada-Nya kami memohon petunjuk dan pertolongan.

Wallahu a’lam bish-shawab.

wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

DITULIS OLEH; Zaenal Khusni (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng di UMKABA)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button