Apakah Ibadah Wajib Cukup Untuk Mengantarkan Kita Menuju Surganya Allah?
Oleh: Zaenal Khusni (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng di UMKABA)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah wasyukurillah ‘ala ni’matillah laa haula wala quwwata illa billah amma ba’du. Pemirsa pembaca dimanapun anda berada yang insyaallah dirahmati allah. Semoga nikmat iman,islam,dan ihsan selalu dilimpahkan kepada kita semua. Sholawat beriringan salam marilah tetap kita haturkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau sebagai suri tauladan yang utama bagi kita yang telah mengantarkan peradaban umat manusia dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah seperti sekarang ini
Pemirsa pembaca yang insyaallah dirahmati allah, pernahkah kita berpikir ibadah fardhu seperti shalat lima waktu,puasa ramadhan,zakat dan lainya bisa mengantarkan kita menuju ke surganya allah tanpa menambah ibadah yang lain?seperti hanya mengerjakan yang fardhu tanpa menambah yang sunnah? Tentunya hal tersebut membuat kita bertanya-tanya. Tetapi anda tidak perlu bingung, sebab hal tersebut sudah dijelaskan nabi dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh imam Muslim sebagai berikut.
عن أيب عبد الله جابر بن عبد الله األنصاري ريض الله عنهام : أن رجال
وَأَحْلَلْتُ الْحَلَ لَ وَحَرَّمْتُ الْحَرَامَ وَلَمْ أَزِدْ عَلَ ذَلِكَ شَ يْئًا أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَوسلم فقال أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ وَصُمْتُ رَمَضَانَسأل رسول الله صىل الله عليه وآله
قَالَ نَعَمْ رواه مسلم . ومعنى حرمت الحرام : اجتنبته . ومعنى أحللت
الحالل فعلته معتقدا حله
Dari Abu Abdullah Jabir bin Abdullah Al Anshari Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa ‘ala Aalihi wa Sallam, dia berkata:“Apa pendapatmu jika saya melaksanakan shalat wajib, berpuasa Ramadhan, saya menghalalkan apa yang halal, dan mengharamkan yang haram, dan saya tidak menambahkan hal itu sedikit pun, apakah saya akan masuk surga?” Rasulullah menjawab: “Ya.” (Diriwayatkan Imam Muslim, makna mengharamkan yang haram: menjauhkannya, makna menghalalkan yang halal: menjalankannya dengan keyakinan kehalalan perbuatan itu)
Kita lihat hadits ini masih bermakna Umum, bahwa orang yang bertauhid dengan cara yang benar akan masuk ke surga. Tetapi, bertauhid secara benar itu seperti apa? Maka dijelaskan oleh hadits yang sedang kita bahas ini, yakni di antaranya dengan menjalankan kewajiban shalat, puasa Ramadhan, menghalalkan yang halal, dan mengharamkan yang haram. Amalan dalam hadits ini hanyalah contoh saja, masih banyak amal lain yang dapat mengantarkan ke surga yang tidak disebutkan dalam hadits ini
Hadits ini memberikan rincian tentang perbuatan apa saja yang bisa mengantarkan seseorang masuk ke surga, setelah dia bersyahadat, yang merupakan perinci dari beberapa hadits lain yang masih umum.
Hadits ini menjadi penguat dan penegas atas konsep Yusrul Islam (kemudahan Islam). Islam memberikan kabar gembira kepada umatnya bahwa jalan menuju surga itu sebenarnya mudah yakni menjalankan kewajiban pokok dalam agama, walaupun tidak ditambah-tambah dengan yang sunah. Itu sudah cukup mengantarnya ke surga sesuai dengan janji nabiNya, Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Shalat adalah amal yang tidak melelahkan, tidak lama, dan caranya sudah ada tinggal ikuti pedoman saja. Tidak bisa berdiri, bisa duduk, kalau tidak mampu juga, bisa berbaring dan seterusnya. Puasa adalah amal yang tidak berongkos, hakikatnya hanya pemindahan jam makan saja, dan justru menyehatkan kita. Kalau sedang ada uzur, boleh kita berpuasa di hari lain. Zakat hanya diwajibkan pada jenis harta tertentu, itu pun jika sudah mencapai nishab (grade minimal), jika belum mencapai nishab maka tidak wajib. Haji juga diwajibkan bagi yang mampu finansial dan fisik. Jika dalam keadaan tidak mampu secara finansial dan fisik maka dia tidak wajib. Ternyata betapa mudah jalan menuju surga.Ada pun jalan menuju siksa dan azabNya, begitu mahal dan sulit, juga dengan dampak dunia yang mengerikan. Misalnya, mencuri tentu membutuhkan keberanian dengan segudang resiko yang mematikan seperti potong tangan (jika hukum Islam diberlakukan), atau penjara, bahkan amuk massa. Berzina membutuhkan modal untuk membayar pelacur, kalau pun tidak bayar, serentetan resiko tetap menanti seperti HIV/AIDS, hamil di luar nikah, penyakit kelamin, juga tentunya amuk massa jika tertangkap basah. Mabuk juga membutuhkan biaya untuk membeli minuman keras, kalau pun gratis, mabuk tetaplah merusak otak dan tubuh bagi pelakunya. Membunuh manusia secara tidak hak, juga demikian mengerikan dampaknya yakni hukuman mati menantinya. Ternyata betapa berat, mahal, dan memalukan sekali jalan menuju neraka. tetapi, kenapa lebih banyak peminatnya? Islam itu mudah, lapang, dan manusiawi, tapi umatnya yang mempersulit dirinya sendiri.
Allah menghendaki kemudahan bagi hambanya seperti yang tertulis didalam surat Al Baqarah ayat 185
يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ
“Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”(QS. Al-baqarah;185).
Pemirsa pembaca yang insyaallah, kesimpulan dari hal-hal yang ada diatas adalah bagaimana kita sebagai seorang muslim memposisikan diri dan menata hati agar tetap teguh didalam agama allah. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak melaksanakan perintah allah yakni untuk beribadah sesuai tuntunan syariat islam, juga menjauhi apa yang menjadi laranganNya. Karena berislam itu sangat mudah
Semoga kita senantiasa dapat meningkatkan iman dan taqwa kepada allah untuk mencapai ridhoNya
Sekiranya itu yang sapat saya sampaikan dalam tulisan ini, kesalahan penulisan kata dan penyusunan kalimat mohon dimaafkan
Lastu bikhoiri minkum wa lastu bi ahsani minkum. Syukron katsiron
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ditulis oleh:
Zaenal Khusni (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng di UMKABA)