Artikel

Ujian – Ujian Kehidupan

Oleh: Wiji Rahayu (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng di UMKABA)

Pernahkah Anda ikut ujian pada waktu sekolah dahulu?

Bagaimana Hasilnya…?

Kalau di sekolah kita mendapatkan ilmu terlebih dahulu Baru mengikuti ujian.

Kalau ujian di kehidupan, kita diuji oleh Allah, baru kita akan mendapatkan pelajaran dari ujian yang Allah berikan.

Manusia itu salah satu makhluk yang paling istimewa dengan berbagai macam daya tahannya disertai dengan karakternya. Betapapun manusia itu berbeda ukuran dan karakterenya, tetapi manusia tetap membutuhkan Allah sebagai pegangan dalam kehihidupannya.

Agar manusia bisa hidup bahagia dunia dan akhirat, maka Allah memberi petunjuk kepada mereka.

Namun manusia juga berbeda-beda dalam menanggapi petunjuk Allah tersebut. Ada yang mengimani 100%, ada juga yang memanfaatkan ayat-ayat Allah, yang sesuai diimani yang tidak sesuai diingkari. Ada juga yang 100% menolak petunjuk Allah.

Agar manusia di dunia kelihatan benar apa yang diucapkan ataupun dusta. Allah pasti menguji hambanya ketika manusia hidup di dunia. Hal itu sebagaimana ditunjukkan Allah dalam Ayat-ayat suci Al Qur’an.

QS. Al – Ankabut 1 – 3

الم {1}

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ {2}

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ {3}

Alif laam miim., Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

QS. Muhammad : 31

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّىٰ نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ {31}

Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan akan Kami uji perihal kamu.

QS. Al Baqoroh : 155 (Ujian berupa musibah)

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

QS. Al Baqoroh : 124 (Ujian Nabi Ibrahim ‘alaihissallam disuruh menyembelih anaknya)

وَإِذِ ابْتَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ

dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”.

QS. Al An’am : 153 (Ujian ketaatan pada Allah)

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.

QS. Al Kahfi : 7 (Ujian Nikmat)

إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.

QS. Al Munafiqun : 9 (Ujian Tuntutan anak yang hakikatnya menjerumuskan ke dalam kemaksiatan)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

Wahai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.

QS. Al An’am : 116 – 117 (Ujian lingkungan, tetangga, pergaulan, tempat dan suasana kerja, termasuk sistem pemerintahan/negara)

وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ {116}

إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ مَنْ يَضِلُّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ {117}

dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)

Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk.

QS. Al Anbiya : 35 (Ujian berupa kehidupan dan kematian)

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ {35}

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.

QS. Al A’raf : 168 (Ujian kesholehan seseorang apakah mereka menjadi sombong atau bertambah tawadhu’nya kepada Allah)

وَقَطَّعْنَاهُمْ فِي الْأَرْضِ أُمَمًا ۖ مِنْهُمُ الصَّالِحُونَ وَمِنْهُمْ دُونَ ذَٰلِكَ ۖ وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ {168}

dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).

Kehidupan ini adalah penuh dengan ujian. Kalau tidak mau diuji mati saja.

Ujian yang berada di luar keinginan kita/hamba

Musibah berkaitan dengan dirinya

Musibah berkaitan dengan tubuhnya atau hartanya.

Orang yang dia cintai, keluarganya, anak-anaknya, istri, orang tua dll.

Musibah yang berkaitan dengan tubuhnya: cacat, sakit

Musibah yang berkaitan dengan hartanya: kerja mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, tiba-tiba mengalami kebangkrutan.

Ujian kerja: anak sakit, orang tua meninggal, adiknya ginilah, kakaknya gitulah.

Tujuannya : mengangkat derajat hamba.

Ujian karena sebab perbuatan hamba

Karena ketaatan yang dilakukan.

Contoh: Jihad: jangan malas dalam mengejar musuh. Sesunggunya jika kamu merasa sakit, sebetulnya mereka juga merasakan penderitaan yang kamu rasakan.

Q.S An Nisa’ : 104

وَلَا تَهِنُوا فِي ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ ۖ إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ ۖ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا {104}

janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). jika kamu menderita kesakitan, Maka Sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Haji dan umroh pasti ada kesulitan di dalamnya. Haji dan umroh adalah jihadnya para wanita, pahalamu sesuai kadar keletihanmu.

Beramal makruf nahi mungkar. Banyak yang tidak suka karena mengatakan halal – haram.

Karena kemaksiatan/perbuatan hamba itu sendiri

Jika sabar mengangkat derajat, mengeluarkan dosa

Jika tidak sabar, ini adalah hukuman dan mengambah dosa

Sikap manusia dalam menghadapi ujian.

Mengeluh. Tidak menerima (jaza’)

Bersabar

Ridho dengan musibah

Bersyukur

Bagaimana bisa bersyukur

Nampak dari tulisan dan perbuatan, yang semua asalnya dari hati.

Apa yang didapat: musibah menambah dosanya jangan lihat ke atas, lihatlah ke bawah.

Hukumnya haram

Sabar: Hatinya pedih namun dia menahan diri, lisan dan perbuatannya meski dia tidak suka dengan ujian tersebut. Merenungkan ganjaran musibah, musibah mengurangi dosa, dengan musibah dosa berkurang dan mengangkat derajat manusia

Hukumnya wajib.

Ridho dengan musibah: Hatinya tidak marah, tidak terima / hatinya menerima musibah

Hukumnya sunnah

Pahalanya lebih besar dari sabar.

Bersyukur : Derajat tertinggi.

Dia senang dengan musibah tersebut. Dia tidak ingin hilang dengan musibah tersebut. Dia tidak masalah musibah itu besertanya.

Bagaimana bisa bersyukur:

Melihat kepada yang lebih susah. Jangan lihat kata

Merenungkan ganjaran musibah. Mengurangi dosa dengan, mengurangi dosa dengan

Merenungkan hikmah musibah

Mengurangi dosa sering istighfar tetapi tidak mempan karena tidak fokus.

Saking besar pahala di akhirat:

Sesungguhnya orang yang bersabar diberi pahala tanpa batasan dari Allah SWT. Orang yang di dunia tidak dapat ujian dia berangan-angan seandainya kulit digergaji waktu di dunia. (org itu ingin mendapatkan pahala seperti orang yang  dapat ujian di dunia)

Hikmah Musibah

Dengan musibah kita tahu lemahnya diri kita

Dengan musibah kita tahu kadar nikmat dari Allah SWT

Dengan musibah kita tidak jadi sombong dan angkuh

Dengan musibah kita ditegur oleh Allah atas kelalaian sehingga kita memperbaiki diri.

Dengan musibah kita tidak jadi ujub.

Tidak tentram dengan dunia.

Dunia ini tidak semuanya manis. Kata imam Syafi’i sesunggunya ujian kehidupan itu datang tidak berhenti-berhenti, kesenangan datang sesekali, kadang diuji dengan musibah. Keluarganya ada yang meninggal dunia.

Dunia isinya adalah kesedihan dan kekhawatiran, maka kita berharap dengan akhirat yang sudah tidak ada lagi kesedihan, dan tidak ada lagi rasa kekhawatiran, yang ada hanyalah adalah kegembiraan.

Mudah-mudahan kita bisa beranjak menjadi sabar, ridho dan bersyukur karena pahalanya besar di sisi Allah SWT.

Wallahu ‘alam bishowab

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button